
15 November 2009, Surabaya -- Kepala Staf Angkatan Laut yang baru saja dilantik Laksamana Madya TNI Agus Sumatono mengaku sangat bangga diangkat menjadi warga kehormatan Marinir. Hal ini dikatanya seusai memimpin upacara HUT ke-64 Marinir di Karang Pilang.
"Saya sangat bangga dan berterima kasih atas penganugerahaan warga kehormatan Marinir," katanya kepada wartawan, Minggu (15/11/2009).




Mantan Panglima Komando Armada Kawasan Barat ini juga mengungkapkan jika penunjukan dirinya menjadi inspektur upacara HUT ke-64 Marinir yang di Lapangan Apel Trian Sutedi Senaputra merupakan tugas pertamanya sebagai pucuk pimpinan usai menjabat sebagai KSAL.
"Ini tugas pertama saya di Angkatan Laut yakni memimpin upacara HUT Marinir dan saya sangat bangga," tandasnya.
Personel sebanyak 4.776 orang hadir dalam upacara itu. Berbagai pertunjukkan disiapkan oleh panitia. Diantaranya aksi sniper yang menembak sasaran dengan jarak sekitar 300 meter, demonstrasi bela diri karate, tarian Tanduk Majeng yang dibawakan oleh Jalasenastri dan ditutup dengan penampilan deffile pasukan dan material.
Panser dan Tank Baru Akan Lengkapi Alutsista Marinir
Marinir dipastikan dalam waktu dekat akan memiliki alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari Rusia dan Korea Selatan. Kedua alutsista itu merupakan hibah serta hasil dari pembelian anggaran Departemen Pertahanan.
Hal itu diungkapkan KSAL Laksamana Madya TNI Agus Sumartono usai memimpin upacara Peringatan HUT ke-64 Marinir di Lapangan Apel Trian Sutedi Senaputra, Karang Pilang, Surabaya, Minggu (15/11/2009).




"Insya Allah dalam waktu dekat atau tahun depan akan segera datang sebanyak 17 BMP 3F (panser) dari Rusia serta kita juga mendapat hibah dari Korsel sebanyak 10 yakni LVT 7," ungkapnya.
Dari sisi teknologi kata mantan asisten operasi KSAL ini menuturkan kedua alutsista itu bisa diandalkan dalam pertempuran serta mempunyai daya tempur yang bagus.
"Tentunya sisi teknologi yang dimiliki khususnya alutsista dari hibah masih lebih maju serta daya tempurnya masih bagus. Sebenarnya yang ditawarkan banyak tapi setelah kita pilih hanya ada 10 yang bagus. Percuma kita diberi 30 tapi tidak bisa digunakan untuk operasional," tuturnya.
Dia ingin mensinergikan kekuatan marinir ke dalam struktur kekuatan pokok minimum. Yang artinya bagaimana menciptakan kemampuan tidak hanya menunjukkan jumlah tapi kemampuan tempur. "Tidak ada gunanya kekuatan besar jika tidak mempunyai kemampuan tempur," tandasnya.
detikSurabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar