Senin, 22 Maret 2010

Komisi I DPR RI Prihatin Kondisi Markas dan Alutsista TNI di Daerah


22 Maret 2010, Pacitan -- Tim dari Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia prihatin dengan kondisi markas Tentara Nasional Indonesia dan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang ada di daerah.

Tim dari Komisi I DPR RI ini telah mengunjungi beberapa tempat termasuk di Kabupaten Pacitan dan Ponorogo. Anggota Komisi I DPR RI, Ramadhan Pohan khawatir kondisi itu akan mempengaruhi kinerja TNI terutama di daerah. Dia bersama timnya sudah mengunjungi beberapa markas Komando Distrik Militer (Kodim).

"Ternyata fasilitas pendukung untuk operasional kerja TNI di daerah sangat memprihatinkan," katanya usai berkunjung ke Kodim 0802 Ponorogo dan Kodim 0801 Pacitan, Jawa Timur, Senin (22/3).

Menurutnya, hasil temuan Komisi I DPR RI itu akan ditindaklanjuti. "Hasil temuan ini akan dibawa dalam rapat internal komisi dan selanjutnya diserahkan ke petinggi TNI," jelasnya. Bahkan dia khawatir tak layaknya kondisi bangunan dan alat utama sistim persenjataan (alutsista) bisa mempengaruhi moral aparat TNI.

"Kalau kondisi ini tidak diperbaiki, cepat atau lambat bisa menyebabkan demoralisasi prajurit," tambah Anggota Fraksi Partai Demokrat ini.

Dia mencontohkan temuan di Kabupaten Ponorogo dimana satu senjata dipakai empat personil. Sedangkan kualitas bangunan markas Kodim 0801 Pacitan dianggap kurang layak karena sejak dibangun belum pernah direhab.

"Kelengkapan penunjang dan kendaraan operasional juga kurang layak. Rata-rata sudah tua, berlubang, berkarat dan bahkan ada yang sama sekali tidak bisa dioperasikan," ungkap bekas wartawan ini. Dia juga menyorot perlengkapan Search And Rescue (SAR) yang dimiliki TNI.

Anggaran pertahanan dalam APBN 2010, lanjutnya, mencapai sekitar Rp42,3 triliun. "Dari jumlah itu, diharapkan alokasi untuk kesejahteraan prajurit lebih ditingkatkan," tandasnya.

Menurutnya, anggaran pertahanan dan kesejahteraan prajurit di Indonesia masih lebih rendah dibanding negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

TEMPO Interaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar