Kapal latih TNI AL KRI Ki Hajar Dewantoro. (Foto: Batamtoday.com)
11 Juni 2010, Surabaya -- TNI AL melalui Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) kembali mendidik dan menggembleng puluhan perwira spesialisasi perwira ahli peperangan laut yang dibuka Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksma TNI Totok Permanto di Gedung Bettel Geus, Pusat Pendidikan Lanjutan Perwira (Pusdiklapa), Kobangdikal, Morokrembangan, Selasa (11/6).
Pendidikan Spesialisasi perwira peperangan laut atau yang dikenal dengan PWO (Principle Warfare Officer) dan diikuti 20 orang perwira berpangkat kapten tersebut dilangsungkan di Sekolah Lanjuta Perwira (Selapa) selama 3,5 bulan. Menurut Dankodikopsla, PWO, ditujukan untuk mendidik perwira Korps delapan mata angin itu (red: Korps Pelaut) menjadi perwira peperangan yang mampu merespons peluang dan ancaman dengan segera dan melaksanakan tugas-tuhgas peperangan laut di KRI kombatan.
Penyiapan SDM dewasa ini, Lanjutnya harus menempati prioritas utama dalam upaya membangun TNI AL yang besar, kuat, dan profesioanal, hal tersebut dihadapkan dengan implikasi dari dinamika perkembangan lingkungan strategik global yang menebar berbagai ancaman yang harus diantisifasi secara tepat, cepat, cerdas dan bijak.
Salah satunya, ujar totok, adalah ancaman faktual, berupa pelanggaran wilayah, keimigrasian, kegiatan perikanan yang tidak sah, penyelundupan, perompakan laut, sabotase objek vital, teror laut dan lainnya. Kemudian ancaman potensial, berupayang bersumber dari adanya berbangai permasalahan yang dapat berkembang kearah konflik bersenjata, misalnya batas perairan atau wlayah termasuk sumber alam yang ada dibawahnya.
Untuk menjawab berbagai ancaman tersebut, pimpinan telah merumuskan pembangunan kekuatan sampai dengan tahun 2024 yaitu angkatan laut yang besar, kuat dan profesional. Pada dasarnya, kekuatan yang dibangun merupakan struktur kekuatan angkatan laut yang memenuhi persyaratan sebagai kekuatan dalam tataran green water navy yaitu kekuatan yang dapat dihandalkan untuk menegakkan stabilitas keamanan dan berkemampuan menga-dakan perlawanan terhadap setiap ancaman.
Green water navy harus dapat diwujudkan paling Lambat tahun 2020. Namun kekuatan itu tidak akan berarti apa-apa, bila dalam penggunaannya tanpa disertai pemilihan strategi dan taktik yang jitu. Taktik dan strategi merupakan dua hal yang sangat menentukan untuk memenangkan suatu peperangan. Strategi dan taktik tempur laut merupakan seni atau ilmu penggunaan berbagai jenis kesenjataan di laut dalam menghancurkan lawan untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik tempur di laut lebih memanfaatkan keunggulan teknologi senjata untuk memenangkan pertempuran dan keuntungan geografis demi keunggulan pertempuran.
Dengan adanya kursus PWO ini, Totok mengharapkan para juniornya untuk dapat memanfaatkan waktu yang relatif singkat ini dengan sebaik-baiknya, karena tujuan akhir dari kursus ini bukan hanya untuk mendapatkan brevet PWO yang diadopsi dari Royal Australian Navy, melainkan keahlian dan peningkatan profesi sebagai seorang perwira pelaut yang mampu menganalisa dan mengevaluasi ancaman, merespon ancaman dengan segera sesuai prosedur yang berlaku, menguasai prosedur peperangan laut, mampu mengoperasikan sewaco di KRI kombatan dan menerapkan manajemen pertempuran sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penkobangdikal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar