Senin, 07 Juni 2010

Wilayah Selat Malaka Berangsur Aman

KAL Tedung ini, merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau kepada pihak Lanal Dumai. Kapal seharga sekitar 12 miliar ini, setiap saat melakukan patroli di kawasan Selat Malaka dengan 17 anggotanya. (Foto: detikFoto/Chaidir Anwar Tanjung)

07 Juni 2010, Jakarta -- Kerawanan yang terjadi pasca penyergapan terorisme yang terjadi di Provinsi Aceh relatif menurun. Hal ini disampaikan oleh Panglima Komando Armada Kawasan Barat Laksda Marsetio kepada wartawan di Jakarta, Senin (7/6).

"Itu sudah tidak ada apa-apa. Sudah menurun dan sekarang ini yang berjalan adalah fungsi intelijen," ujar Marsetio.

Ia menambahkan bahwa wilayah perairan Selat Malaka merupakan tanggung jawab gugus tempur laut barat. Selat ini merupakan salah satu dari kawasan perairan lain yang termasuk rawan, yakni Laut China Selatan, Laut Natuna, Perairan NAD dan perairan Kalimantan Barat. Kadispenarmabar Letkol Supriyono menyatakan untuk mendukung tugas pengamanan laut kawasan barat tersebut Guspurlabar dilengkapi beberapa jenis kapal sesuai dengan kebutuhan.

"Kapal-kapal yang berada dibawah kendali operasi Guspurlabar sesuai kebutuhan yang diperlukan saat ini terdiri atas jenis Perusak Kawat Rudal (PKR), Jenis Van Speijk, Perusak Kawal Jenis Parchim, Angkut Tank Jenis Frosch, Penyapu Ranjau Jenis Condor dan Patroli Cepat, juga termasuk unsur udara Jenis Fix Wing dan Rotary Wing," ujar Kadispenarmabar.

Dalam kesempatan yang sama, Marsetio memimpin serah terima jabatan Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar yang dijabat Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan sejak 16 Oktober 2009 sampai dengan 7 Juni 2010, digantikan oleh Kolonel Laut (P) Dedy Yulianto. Dedy Yulianto sebelumnya menjabat Wakil Komandan Lantamal III Jakarta. Selanjutnya, Laksamana Pertama TNI Didit Herdiawan akan menjabat Kepala Staf Koarmabar.

MI.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar