Infanteri (Yonif) 500 Raider/Kodam V Brawijaya merupakan perubahan dari Yonif 507/BS Sikatan/Kodam V Brawijaya setelah ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan raider di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Asembagus, Situbondo, 16 Juli hingga 26 Oktober 2003. Pelatihan ini diikuti oleh 850 prajurit Yonif 507/BS. 50 prajurit kembali dilatih anti teror di Puslatpur Kopassus.
Pelantikan Batalyon menjadi batalyon raider dilakukan Kasad Jenderal Ryamizard Ryacudu, bertepatan Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat di Kemayoran, Jakarta 22 Desember 2003.
Pembentukan batalyon raider merupakan keputusan rapat komando TNI AD 26-28 Maret 2003 di Lhoukseumawe, Aceh. Dimana akan dibentuk 10 batalyon Raider, delapan di yonif Kodam dan dua di yonif Kostrad.
Sejarah Batalyon
Sejarah batalyon dimulai terbentuknya TKR di Mojokerto, Jawa Timur, Agustus 1945 dipimpin Shodanco RM. Soedarsono. Bertambahnya personel TKR ini, maka diberi nama Batalyon 7420 dibawah pimpinan Shodanco R. Soemardjo dan wakilnya Shodanco RM. Soedarsono di bulan Oktober 1945. Saat bertempur dengan tentara Ghurka, Shodanco RM. Soedarsono gugur. Komandan batalyon kembali dijabat Shodanco RM. Soedarsono.
Dua tahun kemudian, Yon 7420 menjadi Yon 6010 dan menjadi Yon Stoof dibawah Divisi I Jawa Timur. Tak lama kemudian diubah lagi menjadi Yon 131 tanggal 4 Januari 1948. Bergantinya komando batalyon 131 dari Divisi I Jatim ke Brigade 2/Divisi I Jatim, penamaan batalyon berubah lagi menjadi Yon 23/Sikatan tanggal 10 September 1948.
Personel Yon 23/Sikatan bertambah dengan bergabungnya Kompi Sobirin Mochtar eks Yon 124 Kediri dan Kompi R. Affandi eks Divisi Siliwangi yang hijrah dari Jawa Barat. Penggabungan guna kepentingan penumpasan pemberontakan PKI-Muso di Madiun.
Terjadi penggabungan kembali 1 kompi dari Yon 124 dan 1 kompi dari Divisi Siliwangi tanggal 25 Oktober 1948. Kemudian diresmikan oleh Komandan Brigade 2/Divisi I Jatim menjadi Yonif 507/BS Sikatan Mahastra Yudha dengan Komandan Batalyon Mayor RM. Soedarsono. Peresmian batalyon ini ditetapkan sebagai hari jadi batalyon.
Hingga saat ini telah mengalami 36 kali pergantian Danyon, terakhir Letnan Kolonel Inf Supriono lulusan Akmil 1991 yang dilantik Pangdam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Bambang Suranto S,Sos tanggal 29 Oktober 2007, menggantikan Letkol Inf Syaiful Azis.
Pertama kali batalyon ini bermarkas di Mojokerto 1945 – 1948, kemudian pindah ke Kediri hingga tahun 1949. Dalam operasi penumpasan pemberontakan PKI-Muso, batalyon bersifat mobile di daerah Tulungagung, Blitar, Ponorogo dan Madiun. Dan menetap hingga sekarang di Gunungsari, Surabaya.
Tugas-Tugas Pokok
1. Memelihara dan meningkatkan kemampuan intelijen Yonif 500/Raider, untuk deteksi dini dan peringatan dini terhadap setiap kerawanan dan ancaman, agar tidak berkembang menjadi ancaman nyata;
2. Memelihara dan meningkatkan kemampuan taktik dan teknik tempur serta operasional Yonif 500/Raider, dengan cara meningkatkan pemantapan satuan, menata organisasi dan budaya belajar dan berlatih;
3. Menyiapkan prajurit secara professional, dengan mematuhi hukum dan HAM dalam pelaksanaan tugas;
4. Menyiapkan satuan sehingga sewaktu-waktu siap digerakkan untuk mengatasi setiap trouble spot yang terjadi di wilayah Jawa Timur;
5. Menyiapkan satuan dalam rangka member bantuan kepada Polda Jatim, guna pemulihan dan pemeliharaan stabilitas keamanan di wilayah Jatim;
6. Menyiapkan kekuatan Yonif 500/Raider yang professional, efektif dan modern serta memiliki kualitas dan mobilitas tinggi, untuk menangkal segala bentuk ancaman;
7. Memelihara dan meningkatkan kemampuan pembinaan territorial terbatas, agar dapat memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat, menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap terhadap perkembangan situasi yang terjadi di wilayah Jatim;
8. Menyelenggarakan pengamatan instalasi objek vital TNI dan non TNI, kegiatan kenegaraan, keamanan fisik pejabat penting Negara (VIP) dan tamu Negara serta pejabat perwakilan negara sahabat yang berada di wilayah Kodam V/Brawijaya berdasarkan perintah Komando Atas;
9. Membantu pelaksanaan fungsi pemerintah dalam kondisi dan situasi yang memerlukan sarana, alat dan kemapuan TNI, untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, antara lain membantu mengawasi akibat bencana alam dan merehabilitasi infrastruktur.
2. Memelihara dan meningkatkan kemampuan taktik dan teknik tempur serta operasional Yonif 500/Raider, dengan cara meningkatkan pemantapan satuan, menata organisasi dan budaya belajar dan berlatih;
3. Menyiapkan prajurit secara professional, dengan mematuhi hukum dan HAM dalam pelaksanaan tugas;
4. Menyiapkan satuan sehingga sewaktu-waktu siap digerakkan untuk mengatasi setiap trouble spot yang terjadi di wilayah Jawa Timur;
5. Menyiapkan satuan dalam rangka member bantuan kepada Polda Jatim, guna pemulihan dan pemeliharaan stabilitas keamanan di wilayah Jatim;
6. Menyiapkan kekuatan Yonif 500/Raider yang professional, efektif dan modern serta memiliki kualitas dan mobilitas tinggi, untuk menangkal segala bentuk ancaman;
7. Memelihara dan meningkatkan kemampuan pembinaan territorial terbatas, agar dapat memperkokoh kemanunggalan TNI-Rakyat, menumbuhkan kepekaan dan daya tanggap terhadap perkembangan situasi yang terjadi di wilayah Jatim;
8. Menyelenggarakan pengamatan instalasi objek vital TNI dan non TNI, kegiatan kenegaraan, keamanan fisik pejabat penting Negara (VIP) dan tamu Negara serta pejabat perwakilan negara sahabat yang berada di wilayah Kodam V/Brawijaya berdasarkan perintah Komando Atas;
9. Membantu pelaksanaan fungsi pemerintah dalam kondisi dan situasi yang memerlukan sarana, alat dan kemapuan TNI, untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, antara lain membantu mengawasi akibat bencana alam dan merehabilitasi infrastruktur.
bagian pertama dari dua bagian
Sumber: Majalah Defender Tahun 2 Edisi 24 Oktober 2007, tempointeraktif.com, kompas.com, tniad.mil.id, gatra.com, sejarahtni.mil.id
Foto: detiknews, kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar