Senin, 22 Maret 2010

Batas Indonesia-Malaysia di Temajok Masih Bermasalah


23 Maret 2010, Sambas, Kompas -- Batas negara Indonesia dan Malaysia di wilayah Kampung Camar Bulan, Desa Temajok, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, hingga kini masih bermasalah.

”Dalam peta negara kita, garis batas dengan Malaysia terletak 3.900 meter dari garis pantai. Sementara, menurut Malaysia, batas negara mereka dengan negara kita terletak 900 meter dari garis pantai,” kata Komandan Kodim 1202 Singkawang Letnan Kolonel Teddy Surachman, Senin (22/3) di Sambas.

Menurut Bupati Sambas Burhanuddin, perbedaan persepsi tentang batas negara itu berpotensi memunculkan perselisihan wilayah di Kampung Camar Bulan. Dalam kaitan itu, pemerintah daerah terus mendorong masyarakat untuk beraktivitas di wilayah tersebut, antara lain dengan cara menanami lahan.

Burhanuddin berpendapat, jika masyarakat menduduki wilayah ”sengketa” yang luasnya 405 hektar itu secara masif, peluang Indonesia untuk mendapatkan pengakuan secara internasional akan lebih besar.

”Belajar dari kasus Sipadan dan Ligitan, Indonesia kalah karena tidak menduduki wilayah yang disengketakan secara masif. Kita sekarang harus melakukan upaya yang lebih baik di Camar Bulan,” ujar Burhanuddin.

Berani

Teddy menambahkan, masyarakat Camar Bulan belakangan ini mulai aktif melakukan penanaman di kawasan seluas 405 hektar tersebut.

”Mereka berani menanami lahan setelah kami yakinkan bahwa wilayah tersebut sah (masuk wilayah Indonesia), sesuai peta negara kita. Sebelumnya, mereka takut beraktivitas di sana karena sering dikejar tentara Malaysia. Kini masyarakat juga tenang karena kami telah membuat pos lintas batas dan menempatkan anggota TNI di sana,” ujar Teddy.

Pendudukan secara masif di wilayah yang disengketakan itu tentunya harus diimbangi dengan pembenahan infrastruktur. Saat ini, pantai yang masuk wilayah Malaysia sudah dikelola secara lebih baik sehingga menjadi daya tarik wisata.

”Sementara di wilayah kita infrastrukturnya masih kurang. Untuk sampai ke Paloh saja, masyarakat Camar Bulan harus menggunakan ojek melalui jalan pantai dengan ongkos Rp 750.000 karena kondisi jalannya kurang bagus. Ini menjadi salah satu persoalan di sana,” kata Teddy lagi.

KOMPAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar