Anggota Intai Amfibi (Taifib). (Foto: marinir.mil.id)
28 Agustus 2009, Surabaya - TNI Angkatan Laut (AL) berhasil menambah 56 personel pasukan elite yang memiliki kemampuan khusus di bidang pertempuran laut.
Sebanyak 56 personel itu selesai menjalani penggemblengan di Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) untuk mendapatkan brevet sebagai prajurit Pasukan Katak dan prajurit Intai Amfibi (Taifib).
Upacara penyematan brevet di Kobangdikal, Bumimoro, Surabaya, Jumat, dipimpin langsung oleh Wakil Komandan Kobangikal, Brigjen TNI (Mar) Arief Suherman.
"Dalam penggemblengan selama 10 bulan, 56 prajurit calon pasukan elite TNI AL ini, telah menjalani pendidikan yang berbeda dengan pendidikan prajurit biasanya," katanya.
Tingkat kesulitan, bobot, dan risiko latihannya pun lebih tinggi bila dibanding dengan prajurit lainnya. "Hal ini harus dimaklumi karena pasukan elite memang disiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas khusus dengan tingkat tekanan yang tinggi namun harus tetap cermat, tepat, dan akurat dalam pelaksanaan di lapangan," katanya.
Sebanyak 56 prajurit TNI AL itu terdiri atas 14 prajurit Pasukan Katak dan 42 prajurit Taifib. Mereka yang mengikuti pendidikan khusus itu diharapkan menjadi prajurit yang andal dan memiliki kemampuan khusus pada setiap operasi TNI AL atau operasi gabungan TNI.
"Harapan kami, pengorbanan dan kerja keras tersebut tidak sia-sia, karena brevet Paska dan Taifib harus diraih dengan kerja keras dan semangat tinggi," kata Arief.
Sebagai lembaga pencetak sumber daya TNI AL, Kobangdikal setiap tahun meluluskan prajurit dengan kualifikasi khusus. Ia mengingatkan agar seorang prajurit pasukan khusus harus lebih menyadari bahwa hanya dengan sikap dan perilaku disiplin, bermoral, dan profesional, TNI AL akan menuju terwujudnya pasukan laut yang besar, kuat, dan profesional.
Sejalan dengan pembangunan kekuatan TNI AL hingga 2013, lanjut dia, penyiapan pasukan khusus TNI AL tentunya juga dikembangkan mengikuti pembangunan kekuatan itu sendiri.
"Tidak semua ancaman di laut dapat langsung dihadapi dengan kekuatan kapal perang atau marinir. Ancaman terorisme, pembajakan di laut, perompakan di laut, dan sabotase terhadap objek vital di laut membutuhkan pasukan khusus untuk mengatasinya," katanya.
Meskipun demikian, Arief berpesan agar seluruh mantan siswa Dikpaska dan Diktaifib untuk menjauhkan sikap ego sektoral dan kebanggaan sempit sebagai pasukan khusus.
"Kekuatan dan kekhususan yang dimiliki anggota Kopaska dan Batalion Taifib Marinir harus disinergikan untuk memperoleh kemampuan tempur yang dapat dibanggakan," katanya.
ANTARA JATIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar