Pemerintah menarik pinjaman dalam negeri sebesar Rp 600 miliar dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) guna mendukung pendanaan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Turut hadir juga dalam acara tersebut Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. (Foto: detikFoto/Herdaru Purnomo)
04 Oktober 2010, Jakarta -- Untuk pertama kalinya, pemerintah meminjam uang ke bank dalam negeri untuk pembiayaan proyek alutsista. Pinjaman sebesar Rp 600 miliar itu untuk pembiayaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI/Polri.
Penandatanganan hal tersebut dilakukan oleh Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto dan Dirut BNI Gatot Suwondo, Senin (04/10) di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta. Disaksikan oleh Menkeu Agus Martowardoyo, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, dan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawaty.
Pinjam uang ke bank dalam negeri ini berbeda dengan biasanya, karena selama ini pemerintah hanya mengandalkan pembiayaan proyek APBN seperti Alutsista dari Pinjaman Luar Negeri maupun kredit ekspor.
"Dengan pinjaman ini pemerintah dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan proyek-proyek dari pinjaman luar negeri sekaligus membantu menyehatkan perbankan dalam negeri," papar Menkeu dikutip depkeu.go.id.
Ia mengungkapkan, dalam proses pengadaan Alutsista selama ini, pemerintah selalu menggunakan pinjaman luar negeri, di mana dilakukan antara supplier barang Alutsista dan pemberi kredit, sehingga mengakibatkan posisi mereka terlalu dekat dan membuat posisi tawar pemerintah Indonesia melemah.
"Tapi sekarang ini kita akan jaga proses pengadaannya secara terpisah dengan pembiayaan, ini akan optimal dari segi pembiayaannya," ungkap Menkeu.
Tribun News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar