(Foto: detikFoto/Budi Sugiharto)
10 Juni 2010, Padang, Kompas - Badan SAR Nasional atau Basarnas akan membeli empat unit helikopter baru pada tahun ini dengan total anggaran 50 juta dollar Amerika Serikat. Proses tender pengadaan helikopter pengganti itu diharapkan selesai pada tahun ini.
Sekretaris Utama Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) Basarnas Max Ruland, Rabu (9/6), mengatakan, hingga saat ini terdapat sejumlah opsi helikopter pengganti Bölkow BO-105 buatan PT Dirgantara Indonesia dengan lisensi dari Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), Stuttgart, Jerman, yang selama ini dipakai Basarnas. Beberapa di antaranya ialah helikopter dari pabrikan Bell dan Sikorsky dari Amerika Serikat, Agusta Westland buatan Italia dan Inggris, Kamov asal Rusia, dan Eurocopter dari konsorsium Eropa yang di antaranya terdiri dari Perancis, Jerman, dan Spanyol.
Max menjelaskan, pada tahun ini diharapkan tender kontrak pengadaan empat unit helikopter baru itu sudah bisa ditandatangani. Ia mengatakan, pilihan pada jenis helikopter tertentu akan sangat tergantung dari spesifikasi yang diinginkan dan harga yang telah ditetapkan.
Menurut Max, Basarnas saat ini menginginkan helikopter dengan kapasitas angkut 12 hingga 15 orang untuk menjalankan fungsi SAR. Helikopter itu nantinya akan ditingkatkan kemampuan avioniknya dari versi standar dengan radar pencarian dan alat deteksi yang lebih mumpuni untuk tugas-tugas pencarian.
Selain itu, untuk tugas-tugas penyelamatan, helikopter itu akan dilengkapi pula dengan peralatan yang sesuai seperti alat pengerek. ”Proses tender itu kan melalui persyaratan administrasi teknis sepanjang spesifikasinya sesuai,” kata Max.
10 helikopter
Menurut Max, selama ini Basarnas secara fisik memiliki 10 unit helikopter. Jumlah itu berkurang satu unit tatkala satu BO-105 jatuh ke laut di Pantai Marina Semarang pada 18 November lalu.
Adapun dari fisik sembilan helikopter yang tersisa, tinggal tujuh yang masih bisa terbang. Sementara dari tujuh unit helikopter yang bisa terbang, hanya tiga unit di antaranya yang berada dalam kondisi prima dan sewaktu-waktu bias dioperasikan.
Helikopter-helikopter itu saat ini ditempatkan di Wing Udara II TNI AL Tanjung Pinang; Wing Udara I Lanudal Juanda Surabaya di bawah TNI AL; dan Lapangan Terbang Pondok Cabe, Jakarta, di bawah TNI AU.
Max juga menambahkan, jika empat helikopter yang baru sudah didatangkan, terdapat kemungkinan jumlah pangkalan SAR ditambah mengingat wilayah perairan di Selat Malaka relatif rawan terjadinya bencana perairan.
KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar