Kamis, 01 Oktober 2009

Tim Bakorsurtanal Survey Batas RI-Timor Leste


1 Oktober 2009, Kupang -- Tim Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang diketuai Dr. Sri Handoyo mulai melakukan survey dan pemetaan batas wilayah negara antara Indonesia dan Timor Leste.

"Tim dari Bakosurtanal tersebut telah melakukan survey di lokasi perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste," kata Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Ricard Djami di Kupang, Kamis.

Tim Bakosurtanal tersebut terdiri atas delapan anggota yang juga melibatkan pihak TNI Polri dalam melakukan survey demarkasi perbatasan darat antara Indonesia dan Timor Leste. Tim ini sudah melakukan survey sejak 25 September 2009 dan akan berakhir pada 28 November mendatang.

Dia mengatakan, tim tersebut akan melakukan survey di beberapa lokasi perbatasan antara Kabupaten Kupang dan distrik Oeccuse, Timor Tengah Utara (TTU) juga dengan distrik Oeccuse serta Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Dalam survey tersebut, jelas Ricard, tim akan bergabung dengan tim Timor Leste karena penetapan batas harus melalui kesepakatan kedua tim sehingga dapat dipancang pilar perbatasan di lokasi yang ditetapkan berasama. "Kedua tim tersebut bekerja sama dalam menentukan batas wilayah antara Indonesia dan Timor Leste," katanya.

Namun, dia mengaku tidak mengetahui berapa banyak anggota tim dari Timor Leste. Menyangkut penyerobotan lahan yang terjadi di Naktuka Desa Netemnanu, Kabupaten Kupang, Ricard menjelaskan, tim survey Bakosurtanal tersebut tidak hanya menyelesaikan batas wilayah di lokasi tersebut, tapi lokasi batas yang masih disengketakan.

Sampai saat ini masih terdapat lima titik batas antara Indonesia dan Timor Leste yang belum terselesaikan yakni Imbate, Sumkaen, Haumeniana, Nilulat dan Tubana yang didalamnya termasuk Naktuka yang berbatasan antara Oecusse dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Guna penyelesaian penyerobotan lahan di Naktuka Desa Netemnanu, lanjut Ricard, Bupati Kupang, Ayub Titu Eki bersama tim dari Kabupaten dan Provinsi pada 15 Oktober 2009 akan meninjau langsung lokasi penyerobotan lahan tersebut. "Bupati Titu Eki meninjau lokasi tersebut tidak sebagai Bupati, tapi sebagai tokoh adat," katanya.

tvOne

Tidak ada komentar:

Posting Komentar