Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/8/08). JK meninjau cara pembuatan panser di perusahaan pembuat alat-alat militer itu. (Foto: detikFoto/Gunawan Mashar)
3 Agustus 2009, Jakarta -- Panser buatan PT Pindad itu yang merancang, memiliki gagasan awal, dan pelaksanaan pembuatannya siapa lagi kalau bukan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Dua tahun silam pembuatan dimulai.
Sejak Kamis dua pekan lalu, panser yang pernah digagas dan dilaksanakan pembiayaannya dengan tanda tangannya sebagai penjamin kredit akhirnya berjalan. Dan, kini, sebagian kecil gagasannya itu ”kembali” juga ke tangannya.
Sabtu (1/8) siang, Wapres Kalla ditemani dua cucunya, Omar Rasheed dan Siti Fatiyah, resmi melihat ”kembali”-nya dua dari empat panser jenis angkut personel ringan (APR) yang diberi nama Anoa 6x6 buatan BUMN strategis. Panser tersebut disimpan di barak Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di ujung jalan dekat rumah dinas Wapres Kalla di Jalan Diponegoro, Jakarta.
Empat panser itu merupakan pengganti dari empat panser yang dianggap sudah terlalu tua untuk digunakan oleh Grup B Paspampres untuk menjaga keamanan very very important person (VVIP) itu. Selain dikirim ke Grup B Paspampres, sejumlah panser yang sama juga dikirim untuk menjaga keamanan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman pribadinya di Puri Cikeas Indah, Bogor, dan Kompleks Istana Kepresidenan dan Sekretariat Negara, Jakarta.
Asal tahu saja, empat panser itu merupakan bagian dari 40 panser yang belum lama ini diserahterimakan dari PT Pindad kepada pemerintah, yang langsung dihadiri oleh Presiden Yudhoyono sendiri selaku kepala pemerintahan.
”Kembali” ke tangan Wapres Kalla? Ya. Setelah digagas pembuatannya dan direkomendasikan cara pembiayaannya dengan jaminannya di atas secarik kertas rancangan gambar panser pada Desember 2007, panser itu kemudian dikerjakan PT Pindad.
Dalam tempo tak lama, 25 panser diselesaikan dan langsung diikutsertakan di acara gelar pasukan pada Hari Ulang Tahun TNI. Saat acara peresmian dan serah terima 40 panser lainnya yang selesai dikerjakan, peresmiannya dilakukan oleh Presiden Yudhoyono.
”Tidak apa-apa, silakan saja diserahterimakan dari Pindad ke Presiden. Akan tetapi, Presiden harus menjelaskan proses dan sejarah panser tersebut,” ujar Wapres Kalla saat di perjalanan akhir kampanyenya sebagai calon presiden dalam penerbangan dari Surabaya ke Jakarta, Minggu, 5 Juli.
Dalam acara peresmian, Presiden Yudhoyono banyak bicara mengenai pengembangan produksi dalam negeri untuk alat utama sistem persenjataan. Setelah berpidato, Presiden Yudhoyono menyempatkan meninjau dan mencoba masuk ke panser dan berjalan.
Wapres Kalla saat melihat panser ”gagasan”-nya itu tampak santai. Menggunakan kaus dan sandal kulit, dengan antusias Wapres menyentuh panser dengan bangga sembari mengaguminya. Ia tak bisa menahan ketika sang cucu ikut-ikutan bersamanya naik ke atas panser dan masuk ikut duduk ke dalam panser.
Dengan senyum ceria karena akhirnya panser gagasannya itu bisa dinikmatinya.
KOMPAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar