Kapal perang Indonesia berpatroli di perairan sekitar Ambalat.
20 Agustus 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Tentara Nasional Indonesia, khususnya Kopassus, menjaga keutuhan negara. Jangan sampai satu jengkal wilayah Indonesia diambil negara lain. Untuk kasus Ambalat, negosiasi tetap diutamakan.
"Saya telah sampaikan ke pimpinan Malaysia untuk betul-betul diselesaikan dengan perundingan diplomatik, negosiasi, dengan catatan bahwa satu jengkal pun wilayah Indonesia harus tetap dipertahankan. Tidak boleh diambil negara lain" kata Yudhoyono di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis 20 Agustus 2009.
Karenanya dia sangat berharap agar perundingan ditingkatkan dan diintensifkan. Meski dia menetapkan perundingan sebagai solusi politik, namun kepada pimpinan TNI dan Angkatan Laut ditekankan agar tidak boleh ada kapal asing yang memasuki wilayah Indonesia.
"Harus segera dihalau dari peraian kita. Kita cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan, keutuhan wilayah. Perang adalah jalan terakhir, manakala tak ada cara lain untuk mempertahankan keutuhan negara kita," katanya.
Kalau ingin damai, lanjut Yudhoyono, maka kita harus siap untuk berperang, termasuk kesiapan Kopassus. Yudhoyono menekankan bahwa keamanan di dalam negeri sangat penting karena jika ada gangguan, maka Indonesia tidak bisa membangun dengan baik.
Keamanan dibutuhkan untuk membangun ekonomi agar tercipta kesejahteraan. Menurutnya, ada mata rantai dalam membuat negara makin aman dengan tujuan pembangunan.
VIVANews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar