Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Sabtu (7/11) malam, diusung beramai-ramai oleh prajurit TNI Batalyon Infanteri (Yonif) 642/Kapuas yang bertugas di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat, saat berkunjung ke daerah perbatasan itu. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)
12 November 2009, Entikong -- Suasana Sabtu (7/11) malam di Pos Pengamanan Perbatasan Gabungan Bersama Indonesia-Malaysia di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, benar-benar meriah layaknya perayaan. Setelah sejumlah sambutan serta makan-makan nasi sayur lodeh berlauk ayam goreng dan sambal lalap, acara pun berlanjut dengan hiburan tari-tarian tradisional dan musik hidup.
Saat entakan musik dan lantunan tembang ”Cari Jodoh” karya grup band Wali dimainkan, suasana semakin menghangat. Sejumlah lagu dibawakan dengan energik oleh duet penyanyi electone cantik nan semlohei, yang khusus dihadirkan Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro ke kunjungan kerjanya itu.
Sejumlah prajurit Batalyon Infanteri 642/Kapuas dan 10 personel Tentera Diraja Malaysia (TDM), yang malam itu hadir dalam ramah-tamah dengan Menhan, beberapa waktu tampak belum berani maju berjoget. Mereka hanya bergoyang di dekat kursi masing-masing.
Sekonyong-konyong, Menhan yang baru dilantik beberapa hari itu berdiri menghadap belakang ke arah prajurit dan langsung melambaikan tangannya memberikan aba-aba. Ia meminta agar prajurit yang ingin berjoget tidak ragu-ragu untuk ke depan.
Sesaat suasana kian cair. Ditambah lagi, tanpa ragu-ragu, Purnomo ikut maju berjoget bersama prajurit. Selain bergoyang poco-poco, sejumlah prajurit pun menggendong sang menteri yang berperawakan mungil itu. Beberapa pejabat rombongan dari Jakarta pun satu per satu ikut menyumbangkan keahliannya bernyanyi.
Suasana makin gayeng dan akrab, tak ada lagi sekat protokoler. Namanya juga ramah-tamah. Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo menyumbang sebuah lagu dangdut ”Cucakrowo” dan perwira TDM Letnan Kolonel Nahar menyumbang dua lagu evergreen.
Setelah itu, masih ada pula Asisten Operasi Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Supiadin ikut menyanyikan tembang lawas dengan diiringi tiupan flute oleh Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Dephan Budi Susilo Supandji, yang malam itu tak mau kalah unjuk kebolehan.
Acara diakhiri dengan bersama-sama menyanyikan beberapa lagu bertema perjuangan dan cinta Tanah Air. Tidak lupa pula penyerahan bingkisan dari Dephan dan Mabes TNI bagi prajurit yang bertugas di sana.
Keramaian dan acara hiburan macam itu diakui sejumlah prajurit benar-benar momen yang teramat jarang. Hiburan macam itu terbilang sangat berarti buat mereka di tengah tugas pengawasan dan pengamanan perbatasan yang melingkupi wilayah yang luas.
Pos pengamanan
Bagaimana tidak, panjang jalur perbatasan dengan bagian timur Malaysia itu saja mencapai 1.020,8 kilometer, yang baru 80 persennya saja didirikan pos pengamanan perbatasan TNI. Sisanya, sekitar 200 kilometer, masih relatif belum terawasi.
Untuk menjaga sepanjang kawasan perbatasan itu didirikan 31 pos pengamanan perbatasan, yang rata-rata dijaga dua regu pasukan TNI Angkatan Darat. Mereka digilir dari batalyon di bawah Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Tanjungpura.
Menurut Panglima Kodam VI/Tanjungpura Mayjen TNI Tono Suratman, mendirikan pos pengamanan perbatasan bukan perkara gampang. Sebelumnya harus dipastikan dahulu pos itu dilalui infrastruktur jalan, yang selain menjamin mobilitas pasukan juga memudahkan pasokan logistik.
Kawasan hutan di wilayah itu bukanlah daerah yang ramah. Selain bergunung-gunung dan rapat ditumbuhi tanaman hutan, jalur yang ditempuh pun kadang harus melalui sungai. Dengan medan seperti itu, mobilitas pasukan yang berpatroli mengalami hambatan besar.
”Untuk mengatasi kekurangan itu, rencananya TNI akan memasang satu radar tambahan lagi di kawasan Putusibau, yang sudah disetujui Panglima TNI dalam rencana strategis tahun 2010. Selama ini baru ada dua radar, di Balikpapan, Kalimantan Timur, dan Pontianak, Kalimantan Barat,” ujar Tono.
Dalam kunjungan itu, Purnomo menambahkan, Dephan juga tengah mengupayakan percepatan kenaikan remunerasi bagi prajurit TNI. Juga bagi mereka yang ditugaskan di wilayah perbatasan dan pulau terluar.
”Untuk kenaikan remunerasi, kami usahakan bisa dilaksanakan tahun 2010 atau setahun lebih cepat dari rencana sebelumnya. Selain itu, kami juga upayakan realisasi menaikkan tunjangan khusus bagi prajurit TNI yang ditugaskan di daerah perbatasan dan pulau terluar,” ujar Menhan.
Saat dihubungi terpisah, Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Marsekal Muda TNI Sagom Tamboen menyambut gembira jika benar pemerintah tengah mengupayakan perbaikan pendapatan prajurit TNI, terutama dalam konteks remunerasi dan tunjangan.
Hal itu, kata Sagom, sangat membantu menaikkan kesejahteraan prajurit TNI, yang sampai saat ini masih relatif kurang lantaran kemampuan anggaran negara masih terbatas. Akan tetapi, selama ini masih belum ada kebijakan tunjangan yang diberikan kepada prajurit yang bertugas di daerah perbatasan atau pulau terluar.
”Sepanjang yang saya tahu, yang ada hanya tunjangan untuk prajurit TNI di daerah terpencil. Besarannya sekitar Rp 600.000 per orang per bulan dan itu pun hanya di Papua. Kalau memang ada tunjangan khusus untuk prajurit yang tugas di perbatasan atau pulau terluar, kami tentunya menyambut baik karena sampai sekarang setahu saya itu belum ada,” ujar Sagom.
Akan tetapi, tetap juga harus dipertimbangkan soal rincian siapa saja prajurit TNI yang ditugaskan di kedua kawasan seperti itu. Apakah, tambah Sagom, hanya mereka yang sudah ditempatkan secara organik atau juga termasuk prajurit yang mendapat giliran penugasan dalam jangka waktu tertentu.
Sagom mengaku lebih menginginkan jika tunjangan bisa diberikan kepada kedua jenis prajurit TNI yang ditugaskan tadi, baik yang sudah melekat secara organik ditempatkan di kawasan teritorial itu maupun mereka yang mendapat giliran tugas dalam jangka waktu tertentu.
Malam pun kian larut di Pos Gabungan Bersama Indonesia-Malaysia di Entikong. Lagu perpisahan pun nyaris tuntas dinyanyikan.
KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar