Minggu, 09 Mei 2010

RI Akan Bahas Pasukan di PBB Pekan Depan

Gedung markas PBB di New York. (Foto: scrapetv.com)

10 Mei 2010, New York -- Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro akan melakukan pertemuan dengan para pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pekan depan. Pertemuan tersebut untuk membahas peningkatan peran Indonesia pada operasi pasukan penjaga perdamaian PBB.

Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa setelah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Markas Besar PBB, New York, AS, akhir pekan lalu.

Menurut Marty, dalam pertemuan tersebut Sekjen Ban Ki-moon menyatakan pujiannya terhadap peranan Indonesia di operasi-operasi penjaga perdamaian PBB.

"Beliau berharap peranan Indonesia semakin meningkat, termasuk dengan memberikan kontribusi polisi perempuan untuk dilekatkan pada Formed Police Unit (unit polisi PBB di daerah misi perdamaian-Red)," ucapnya.

Menyangkut permintaan peningkatan peranan Indonesia, Menlu Marty menyampaikan kepada Ban Ki-moon bahwa Indonesia memang telah mengantisipasi kemungkinan tersebut.

"Kita sendiri memang selama ini menginginkan adanya peningkatan. Tidak hanya dari segi jumlah prajurit, tapi juga kualitas dan bentuk kontribusi, seperti kali ini dalam bentuk pengiriman polisi perempuan untuk FPU," ujar Menlu.

Indonesia juga menginginkan menjadi sebuah pusat di kawasan Asia Pasifik dalam bidang pelatihan pasukan perdamaian PBB.

"Jadi, peningkatan peranan Indonesia berkaitan dengan pasukan perdamaian PBB memang sudah kita pertimbangkan lebih seksama," kata Menlu.

Sejalan dengan itu, tutur dia, Menteri Pertahanan akan melakukan kunjungan ke New York pada 12-13 Mei guna membahas masalah pasukan perdamaian dengan para petinggi PBB.

Saat ini, Indonesia menempatkan 1.674 prajurit dan polisi untuk bergabung dengan misi pasukan penjaga perdamaian PBB di berbagai negara.

Sebagian besar personil dari Indonesia, yaitu 1.309 personel, ditempatkan dan melekat kepada pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) sementara sisanya, yaitu 191 personil ditugaskan di Republik Demokratik Kongo (MONUC), 144 personil di Darfur (UNAMID), 23 personil di Sudan (UNMIS), lima personil di Nepal (UNMIN) dan dua personil di Liberia (UNMIL).

Perlucutan Senjata

Selain membahas masalah pasukan perdamaian, Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam pertemuannya dengan Menlu Marty mengulang kembali apresiasinya terhadap keputusan Indonesia memulai proses ratifikasi Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Ledak Nuklir (CTBT atau Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty) tahun 1996.

Keputusan itu dianggap banyak pihak, termasuk Sekjen PBB, sebagai bentuk "kepemimpinan Indonesia" mengingat langkah Indonesia tersebut diharapkan akan diikuti oleh delapan negara lainnya, yaitu Amerika Serikat, Iran, China, Korea Utara, Iran, Israel, Pakistan, India dan Mesir, untuk juga bersedia meratifikasi CTBT.

Dalam pertemuannya dengan Marty, Sekjen PBB juga mengapresiasi kepemimpinan Indonesia di isu utama dunia lainnya, yaitu perubahan iklim dan sasaran pembangunan milenium (MDGs) dan mengharapkan Indonesia meningkatkan peranan di bidang-bidang tersebut.
Ban Ki-moon dan Marty juga membahas perkembangan situasi di kawasan Asia Tenggara, seperti di Thailand dan Myanmar.

SUARA KARYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar