Prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus mengevakuasi para sandera, pada Latihan Kartika Jaya I, di Lanumad Ahmad Yani, di Semarang, Jateng, Sabtu (5/6). Latihan yang disaksikan Kasad Jenderal TNI George Toisutta itu melibatkan Satuan TNI AD dari Kopassus, Ton Taipur (Kostrad), Penerbad, dan sejumlah satuan kewilayahan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dan taktik operasi penanggulangan teror, operasi komando perebutan cepat dan operasi raid. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)
05 Juni 2010, Semarang -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI George Toisutta menyatakan bahwa Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Detasemen 81 Komando Pasukan Khusus (Kopassus) masih termasuk dalam kategori terbaik di tingkat dunia.
"Dalam penanggulangan aksi terorisme kita juga masih mempunyai Detasemen Intai Tempur Kostrad namun kemampuannya masih terbatas dan berada di bawah Detasemen 81," katanya usai menyaksikan latihan terpadu penanggulangan teror di Lanumad Ahmad Yani Semarang, Sabtu.
Dalam kesempatan tersebut, KSAD didampingi oleh Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI Lodewijk Freidrich Paulus, Panglima Daerah Militer IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Budiman, dan Komandan Pusat Penerbangan TNI AD Brigadir Jenderal Nabris Haska.
George mengatakan, Detasemen 81 Kopassus siap membantu Detasemen Khusus 88 Antiteror yang dimiliki Polri jika diminta dalam menanggulangi aksi terorisme di Indonesia.
"Kendati demikian kita berharap tidak pernah dimintai bantuan oleh Polri karena hal itu menunjukkan bahwa situasi aman terkendali," ujarnya.
Menurut dia, diminta atau tidak oleh Polri, pihaknya akan tetap melakukan latihan untuk menjaga kemampuan yang dimiliki.
"Pada intinya kita siap membantu Densus 88 Antiteror jika diminta," katanya.
Terkait latihan terpadu bersandi "Kartika Jaya I" tersebut, George menjelaskan bahwa latihan ini merupakan uji siap tempur (UST) personel yang akan mengikuti latihan puncak yang akan dilaksanakan di Bandara Gatot Subroto, Sumatra Selatan, dalam waktu dekat.
"Latihan tersebut dilakukan sebagai implementasi strategi penanggulangan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya serangan teroris yang dapat mengganggu stabilitas keamanan wilayah NKRI," ujarnya.
Ia mengatakan, latihan terpadu yang melibatkan sekitar 250 anggota yang terdiri dari personel Kopassus, Kostrad, Penerbad, Batalyon 400/Raider, Kodim 0733/BS ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknik dan taktik operasi penanggulangan teror.
Materi yang dikembangkan dalam latihan dengan skenario pembebasan sandera di bandara yang dikuasai teroris ini adalah teknik infiltrasi dengan menggunakan kendaraan rantis, teknik serbuan, teknik pembersihan, teknik evakuasi, dan teknik exfiltrasi.
Sebanyak empat unit helikopter jenis Helly MI-17, empat unit helikopter Bell 412 dan 205, tiga unit Helly Bolco 105 serta empat kendaraan rantis terlihat menunjukkan beberapa taktik manuver dalam penanggulangan teror.
Sejumlah helikopter milik Korps Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), melakukan formasi terbang bersama. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)
Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus melompat dari helikopter untuk melakukan pembebasan sandera. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10)
Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Penanggulangan Teror (Gultor) Den-81 Kopassus berlari menuju sasaran untuk melakukan pembebasan sandera. (Foto: ANTARA/R. Rekotomo/Koz/HP/10
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar