Panser Anoa 6x6 buatan dalam negeri ini selanjutnya akan diserahkan Dephan kepada Mabes TNI untuk kebutuhan pasukan TNI AD. (Foto: detikFoto/Ramadhian Fadillah)
20 November 2009, Jakarta -- Pemerintah mengalokasikan Rp800 miliar dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran 2010 (DIPA). Ini merupakan langkah nyata untuk mendukung BUMN industri strategis, khususnya untuk industri pertahanan.
Menurut Sekjen Dephan Letjen Sjafrie Sjamsuddin kepada wartawan di Jakarta, Jumat (20/11), "Sekarang sudah dimasukkan dalam DIPA. Tahun lalu, pinjaman dalam negeri belum aplikatif, belum masuk dalam DIPA. Alokasi anggaran alutsista dalam negeri itu Rp800 miliar. Tahun lalu, tidak ada sama sekali."
Ia meyakinkan, revitalisasi industri pertahanan untuk periode pemerintahan kali ini berbeda dengan pemerintah periode lalu. Ia menyatakan, perbedaan itu terdapat dalam pelaksanaan revitalisasi BUMN industri strategis. "Dulu itu revitalisasi berpikir. Sekarang sudah revitalisasi pelaksanaan. Artinya, harus ada regulasi," sahutnya.
Ia menambahkan bahwa pembahasan revitalisasi industri pertahanan memerlukan jangka waktu agak panjang. Revitalisasi ini, ujar dia, bagaimana komitmen user, supplier, dan pembuat kebijakan. Dalam hal ini, komitmen melibatkan TNI, BUMN industri strategis, dan pemerintah yang dikongkretkan dalam kegiatan transaksional.
Dalam lokakarya yang diselenggarakan Selasa lalu, TNI telah menyampaikan keluhannya kepada produsen sebagai bahan masukan. Menurutnya, TNI ingin ada proses pengiriman produk tidak ada penundaan seperti yang selama ini terjadi. TNI juga menyampaikan harapan agar kualitas produk yang dihasilkan BUMN industri stratetgis bisa bersaing dengan pihak luar.
MEDIA INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar