Seorang pengunjung mengamati senapan serbu produksi PT Pindad pada pameran peralatan pertahanan di Jakarta Convention Center, Rabu (23/3). Pameran yang berlangsung 23-25 Maret 2011 tersebut menampilkan produk alutsista dalam negeri. (Foto: ANTARA/Prasetyo Utomo/ss/ama/11)
25 Maret 2011, Jakarta -- (MI.com): Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) berhasil menjalin kerja sama pertahanan antar negara. Forum ini turut menjadi ajang promosi bagi industri pertahanan dalam negeri.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengaku JIDD mampu memicu kerja sama pertahanan negara peserta dialog. Forum ini telah ditindaklanjuti langsung melalui pertemuan bilateral maupun trilateral oleh beberapa negara peserta.
"Dialog tidak hanya terjadi di panel tetapi juga di luar forum, ada pertemuan bilateral dan trilateral. bahkan tingkat menteri pertahanan," ujarnya ketika ditemui usai penutupan JIDD di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (25/3).
Masing-masing negara berbagi pandangan mengenai keamanan wilayah dan permasalahan dunia. Mereka berharap pertemuan-pertemuan ini menghasilkan solusi komperhensif atas permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing negara.
Pembicaraan ini cukup serius karena mereka berkomitmen untuk menindaklanjuti dengan pertemuan di tingkatan politik di negara masing-masing.
Purnomo mengakui Indonesia dan Malaysia pun berhasil duduk bersama untuk membicarakan permasalahan perbatasan. Pihak Malaysia mengaku bahwa pengelolaan perbatasan di negara mereka mengalami kendala yang sama.
Pengelolaan perbatasan dilakukan oleh banyak banyak instansi seperti halnya di Indonesia. "Kan sama permasalahan mereka. Mereka juga bertumpuk. Kalau di sini ada polisi perairan, TNI AL, Bakorkamla, Bea Cukai, KKP. Ini yang harus disatukan," jelasnya.
Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengaku optimistis bahwa ketegangan perbatasan dapat dicairkan dengan kedekatannya dengan Menteri Pertahanan Indonesia. Walaupun sebagian masyarakat masih mempermasalahkan ketegangan ini. Apalagi hubungan kepala negara kedua belah pihak cukup baik untuk melakukan penyelesaian.
Ia memberikan catatan, permasalahan perbatasan harus menitikberatkan pada penyelesaian masalah, pembagian hasil alam, dan prolem ketenagakerjaan. Secara tegas, Ahmad meminta media dapat memberikan sumbangan penyelesaian masalah dengan pemberitaan yang baik.
"Semangat ini penting apalagi saya pikir beberapa media memberikan atmosfer yang berbeda dalam pemberitaan," jelasnya.
Sumber: MI.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar