Senin, 27 Agustus 2012

Walet Peluang Yang Masih Sangat Potensial

REVIEW

Budidaya Walet

www.waletindonesia.com - Masihkah walet menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan?
Iya, walet masih memberi peluang yang sangat luas. karena permintaan pasar terus meningkat. sementara produksi sangat terbatas. Walet produk Indonesia hampir 90% nya untuk kebutuhan ekspor. Konsumen terbesar SBW adalah China, sekitar 60%-70 % ekspor Indonesia diserap oleh China Karena untuk pasaran ekspor maka harga walet mengikuti harga US Dolar. Harga rata-rata kisaran sarang walet mentah sebelum proses sekitar US$ 1500. Tetapi setelah diproses bisa mencapai US$ 2.500 bahkan lebih.

Sebenarnya, pada tahun 2010 pemerintah China telah mempertimbangkan untuk langsung impor SBW dari Indonesia. Selama ini, China mewajibkan perdagangan walet melalui negara ketiga, seperti Singapura, Hong Kong, atau Malaysia. Karena, Indonesia masih dianggap negara yang belum bebas flu burung (wah… pelecehan ini, atau akal-akalan ya?)

Jika rencana ekspor langsung ini disetujui, maka perdagangan walet nasional bakal makin agresif dan bergairah, dan permintaan ekspor diprediksi akan melonjak 50%-100%. Peningkatan ekspor itu diproyeksi fantastis karena China, merupakan pembeli terbesar produk hasil budidaya burung walet nasional.

Tapi sayang seribu sayang, sejak pertengahan tahun 2011 harga Sarang Burung Walet, merosot tajam terjun bebas ke titik nadir yang paling rendah. Bayangkan dari harga 15 juta/kg dipasaran turun menjadi 5 juta/kg, bahkan sempat 3,5 juta/kg, itupun tidak semua mau terima.

Ini semua akibat ulah segelintir pengusaha yang tidak bertanggung jawab, mereka membersihkan SBW dengan bahan kimia yang mengakibatkan konsumen dirugikan. Issu yang beredar ada konsumen yang meninggal setelah makan SBW dari Indonesia. (Nah… adakah pihak ketiga yang bermain agar ekspor langsung ke China batal? Wallahu a’lam).

Yang jelas bea pajak yang sangat tinggi mencapai 17 persen, mengakibatkan banyak SBW yang masuk ke China secara ilegal, akibatnya tidak terkontrol.

Untunglah pada tanggal 24 April tahun 2012 lalu (setelah melalui proses panjang tentunya), teman-teman dari Assosiasi Peternak Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI) bersama pemerintah Indonesia telah melakukan loby perdagangan dengan pemerintah China dan sepakat ditanda tanganinya protokol ekspor sarang walet antara Indonesia - China.

Pemerintah menjamin saat ini Indonesia bisa mengekspor langsung sarang burung walet ke China tanpa melalui pihak ketiga yaitu Malaysia. "Sekarang sudah dapat dilakukan ekspor langsung ke China. Ada standardisasi yang dijadikan standar bersama antara China dan Indonesia dan saat ini sedang dibahas secara teknis," kata Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA. saat menggelar Konferensi Pers di Kampus Kementan Jakarta pada Selasa (1/5/2012).

Lihat beritanya di situs resmi Deptan/Kementan,Indonesia Bisa Langsung Ekspor Walet ke China, Update Tanggal : 05-May-2012, 10:44:12 disiniUpdate 4 Agustus 2012, klik disini

Tapi kenapa setelah penanda tanganan Protokol Ekspor Sarang Walet, harga kok masih tiarap? Yang pasti secara teori idealnya harga akan normal kembali, bahkan bisa lebih dari yang lalu karena kran ekspor sudah dibuka langsung.

Menurut Sekjen APPSWI Ir. Rosyich, “Saat ini kita sedang menunggu juklak teknis di lapangan seperti apa, dan itu butuh waktu. Jadi, masih belum ada kegiatan ekspor. Karena itu harga masih kacau. Mudah-mudahan segera kelar dan ada kepastian aturan. ”, katanya.

Untuk lebih lengkapnya tentang berbisnis melalui budidaya walet
Silahkan ke www.waletindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar