Rabu, 05 Agustus 2009
AS Tawari Brazil Transfer Teknologi Militer Tercanggih
5 Agustus 2009, Brasilia -- Amerika Serikat bersiap mengajukan penawaran tak diduga-duga dalam soal transfer teknologi jet tempur F/A-18 Hornet, kepada Brazil guna mendapatkan kontrak bernilai multi miliaran dolar AS, demikian keterangan resmi pemerintah AS, Kamis WIB.
Wakil Menteri Luar Negeri (Direktur Jenderal) Departemen Luar Negeri AS urusan pengawasan senjata Ellen Tauscher dan Kepala Penguasaan dan Teknologi Pentagon Ashton Carter mengungkkapkan, mereka telah mengajukan proposal kepada pemerintah Brazil Selasa dan Rabu waktu AS.
Didampingi di Brasilia oleh Penasihat Kemanan Nasional Presiden Barack Obama, Jim Jones, kedua orang itu mengatakan bahwa transfer teknologi itu adalah bagian dari langkah pengantar akhir dalam mencoba membujuk angkatan udara Brazil untuk membeli 36 pesawat tempur baru.
Kontrak ini diperkirakan bernilai lebih dari empat miliar dolar AS dan termasuk pengiriman pesawat tempur dari 2014 untuk menggantikan armada tua Brazil yang terdiri dari 12 jet Mirage-2000 buatan Prancis.
"Transfer (teknologi) ini akan menjadi sesuatu yang tak pernah kita lakukan sebelum ini, dan karena secara khusus hubungan dengan Brazil begitu berharga, begitu penting bagi kami," kata Tauscher kepada wartawan.
Dia menekankan bahwa proposal itu akan menjadi akhir dari sikap umum AS manakala negara ini mengekspor persenjataan canggihnya dan menambahkan bahwa sebuah keputusan akan dibuat dalam 45-60 hari ke depan.
Carter berkata, "Kami ingin memiliki hubungan teknologis dengan Brazil yang dari waktu ke waktu semakin dalam dan dalam saja. Ini hanya satu langkah awal."
Penawaran ini muncul sebagai upaya menumpulkan tawaran pesaing dari Dassault Prancis yang sedang menawarkan pesawat tempur canggihnya Rafale dan Saab Swedia yang menawarkan pembuatan pesawat tempur Gripen NG.
Rafale, yang memiliki teknologi siluman dan alat penghubung kokpit yang terpisah serta pendeteksi ancaman, dipandang sebagai pilihan menguntungkan bagi Brazil, sebagian besar karena Prancis menawarkannya dengan transfer teknologi secara penuh yang adalah kunci tender yang diminta Brazil.
Pun demikian dengan Saab, yang telah menjanjikan berbagi pengetahuan dengan Brazil --meskipun mesin Gripen itu buatan AS sehingga seharusnya menjadi kewenangan jual dari militer AS.
Belum jelas teknologi apa yang dipersiapkan AS untuk dibagi dari F/A-18 kepada Brazil, yang merupakan pesawat tempur bermodel paling tua yang ditawarkan yang telah terbang sejak 1980.
Satu pertimbangannya, baik bagi Brazil maupun AS, adalah mungkin bagaimana F/A-18 bisa membuat AU Brazil sebanding dengan angkatan udara Venezuela dalam setiap konfrontasi yang muncul di masa depan.
Baru-baru ini Venezuela membeli 24 Su-30MK2 buatan Rusia yang dikembangkan oleh China, satu jenis pesawat tempur modern yang dianggap mengungguli pesawat tempur buatan AS.
ANTARA News/AFP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar