Minggu, 10 Januari 2010

Lanud Dumatubun, Benteng Negara di Maluku Tenggara

11 Januari 2010, Tual -- Panglima Komado Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yushan Sayuti mengatakan, Pangkalan TNI AU (Lanud) Dumatubun, di Kabupaten Maluku Tenggara memegang peran penting dalam ikut menjaga keutuhan negara dan kedaulatan wilayah Indonesia di kawasan Maluku Tenggara.

Meskipun sebagai Lanud tipe D, Lanud ini tak ubahnya sebagai benteng pertahanan negara di kawasan Maluku Tenggara khususnya maupun Indonesia pada umumnya.

Saya menilai peran Lanud Dumatubun makin terasa, karena Lanud ini menjadi satu-satunya Lanud alternatif dalam mendukung pelaksanaan berbagai operasi udara, baik yang dilaksakan TNI AU maupun TNI di wilayah Maluku Tenggara, kata Pangkoopsau II.

Pernyataan tersebut disampaikan Pangkoopsau II dalam amanat tertulis yang dibacakan Kepala Staf (Kas) Koopsau II Marsekal Pertama (Marsma) TNI Boy Syahril Qomar, SE dalam upacara Serah Terima Jabatan (Sertijab) Komadan Lanud Dumatubun, dari Mayor Nav Anang Surdwiyono kepada Mayor Nav M Irman Fathurokhman, di Lanud Dumatubun, Maluku Tenggara, Jumat (8/1).

Pangkoopsau II mengatakan, wilayah Maluku Tenggara dengan berbagai karakteristik masyarakanya yang khas serta potensi alamnya, harus dapat didayagunakan secara optimal oleh Lanud Dumatubun untuk menunjang pembangunan daerah Maluku Tenggara.

Menurut orang nomor satu di Koopsau II ini, hal itu sangat penting karena selaras dengan semangat otonomi daerah, dimana keberadaan setiap Lanud harus mampu menjadi mitra bagi Pemerinah Daerah dalam mempercepat proses pembangunan di daerahnya.

Kapen Koopsau II Mayor Sonaji Wibowo, SIP menjelaskan Komandan Lanud Dumatubun Mayor Nav M Irman Fathurohkman alumnus AAU tahun 1996, sebelumnya bertugas di Jakarta. Sementara Mayor Nav Anang Surdwiyono alumnus AAU tahun 1995 selanjutnya akan menempati pos baru di Jakarta.

Lanud Dominicus Dumatubun

Lanud Dominicus Dumatubun yang berada di Tual, Maluku Tenggara yang dulu diberi nama Pangkalan Udara Langgur Letvuan pada tahun 1951 di bawah Komandan Kapten Udara Gustom. Kemudian setelah Pembebasan Irian Barat (pengamanan/konsolidasi) mulai sejak tanggal 15 Agustus 1962 tercapailah persetujuan New York yaitu Irian Barat diserahkan oleh Belanda kepada Indonesia melalui perantara PBB. Sejak saat itu hingga kini Pangkalan Udara Langgur Letvuan diganti dengan nama Pangkalan Udara Dominicus Dumatubun.

Dominicus Dumatubun adalah salah satu Kapten Udara, Kapten Pilot Pesawat pembom sedang dan ringan yaitu pesawat 11-28, B-25, dan B-26 yang dioperasikan di Ambahai, Langgur dan Letvuan pada masa Operasi Trikora dalam pembebasan Irian Barat.

Lanud Dominicus Dumatubun masih mempunyai Lapter Letvuan bekas peninggalan Jepang pada waktu Operasi Trikora pada tahun 1961 dengan keterbatasan personel maka Lapter Letvuan sudah tidak digunakan untuk penerbangan dan kini dijadikan lapangan tembak seluruh personel Lanud Dominicus Dumatubun. Latihan ini sebagai salah satu langkah menjaga aset TNI Angkatan Udara dengan tujuan melatih prajurit Angkatan Udara yang trengginas guna menjaga kesiapan TNI Angkatan Udara dalam rangka menjaga dan mengamankan wilayah udara nasional.

Pangkalan Udara Dominicus Dumatubun yang terletak di pulau Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara adalah salah satu Pangkalan TNI Angkatan Udara di jajaran Koopsau II. Pangkalan Udara ini dibangun oleh bala tentara Jepang pada tahun 1942 sebagai salah satu basis pertahanan di Kawasan Timur Indonesia, yang pada saat menjelang Operasi Trikora dalam pembebasan Irian Barat, Pangkalan Udara Letvuan (18 KM dari Langgur) dibuka kembali oleh AURI.

Pada masa Operasi Trikora, baik Pangkalan Udara Langgur maupun Pangkalan Udara Letvuan memegang peranan sangat penting karena sebagian besar pesawat tempur dan pesawat angkut berada di pangkalan ini, yang pada saat itu masih merupakan perwakilan dari Pangkalan Udara Laha atau sekarang disebut juga Lanud Pattimura yang berkedudukan di Pulau Ambon.

PELITA/TNI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar