Rabu, 06 Oktober 2010

Gagak, Burung yang Cerdas

gagak
Suatu saat di masa lampau, nenek moyang manusia belajar dari burung gagak, yaitu ketika putra Adam, Qabil, membunuh saudaranya, Habil. Ini terekam dalam Alquran surat Al Maidah ayat 31: “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di Bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil, ‘Aduhai celaka aku, mengapa aku tak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?’ Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal”.

Akan tetapi, apakah gagak termasuk binatang yang cerdas? Burung biasanya dianggap bukan binatang cerdas, bahkan ada istilah “otak burung” yang berarti “bodoh”. Selama ini yang sering terdengar sebagai binatang cerdas adalah anjing, simpanse, atau lumba-lumba.

Namun, perilaku gagak menarik perhatian para ilmuwan untuk meneliti burung ini. Melalui serangkaian penelitian, para ilmuwan mengungkapkan bahwa burung gagak yang dalam banyak budaya dianggap sebagai pertanda nasib buruk, dan kematian-masuk dalam binatang cerdas.

Hasil penelitian ahli zoologi, Bernd Heinrich dari Universitas Vermont Kanada dan Thomas Bugnyar dari Universitas St. Andrew Skotlandia menunjukan bahwa gagak memiliki kemampuan mental yang luar biasa. Dalam penelitian tersebut, burung gagak mampu menyelesaikan tugas-tugas kompleks yang belum pernah ditemui sebelumnya. Burung gagak juga tidak terprogram untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut secara alami. Burung ini mampu menemukan solusi yang kreatif dan logis untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dihadapinya. Yang lebih mengejutkan, mereka bisa mengerjakannya pada kali pertama tanpa proses trial and error.

Dalam salah satu eksperimen, burung gagak di sebuah tenggeran sementara sepotong daging tergantung pada seutas tali. Untuk mendapatkan daging tersebut, si gagak menarik bagian demi bagian dan memegang gulungan tali dengan cakarnya hingga daging tersebut dapat diraih. Beberapa binatang bisa dilatih bagaimana memperoleh makanan dengan cara seperti itu, tetapi gagak dapat mengerjakan aksi tersebut secara langsung padahal burung tersebut sebelumnya belum pernah melihat tali atau menghadapi daging yang tergantung pada tali.

Bagaimana gagak memiliki kemampuan untuk belajar terekam dalam kamera CCTV di Jepang. Pertama, mereka belajar memecahkan kacang berkulit keras dengan cara menjatuhkan kacang tersebut dari pohon yang tinggi ke jalanan. Lalu, burung gagak tersebut mengembangkan metodenya dengan menjatuhkan kacang pada jalur kendaraan yang melaju cepat sehingga kacang tersebut pecah lebih cepat. Dan untuk menghindari resiko tergilas kendaraan, burung gagak tersebut memperbaiki tekniknya dengan mempelajari lampu lalu lintas. Ketika lampu lalu lintas merah, burung gagak tersebut menukik turun untuk menyambar kacang.

Pengamatan Revven Yosef dari International Birding and Research Center di Israel menunjukan kemampuan gagak untuk bekerja sama dalam perburuan mangsa seperti kadal. Burung gagak menunggu hingga kadal keluar dari liangnya, kemudian dua burung gagak memblok jalan masuk liang sehingga kadal tak memiliki jalan untuk kabur. Burung-burung gagak yang lain kemudian menyerang kadal tersebut hingga mati. Hanya setelah kadal tersebut benar-benar mati, dua burung gagak penjaga liang akan bergabung dengan kawanannya untuk menikmati buruannya. Cara berburu seperti ini mengharuskan burung-burung gagak saling mengetahui pikiran satu sama lain dan pikiran kadal.

Tanda lain dari intelegensi gagak yang tinggi adalah kemampuan untuk mengenali diri sendiri ketika mereka bercermin. Mereka juga mampu beradaptasi di berbagai daerah mulai dari padang pasir hingga pegunungan.
Burung gagak juga bisa memanfaatkan binatang lain untuk memperoleh makanan yang tak bisa didapatkan oleh mereka sendiri. Misalnya, mereka akan memanggil serigala dan coyote untuk memburu mangsa potensial sehingga mereka bisa menikmati bangkai mangsa tersebut. Atau dengan menunggu jenis burung lain menangkap mangsa lalu dengan cerdik merebut mangsa tersebut untuk mereka sendiri.

Banyak binatang memiliki kemampuan untuk melakukan aksi-aksi rumit, misalnya membangun sarang. Namun, kemampuan ini biasanya telah terprogram secara genetis dan hanya melibatkan seditik intelegensi. Namun gagak berbeda, mereka adalah mahluk yang mampu membuat keputusan rumit yang menunjukan kemampuan menggunakan logika. (Akhmad Taufik, alumnus Universitas Padjadjaran/”PR”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar