Sabtu, 22 Agustus 2009
Kodam VI/Tanjungpura Perhatikan Obyek Vital Nasional
21 Agustus 2009, Balikpapan -- TNI dan Kodam VI/Tpr mulai memperhatikan instalasi obyek vital nasional, karena obyek vital nasional memiliki nilai yang cukup strategis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Obyek vital nasional yang dimaksud adalah kawasan, instalasi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dan berpengaruh terhadap kepentingan negara guna mendukung kepentingan nasional.
Total E&P Indonesie merupakan salah satu obyek vital nasional yang berada di wilayah Kaltim yang bernilai strategis mengingat instalasi ini memberikan kontribusi yang signifikan kepada pemerintah, negara serta daerah Kalimatan Timur pada khususnya. Total E&P Indonesie akan sangat membantu kehidupan masyarakat terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, obyek vital nasional yang sangat strategis akan dapat meningkatkan pembangunan masyarakat yang lebih mandiri.
Panglima Kodam VI Mayor Jenderal TNI Tono Suratman memberikan perhatian yang sangat serius terhadap obyek vital nasional di wilayah kerjanya. Hal ini disebabkan karena disamping peranannya sebagai instalasi strategis, obyek vital nasional juga sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
“Saya sangat concern terhadap upaya-upaya pengamanan obyek vital nasional, apalagi di hadapkan pada perkembangan situasi terakhir belakangan ini. Ini bukan saja karena Total E & P Indonesie memberikan kontribusi yang besar terhadap devisa negara dan sangat membantu masyarakat sekitarnya. Namun juga karena Undang-Undang RI No. 34 tahun 2004 tentang TNI khususnya pasal 7 ayat 2 sub b poin 5 mengamankan bahwa pengamanan obyek vital nasional merupakan tugas dan tanggung jawab TNI sepenuhnya”, demikian Pangdam VI/Tanjungpura. Hal ini disampaikan pada saat kunjungan kerja Pangdam VI/Tanjungpura ke Total E & P Indonesie di Senipah Samboja Kukar jum’at 21 Agustus 2009.
Pada kesempatan itu pula disepakati rencana kerja sama antara Kodam VI/Tanjungpura dengan Total E & P Indonesie dalam pemberdayaan masyarakat sekitarnya misalnya dalam bentuk pelatihan-pelatihan, penanaman jiwa kebangsaan dan peningkatan semangat bela negara serrtta pembangunan sumber daya manusia lainnya. Rencananya kerja sama ini akan dituangkan dalam bentuk MOU antara Kodam VI/Tanjungpura dengan Total E & P Indonesie.
Kunjungan ini dihadiri pula oleh pejabat dari jajaran Kodam VI/Tpr diantaranya Asintel Kasdam VI/Tpr, Asops Kasdam VI/Tpr, Kapendam VI/Tpr, Danlanud, Danlanal, sedangkan dari Total E&P Indonesie adalah Hardy Pranomo selaku Executive presiden Total E&P Indonesie, Ibu JuditH, Bapak Leo Tobing termasuk dari PB Migas yang diwakilkan oleh Bapak Yayat.
Kalimantan Aman dari Teroris
Pulau Kalimantan hingga kini dinilai aman dari jaringan teroris dibandingkan dengan daerah lain.
"Dari laporan intelijen, Pulau Kalimantan aman dari jangkauan teroris termasuk kemungkinan mereka bersembunyi di sini," terang Panglima Kodam Tanjungpura VI (Kalimantan) Mayjen TNI Tono Suratman, usai melakukan kunjungan obyek vital milik Total Indonesie di Bandara Sepinggan Balikpapan, Jumat (21/8/2009).
Meski demikian menurut Pangdam, daerah perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat bisa saja dijadikan daerah lintas bagi pelaku teroris. Namun sejauh ini belum ditemukan indikasi ke arah itu.
"Itu bisa saja, tapi kita sudah minta kepada aparat kita di level bawah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan nasional. Kalau masyarakatnya waspada, maka tidak ada tempat bagi Noordin M Top mengembangkan jaringan sel terorisnya. Ini yang musti diingatkan kepada kita semua," jelas Tono.
Karena itu, pihaknya juga telah mengingatkan kembali kepada masyarakat, tokoh masyarakat, RT, Kelurahan untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya tindakan teror di lingkungan.
"Kita minta dihidupkan lagi siskamling, komunikasi ketuk tular dan yang paling penting juga sejak usia dini anak-anak perlu diberikan pemahaman seperti yang dilakukan di Singapura, anak SD-SMP dijelaskan soal pelaku-pelaku teror seperti Kastari (teroris yang kabur dari tahanan Singapura)," jelasnya.
Pihak TNI termasuk Kodam, sejak bom Hotel JW Marriot pertama tahun 2003 silam, telah mengaktifkan desk anti teror yang berada di bawah kordinasi Pusdalops.
"Di Kodam Tanjungpura kita miliki raider 600 Pasukan pemukul Reaksi cepat. Kekuatan ini bersifat standby. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan kita siap," tambahnya
Sementara menyinggung pengamanan obyek vital nasional di wilayah Kaltim, menurut Pangdam, pengaman dalam yang dimiliki perusahaan seperti Total sudah menggunakan standar nasional dan internasional. Akan tetapi TNI-Polri tanpa diminta telah melakukan pengamanan bersama baik terbuka maupun tertutup.
Penerangan Kodam VI/Tanjungpura/okezone
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar