Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2 kiri), Wakil Presiden Jusuf Kalla (2 kanan) , Ketua DPR Agung Laksono (kiri), dan Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar (kanan), berbincang seusai menghadiri Rapat Paripurna Luar Biasa penyampaikan pengantar/keterangan pemerintah atas RAPBN 2010 beserta nota keuangannya, di gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (3/8). (Foto: ANTARA/Ismar Patrizki/ED/mes/09)
4 Agustus 2009, Jakarta -- Departemen Pertahanan (Dephan) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkomitmen menjadi pelopor penggunaan anggaran secara cermat, tepat, dan hemat.
"Berapa pun angka nominal (kenaikannya) harus efektif dan efisien," kata Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dalam pesan singkat yang diterima Jurnal Nasional, Senin (3/8).
Anggaran Dephan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2010 mencapai Rp40,7 triliun. Pertahanan menjadi peringkat dua terbesar setelah anggaran untuk Departemen Pendidikan Nasional yang direncanakan memperoleh Rp51,8 triliun. Jumlah ini, naik lebih dari Rp7 triliun ketimbang tahun sebelumnya yang mendapat porsi Rp33,6 triliun.
Juwono mengatakan, kenaikan harus benar-benar menjamin meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan aparat pertahanan negara. Salah satunya lewat pembelian sebagian suku cadang yang sebelumnya tidak dapat terbeli. "Termasuk mengurangi kebocoran yang ada."
Kepala Pusat Penerangan TNI, Marsekal Muda Sagom Tamboen mengapresiasi rencana kenaikan anggaran. Dia menegaskan, dana akan diprioritaskan meningkatkan kesiapan TNI, terutama untuk tugas operasi militer selain perang.
"Pengamanan perbatasan, pulau terluar, dan rawan konflik juga jadi fokus," kata Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1975.
Terkait perbaikan penggunaan anggaran, Dephan dan TNI telah dapat membuktikannya. Saat ini, kedua instansi tersebut tidak lagi diberi predikat Opini "Tanpa Pendapat" atau disclaimer oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Opini "Wajar dengan Pengecualian" berhasil diperoleh setelah militer serius membenahi laporan pengelolaan keuangannya tiga tahun terakhir.
Sebelumnya, TNI Angkatan Udara menargetkan kenaikan anggaran pertahanan tahun 2010 akan mendongkrak kesiapan operasi pesawat sekitar sepuluh hingga 15 persen. "Kami ingin kesiapan lebih dari 50 persen," kata Kepala Staf TNI AU (KSAU) Marsekal Subandrio.
Prioritasnya, kata dia, pemeliharaan dan pembelian suku cadang pesawat angkut. "Tentunya mengabaikan kenaikan kesiapan pesawat tempur dan helikopter," katanya.
JURNAL NASIONAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar