Dua kapal cepat serang rudal kelas Kuang Hua VI buatan Taiwan sedang berlatih di perairan dekat pangkalan laut Tsuoying, bagian Selatan Taiwan Selasa (18/05). Taiwan mengoperasikan skuadron kapal cepat rudal pertama dengan teknologi siluman guna meningkatkan kemampuan pertahanan Taiwan dalam menghadapi seterunya Cina. (Foto: Getty Images)
19 Mei 2010, Tsuoying -- Taiwan mengoperasikan pertama kalinya kapal serang cepat rudal dengan teknologi siluman, Selasa (18/05) di pangkalan laut Tsuoying bagian Selatan Taiwan, dengan tujuan meningkatkan kemampuan pertahanan dari seterunya Cina.
Kapal kelas Kuang Hua VI mampu mengurangi deteksi radar diumumkan Angkatan Laut Taiwan. Sedangkan kemampuan tempurnya jauh melebihi kapal rudal kelas Seagull. Kapal kelas Seagull berbobot 50 ton telah dioperasikan lebih dari 20 tahun oleh AL Taiwan.
Pihak AL Taiwan tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai ukuran kapal dan material yang digunakan hingga berkemampuan siluman.
Kuang Hua VI dipersenjatai empat rudal anti kapal permukaan buatan dalam negeri
Hsiungfeng II, mampu melumat sasaran hingga 150 km serta satu senapan mesin yang diletakan di buritan kapal.
Hsiung-feng II versi pengembangan Hsiung-feng I yang dipasang di kapal cepat kelas Seagull.
Pengoperasian Kuang Hua VI menandai Taiwan tetap menjaga kemampuan pertahanan dari seterunya Cina. Meskipun dalam dua tahun ini hubungan kedua negara sedang hangat.
Sejak Presiden Ma Ying-jeou meraih kursi kepresidenan 2008, hubungan dagang Taiwan-Cina meningkat serta diperkenankannya lebih banyak turis asal Cina berkunjung.
Seorang perwira AL Taiwan berdiri di depan peluncur rudal Hsiung-feng II. (Foto: Getty Images)
Seorang awak kapal mengoperasikan senapan mesin yang diletakan dibagian buritan kapal serang rudal Kuang Hua VI saat upacara peresmian pengoperasian kapal di pangkalan laut Tsuoying, bagian Selatan Taiwan Selasa (18/05). (Foto: Getty Images)
Seorang awak kapal mengoperasikan senapan mesin yang dipasang di kapal serang cepat rudal kelas Kuang Hua VI yang sedang merapat di pangkalan laut di Zuoying. (Foto: Reuters)
AFP/Berita HanKam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar