Menembak dengan senjata meriam adalah salah satu materi latihan yang dilaksanakan dalam Firing Exercise.
16 Maret 2011, Beirut --(Dispenarmatim): Selama melaksanakan tugas sebagai MIO (Maritime Interdiction Operation) Commander ke-10 dalam Satgas Maritime Task Force/UNIFIL berbagai latihan telah dilaksanakan baik dengan LAF-Navy (Lebanese Armed Force-Navy) maupun dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainya. Latihan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan profesionalisme dan menjalin kerja sama unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL serta melatih LAF-Navy dalam menjaga perairanya sendiri. Pada kesempatan kali ini dilaksanakan Serial latihan Towing Exercise dan Firing Exercise.
Pada serial pertama dilaksanakan Towing Eercise antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan BNS Madhumati P911. Towing Exercise merupakan latihan tunda-menunda kapal apabila salah satu unit MTF mengalami kerusakan dan mesin mati di tengah laut. Setiap kapal angkatan laut dituntut untuk mampu melaksanan towing terhadap kapal lain. Pada latihan Towing Exercise kali ini Frans Kaisiepo-368 disimulasikan sebagai kapal yang ditunda (Damaged Ship) sedangkan BNS Madhumati P911 sebagai kapal yang menunda (Towing Ship). Latihan ini tidak hanya bertujuan untuk melatih kecakapan personel kapal yang ditunda (Damaged Ship) tapi juga melatih personil kapal yang menunda (Towing Ship). Latihanini diperlukan kecakapan di bidang kebaharian (seamanship) yang meliputi tali temali, berita isyarat, dan prosedur tunda menunda.
Dalam pelaksanaan Towing Exercise memerlukan kecakapan personel dalam menyiapkan kapal yang ditunda (damaged ship) maupun kapal yang menunda (towing ship) dan mampu mengendalikan kapal (ship handling) serta manuver kapal yang baik ketika sedang melakukan approach (mendekat) ke kapal yang ditunda (damaged ship). Sarana komunikasi sangat membantu sekali dalam melaksanakan Towing Exercise ini.
Latihan yang dilaksanakan di Zone 1 center AMO (Area of Maritime Operation) pada tanggal 14 Maret 2011 pukul 15.00-16.00 LT tersebut semuanya secara teknis dilaksanakan dengan cepat aman dan berjalan lancar, dan mendapatkan apresiasi positif dari kedua komandan unsur Maritime Task Force/UNIFIL yaitu Letkol Laut (P) Wasis Priyono, ST dan CDR Afzalul Haque. Setelah selesai melaksanakan latihan unsur-unsur kapal tersebut kembali menempati sektor patroli masing-masing.
Selanjutnya pada tanggal 16 Maret 2011 pukul 08.00-10.00 LT KRI Frans Kaieisepo-368 melaksanakan Firing Exercise. Latihan mengambil lokasi penembakan di Zone latihan penembakan Barbara 2 laut Mediterraean. Sebelum latihan penembakan, dilakukan pengamanan sekitar area penembakan satu jam sebelumnya. Latihan yang diawali dengan “Peran Tempur Bahaya Permukaan”tersebut dikendalikan dengan Remote System dari CIC (Combat Information Center) dan menggunakan mode PAC (Pre-Action Caliberation) tersebut dipimpin oleh Kadiv PAA (Peperangan Atas Air) Kapten Laut (P) Fuad Hasan. Tujuan penggunaan PAC tersebut adalah untuk memberikan koreksi tembakan yang benar pada sistim senjata sebagai parameter untuk persiapan penembakan selanjutnya. Penembakan dilakukan dengan Meriam kaliber 76 jenis OSRG (Otomelara Super Rapid Gun) dengan 9 butir peluru dan Meriam kaliber 20 jenis Vector dengan 200 butir peluru tersebut berjalan lancar dan aman. Tujuan latihan penembakan Meriam kaliber 76 adalah untuk mengantisipasi peperangan permukaan (Anti Air Surface) dan peperangan udara (Anti Air Warfare) sedangkan tujuan penembakan Meriam kaliber 20 adalah untuk mengantisipasi bahaya udara dan ancaman Asymetric Warfare baik dari udara maupun permukaan.
Latihan ini untuk melengkapi serial latihan sebelumya yang telah dilaksananakan antara KRI Frans Kaisiepo-368 dengan unsur-unsur Maritime Task Force/UNIFIL lainya antara lain: RASEX, MANEX, PUBEX, TACEX, AASYWEX, CROSSDECK EXERCISE, FLASHEX, MEDEVAC.
Sumber: Dispenarmatim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar