Minggu, 18 Oktober 2009

Waspadai Pelanggaran Kedaulatan Wilayah Barat

KRI Badik 623.

17 Oktober 2009, Jakarta -- Tingkat kerawanan di perairan kawasan barat Indonesia relatif cukup tinggi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut menenggarai sering terjadi pelanggaran wilayah yang dapat mengganggu stabilitas nasional.

"Tidak ada kompromi terhadap pelanggar kedaulatan," kata Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar), Laksamana Muda Soeparno di markas Armabar, Jakarta, Jumat (16/10).

Dia mengatakan, kondisi ini disebabkan secara geografis kawasan barat berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti, India, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Belum lagi keberadaan Selat Malaka dan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) I yang setiap harinya ramai dilalui kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia.

Selain kedaulatan, kata Soeparno, pelanggaran lain yang terjadi di antaranya, imigran gelap, penyelundupan senjata, gangguan atau teror terhadap obyek vital nasional, dan pengumpulan data kelautan secara ilegal dapat terjadi kapan saja. Dia mencontohkan, tertangkapnya 255 imigran gelap asal Sri Langka di perairan Banten, Minggu (11/10) lalu.

"Semua ancaman diantisipasi dengan kekuatan yang ada," katanya

Meski minim, dia yakin kesiapan kapal yang ada tetap bisa menanggulangi persoalan yang dihadapi. Selain kapal, pihaknya mengoptimalkan peran pesawat intai maritim, pengamatan radar-radar pantai, dan memperkuat intelijen maritim.

Di sepanjang selat malaka, TNI AL telah mengoperasikan 12 radar pantai. Saat ini, proses integrasi masih berjalan karena masing-masing radar memiliki karakteristik dan kemampuan masing-masing. Jika sudah terintegrasi, radar akan terpusat di Batam.

"Tinggal kapal penindaknya yang harus ditambah," katanya.

Komandan Gugus Tempur Laut Armabar, Laksamana Pertama Didit Hardiawan mengatakan, matra laut juga bekerja sama dengan negara tetangga guna menekan ancaman yang ada. Semisal, patroli bersama Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand, di Selat Malaka.

Patroli ini, kata dia, terbukti manjur menekan angka kejahatan di selat terpadat di dunia itu. Selain itu, hubungan yang dijaga baik bisa mengurangi gesekan di perbatasan laut masing-masing negara,

"Ke depan, kerja sama akan lebih ditingkatkan," katanya.

JURNAL NASIONAL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar