Kapal cepat kelas Super Dvora MK-III.
18 September 2010 -- Angkatan Laut Israel menguji coba sistem pertahanan rudal baru untuk kapal berukuran kecil yang ditugaskan memperkuat blokade laut di Jalur Gaza dan Lebanon, diberitakan harian Israel the Jerusalem Post, Senin (12/9).
Sistem pertahanan baru tersebut termasuk radar, dimana mampu mendeteksi dan melacak rudal datang, serta dilengkapi sistem peperangan elektronik untuk melakukan jamming. Sistem dikembangkan oleh MAFAT, Direktorat Litbang Kementrian Pertahanan Israel.
Kapal cepat kelas Super Dvora akan dipasang sistem ini, sedangkan kapal ukuran besar telah dilengkapi rudal pencegat Barak I serta CIWS Phalanx.
Keputusan mengembangkan sistem pertahanan anti rudal karena ketakutan peningkatan kemampuan rudal anti kapal yang dimiliki Hamas dan Hizbullah, dapat membahayakan kapal perang Israel yang berlayar didekat pantai.
Korvet INS Hanit rusak berat dihantam rudal anti kapal C-802 yang ditembakan Hizbullah pada Perang Lebanon ke-2 pada 2006.
AL Israel telah memilih pesawat tanpa awak mini Orbiter, dapat diluncurkan dengan katapel dari kapal perang dan menggunakan jaring untuk mendarat. Orbiter digunakan untuk meningkatkan kemampuan pengintaian dan pengumpulan data intelijen.
Orbiter dikembangkan oleh Yavnebased Aeronautics Defense Systems, mampu menjelajah sejauh 80 km, terbang selama empat jam pada ketinggian sekitar 18.000 kaki.
Pemerintah Israel berusaha menekan Moskow membatalkan penjualan rudal supersonik anti kapal Yakhont pada Syria. Tel Aviv khawatir rudal jatuh ke tangan Hamas dan Hizbullah. Moskow tetap melanjutkan penjualan rudal karena satu paket dengan perjanjian penggunaan pangkalan angkatan laut di Syria oleh kapal perang Rusia.
The Jerusalem Post/Berita HanKam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar