Selasa, 15 Maret 2011
Pangdam: Patok Batas Indonesia-Malaysia Tidak Hilang
15 Maret 2011, Pontianak -- (ANTARA News): Komando Daerah Militer XII Tanjungpura membantah hilangnya sejumlah patok tapal batas negara Indonesia dengan Malaysia yang ada di wilayah Kalimantan Barat.
"Tidak benar ada patok tapal batas Indonesia - Malaysia hilang, tetapi hanya tidak ditemukan," kata Panglima Kodam XII Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Geerhan Lantara usai memimpin penutupan rapat pimpinan di jajaran Kodam XII/TPR di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, mencari patok tapal batas negara ibarat mencari jarum di jerami sehingga cukup sulit dengan medan yang berat.
Menurut Pangdam XII/TPR, ada sekitar 600 lebih patok tapal batas di perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Kalbar yang belum ditemukan.
Sebelumnya, Kepala Staf Kodam XII/TPR Brigadir Jenderal TNI Armyn Alianyang mengatakan, hingga kini berdasarkan laporan intelijen di lapangan kondisi patok tapal batas masih aman-aman saja.
"Meski pun aman, kami tetap akan meningkatkan patroli perbatasan karena sudah tugas TNI Angkatan Darat dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Armyn.
Armyn menjelaskan, patok tapal batas yang rawan bergeser yaitu untuk tipe C karena ditanam ditanam hanya sedalam 50 sentimeter dan ketinggian diatas tanah hanya 30 sentimeter, sehingga ketika disenggol alat berat saja patok tersebut sudah bergeser.
"Banyak anggapan telah terjadi pergeseran patok, sebenarnya tidak, karena dangkalnya tancapan patok sehingga mudah bergeser karena suatu hal atau karena ulah manusia," katanya.
Untuk antisipasi hal itu, setiap tahun TNI-AD memrogramkan patroli perbatasan dan pemeriksaan patok tapal batas.
Hingga kini pihak Malaysia terkesan diam dalam penyelesaian lima titik patok tapal batas negara sejak tahun 1980-an, yakni patok tapal batas negara di Camar Bulan Kabupaten Sambas, titik D 400 di Kabupaten Bengkayang, titik Gunung Raya di Bengkayang, garis batas Gunung Raya I dan II, dan di titik Batu Aum Kabupaten Bengkayang.
Kelima titik batas negara yang bermasalah itu sudah terjadi sejak tahun 1980-an tetapi hingga kini tidak ada titik temu karena pihak Malaysia dengan argumennya selalu membantah ada pergeseran.
Sumber: ANTARA News
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar