Panglima TNI diminta menjelaskan dalam rapat dengar pendapat dengan DPR, hari ini.
23 Februari 2008, Jakarta -- Komisi I (bidang pertahanan) DPR mengkritisi insiden dua pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU. Saat latihan terbang di atas perairan Sulawesi Selatan, Jumat (20/2) lalu, sistem radar peringatan pesawat buatan Rusia itu menyalak tanpa diketahui sebab musababnya.
Anggota komisi I Andreas Pareira meminta TNI segera mengklarifikasi hasil penyelidikan kejadian tersebut. "Apa pun penyebabnya harus diungkap," katanya kepada Jurnal Nasional di Jakarta, Minggu (22/2). Dia menjelaskan, beberapa spekulasi muncul dari kejadian itu. Selain diduga dikunci pesawat asing, kondisi perlengkapan radar dan senjata pesawat dipertanyakan.
Dari analisa Andreas kemungkinan besar insiden terjadi karena kerusakan teknis pesawat berjuluk Flanker itu. "Terlalu jauh menyimpulkan diintai bahkan dikunci pihak lain," katanya. Alasannya, dari pengecekan radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II , Makassar, tidak ditangkap sinyal pesawat lain.
Begitu pula pantauan langsung pesawat intai Boeing 737-200 yang mencari hingga radius 400 kilometer dari tempat kejadian. Tidak ditemukan adanya penerbangan gelap (black flight) atau permintaan izin terbang lintas di wilayah Indonesia.
Meski demikian, kerusakan teknis tetap menjadi perhatian serius. Pasalnya, Sukhoi menjadi pesawat tercanggih yang dimiliki TNI saat ini. "Apalagi pesawat didatangkan dalam kondisi gres," katanya.
Jika TNI tidak memberi penjelasan dengan gamblang, terlebih ada kesan ditutup-tutupi, DPR sebagai pemegang hak anggaran sekaligus hak kontrol akan mengevaluasi pembelian Sukhoi selanjutnya. Kolega Andreas, Yusron Ihza Mahendra akan menanyakan insiden itu ke Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso saat rapat dengar pendapat dengan jajaran pertahanan, hari ini.
"Ini serius, tidak bisa dianggap main-main," kata Wakil Ketua Komisi I itu. Sebelumnya, Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau) II Marsda Yushan Sayuti berjanji mengecek seluruh sistem radar peringatan pesawat Sukhoi terkait insiden penguncian itu.
"Apa pun kemungkinannya akan dicek. Mulai dari sistem radar pesawat sampai kemungkinan ada pihak asing," katanya. Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Chaeruddin Ray menambahkan, saat ini masih ada teknisi Rusia yang berada di Makassar. "Pesawat-pesawat itu akan langsung diperbaiki," kata dia. (jurnalnasional)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar