Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek), Suharna Surapranata (kiri) bersama Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono (kedua kanan) dan Kepala LIPI Umar Anggara Jenie (kanan) meninjau stasiun Uji Radar ISRA (Indonesian Sea Radar) milik LIPI di Menara Mercusuar Anyer, Banten, Rabu (10/2). Menristek menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 800 Radar untuk dapat memantau seluruh wilayah Indonesia khususnya guna menjaga keamanan kelautan. (Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari/ama/10)
11 Februari 2011, Serang, Banten -- Dalam rangka realisasi Program 100 Hari Kementerian Riset dan Teknologi Kabinet Indonesia Bersatu II, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam hal ini Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (P2ET) LIPI membuat radar pengawas pantai atau Indonesian Sea Radar (ISRA). ISRA adalah radar pertama buatan Indonesia. ISRA sendiri telah di launching pada HUT LIPI ke-42 pada bulan Agustus 2009 yang lalu.
Bertempat di Lapangan Stasiun Uji Indonesian Sea Radar (ISRA) di Desa Cikoneng, Anyer, Banten, pada Rabu, 10 Februari 2010, Menteri Riset dan Teknologi. Suharna Surapranata melakukan kunjungan untuk melihat pengoperasian ISRA.
Kepala LIPI, Umar Anggara Jenie dalam sambutannya mengatakan pembuatan ISRA dilatar belakangi oleh keprihatinan mengenai minimnya radar pantai yang ada di Indonesia. ISRA merupakan radar pengawas pergerakan kapal-kapal laut guna mencegah adanya kemungkinan tindakan-tindakan yang merugikan NKRI dan juga mencegah terjadinya kecelakaan laut. Radar ini termasuk kategori quiet radar yang tidak mengganggu sistem radar lain di sekitarnya, serta tidak terdeteksi radar scanner oleh pihak militer. Pemasangan ISRA di menara mercu suar Pantai Anyer dikarenakan lokasi ini berdekatan dengan Selat Sunda yang cukup ramai lalu-lintas kapalnya, ujarnya.
Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata dalam sambutan pengarahannya mengatakan negara ini membutuhkan 800 radar untuk mampu mengawasi seluruh perairan Indonesia, yang bila dikalkulasi senilai lebih kurang Rp 2 triliun.
Kementerian Ristek dan Kementerian Perhubungan serta Kementerian Ristek dan Kementerian Pertahanan telah membangun sinergi yang tidak lepas dari political will Pemerintah. Selama produk-produk bisa dibuat di dalam negeri, diharapkan kita dapat memakai produk-produk yang di buat di dalam negeri, dimana Radar ISRA adalah produk yang bisa berkompetisi dari segi harga. Diharapkan antara lembaga yang satu dengan yang lain harus ada saling sinergi atau kerjasama yang baik agar memiliki kekuatan yang besar dan akan menjadikan kita mandiri dalam mengawasi seluruh perairan negara ini, serta mampu menghasilkan produk-produk kebanggaan negeri sendiri, ujar Menristek.
Seorang petugas menunjukkan lokasi kapal yang terdeteksi oleh radar pengawas pantai (Indonesian Sea Radar) di stasiun Uji Radar ISRA, Menara Mercusuar Anyer, Banten, Rabu (10/2). Radar pertama Indonesia buatan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (PPET) LIPI tersebut digunakan untuk memonitor pergerakan kapal di wilayah perairan Indonesia, pemandu kapal besar di pelabuhan, dan sebagai alat antisipasi masuknya kapal laut pendatang ilegal. (Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari/ama/10)
Seorang petugas menunjukkan lokasi kapal yang terdeteksi oleh radar pengawas pantai (Indonesian Sea Radar). (Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari/ama/10)
Seorang petugas memeriksa komponen radar pengawas pantai (Indonesian Sea Radar).
Hadir pada acara tersebut Kepala LIPI, Umar Anggara Jenie; wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susamtono; Anggota Komisi VII DPR-RI, Zulkiflimansyah; Kepala Bakorkamla, Budhi Hardjo; Deputi LAPAN; jajaran Muspida Propinsi Banten; serta jajaran pimpinan LIPI dan para peniliti LIPI.
Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek), Suharna Surapranata (kedua kanan) bersama Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono (tengah) dan Kepala LIPI Umar Anggara Jenie (kanan) mengamati cara kerja mobil robot berlengan Morollipi 1 di Anyer, Banten, Rabu (10/2). Robot yang diproduksi Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI tersebut dapat digunakan sebagai robot penjinak bom. (Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari/ama/10)
Acara diakhiri dengan peninjauan ke arena pameran, yang menampilkan beberapa hasil penelitian dan rancang bangun LIPI, antara lain Motor Robot (Moro) LIPI, Pintu kereta otomatis, Electric Fuel Treatment (EFT), alat pengusir burung untuk bandara, fuel cell, dan bahan cat yang digunakan sebagai “marka jalan”.
RISTEK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar