Selasa, 09 Februari 2010
Balada Panser Tua TNI dan Kemacetan Ibu Kota
10 Februari 2010, Jakarta -- Imbas kekurangan dana TNI untuk pemeliharaan alat-alat persenjataannya, ternyata tidak hanya dirasakan di medan latihan, di perbatasan, atau di lautan lepas. Kemarin malam, akibat sebuah panser milik Marinir ngadat di jalan tol, ribuan warga Jakarta terjebak kemacetan parah berjam-jam.
Iring-iringan panser tersebut terpaksa berhenti di Km 2 Tol Jagorawi dari Arah Cawang, Selasa (9/2/2010), mulai pukul 16.30 WIB, dan baru berhasil dievakuasi pukul 20.55 WIB. Kemacetan di ruas tol dalam kota dan Jagorawi pun menggila.
Pihak Marinir sendiri membantah panser tersebut mogok. "Hanya pendinginan mesin saja," ujar Kadispen Marinir Letkol Said Latuconsina pada detikcom kemarin malam.
Alat-alat perang ini memang kurang dana untuk pemeliharaan. Tahun ini, TNI AL mendapat kucuran anggaran sekitar Rp 6,3 triliun untuk tahun anggaran 2010. 60 persen dari anggaran itu akan digunakan untuk kesejahteraan prajurit. Hanya 40 persen yang digunakan untuk pemeliharaan dan pembelian alutsista baru. Tentunya jumlah ini jauh dari cukup.
Secara bergurau, Dirjen Sarana Pertahanan (Ranahan) Kementerian Pertahanan Laksda Gunadi, pernah menyatakan keprihatinannya pada peralatan lapis baja milik TNI. Diungkapkannya hanya fisik kendaraan saja yang gagah dan mengkilat. Saat dinyalakan, raungan suaranya mengalahkan kecepatannya.
"Karena kekurangan biaya, belinya bukan sparepart tapi semir dan oli, biar mengkilat," canda jenderal bintang dua ini.
Masih untung kendaraan lapis baja tersebut ngadat saat di Jalan tol, bayangkan jika ngadat saat melakukan operasi amfibi dari tengah laut. Akan berapa jumlah prajurit yang gugur sia-sia.
Negara ini sudah terlalu sering berduka akibat kehilangan para prajuritnya. Bukan karena bertempur, tapi karena kecelakaan akibat alutsista yang sudah tua.
detikNews
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar