Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang serius dengan PM Timor Leste Xanana Gusmao (kanan) seusai meresmikan pembukaan Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) Tahun 2011 di Balai Sidang, Jakarta, Rabu (23/3). JIDD Tahun ini mengambil tema "Strengthening Security and Stability" yang diikuti oleh perwakilan dari 34 Negara dan akan berlangsung hingga 25 Maret. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/ss/Spt/11)
25 Maret 2011, Jakarta -- (DMC): Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro, Kamis (24/3) menerima Courtesy Call (CC) negara sahabat diantaranya Menhan Papua New Guinea (PNG) HE Bob Dadae MP, Panglima Angkatan Bersenjata Afrika Selatan yang diwakili Lt. Gen Temba Templeton Matanzima dan Wakil Menhan Polandia ZM. Mosowidz, di JCC, Jakarta. Pertemuan yang berlangsung diantara jadwal acara JIDD ini, dimanfaaatkan sebagai pertemuan bilateral guna meningkatkan kerjasama antara Indonesia juga negara-negara tersebut baik dalam pertahanan maupun ekonomi. Dari sinilah akan terbentuk suatu simbiosis pertahanan antar ketiga negara.
Dalam kunjungannya, Menhan PNG memberikan beberapa pandangan tentang alusista Indonesia dimana alusista Indonesia dianggap sudah baik dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara. Sebelumnya PNG juga sudah membeli beberapa kapal patroli Indonesia.
Kerjasama militer Indonesia dan Papua New Guinea memang perlu dilakukan karena wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea dan Australia maka perlu diadakannya beberapa kebijakkan yang tepat. Kerjasama yang terjalin adalah membangun koorporasi dibidang security, stabilitas nasional, dan komunikasi. Apabila hal tersebut terpenuhi akan membuat jalinan persahabatan yang ada semakin erat.
Dalam kesempatan ini, Menhan PNG juga mengungkapkan berniat membeli kembali pesawat tempur Indonesia dan kapal patroli serta ingin bekerja sama dengan PT.PAL Indonesia dalam pengadaan alusista negaranya guna menunjang pertahanan dan ekonomi negara.
Lt. Gen Temba Templeton Matanzima selaku Panglima Angkatan Bersenjata Afrika Selatan dalam kesempatan tersebut pun menyatakan ingin adanya pertukaran mahasiswanya, agar dapat menimba ilmu di Universitas Pertahanan (UNHAN) dan juga menawarkan beberapa program pertahanan Afrika Selatan untuk bisa dipelajari oleh Indonesia agar dapat mendukung kerjasama yang sudah ada. Disinggung pula perihal alusista pasukan bersenjata, dimana alusista merupakan hal penting sebagai sarana pertahanan.
Kedekatan kedua negara antara Indonesia –Afrika Selatan, sudah berjalan baik selama ini, karena pernah diadakannya perjanjian alusita tahun 2008 tentang pengadaan radio komunikasi militer dan persenjataan.
Dan pertemuan terakhir Menhan dengan Wakil Menhan Polandia, masih menbicarakan perihal pertahanan yang telah di bangun karena ancaman yang ada saat ini sudah mulai beralih ke arah ancaman non militer, ini membangkitkan semangat untuk menciptakan teknologi dan solusi penyelesaian yang dianggap terbaik untuk menghadapinya.
Selain memberikan berberapa pandangan alusista Polandia, Menhan menekankan kembali agenda JIDD, yaitu: manajemen pertahanan, pertahanan ekonomi, dan strategi pertahanan. Ini menjadi pembahasan karena perang yang terjadi saat ini bukan antar negara tapi perang horizontal, seperti demontrasi dan terorisme yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi. Ini yang menjadi dasar pembentukan program JIDD.
Sumber: DMC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar