Super Tucano akan mengantikan OV-10 Bronco yang sudah lama digrounded TNI AU. (Foto: Embraer)
14 November 2009, Surabaya -- Anggaran militer dalam APBN 2010 naik sekitar Rp7 triliun hingga Rp10 triliun dibanding APBN 2009. Anggaran ini akan dimanfaatkan untuk pengadaan alutsista dan pemeliharaannya, pengembangan kesiapsiagaan operasional, pendidikan dan latihan, serta kesejahteraan prajurit.
Hal ini disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso dalam serah terima jabatan Kepala Staf TNI AL dari Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijanto kepada penggantinya Laksamana Madya TNI Agus Suhartono yang digelar di Markas Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) di Dermaga Ujung Surabaya, Jumat (13/11).
Meski demikian, Djoko mengaku belum mengetahui alokasi untuk TNI, karena anggaran itu masuk dalam departemen pertahan. "Kita belum tahu dari seluruh anggaran militer itu berapa yang dialokasikan untuk TNI karena anggaran itu masuk di Dephan," katanya.
Menurut Djoko, pengadaan dan pemeliharaan alutsista dipandang penting karena untuk meningkatkan profesionalitas TNI serta mencapai zero accident dalam pengoperasian alutsista. Di lain sisi, kesiapsiagaan operasional, kata Djoko, juga membutuhkan biaya besar. Untuk itu kenaikan anggaran militer nanti akan dimanfaatkan seefisien mungkin untuk meningkatkan kesiapsiagaan personel dan alutsista.
Untuk diketahui, dalam Rancangan APBN 2010, pemerintah mengusulkan pada DPR untuk menaikkan anggaran pertahanan lebih dari 20 persen dari Rp33,6 triliun menjadi Rp40,6 triliun.
JURNAL NASIONAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar