Minggu, 22 Februari 2009
Indonesia Fokus Dalam Pembangunan Ekonomi
20 Februari 2009, Jakarta -– Pemerintah Indonesia saat ini sedang memfokuskan pada bidang pembangunan ekonomi. Hal ini terkait dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan pada bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat (kesra) sebesar 80%.
Demikian dijelaskan Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono, Kamis (19/2), saat menerima kunjungan National Correspondent for The Atlantic and Senior Fellow at The Center for a New American Security in Washington Robert D. Kaplan yang didampingi Atase Pertahanan (Athan) AS untuk Indonesia Col. Kevin E. Richards, di kantor Dephan, Jakarta.
Menurut pandangan delegasi AS, Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai masalah terutama masalah penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) yang tentunya akan berdampak pada perekonomian Indonesia secara global.
Hal itu ditanggapi menhan dengan menjelaskan bahwa Indonesia selama ini telah kehilangan sekitar US $ 5 miliar pertahun akibat dari illegal fishing tersebut termasuk diantaranya illegal logging. Namun demikian, Indonesia berupaya secara bertahap untuk melakukan perbaikan dalam segala bentuk penyelundupan, pembalakan liar dan sebagainya.
Dalam kesempatan yang sama Sekjen Dephan menjelaskan kepada delegasi AS, idealnya ditengah keterbatasan anggaran, TNI harus tetap mempunyai kekuatan untuk mendukung kewibawaan bangsa dengan menggunakan strategi kemiliteran. TNI berupaya melakukan sinkronisasi antara strategi militer dan masyarakat dalam pertahanan negara.
Lebih lanjut Sekjen menambahkan bila menilik kebelakang TNI dan masyarakat bekerja bersama-sama dalam mengembangkan postur TNI. Hal ini menjadi catatan buruk bagi TNI ketika TNI melibatkan diri dalam politik praktis sehingga menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap TNI. Untuk itu saat ini TNI berupaya untuk tidak terlibat dalam politik praktis dengan membangun citra yang baik di masyarakat. “Dan ini merupakan tantangan tersendiri bagi TNI saat ini,” tegas Sekjen.
Saat menerima tamunya menhan didampingi Sekjen Dephan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Diranlingstra Ditjen Strahan Dephan Brigjen TNI Ir. Drs. Subekti, Dirkersin Ditjen Strahan Dephan Brigjen TNI (Mar) Ir. Syaiful Anwar, M.Bus, M.A, Karo Humas Setjen Dephan Brigjen TNI Slamet Hariyanto dan Karo TU Setjen Dephan Kol. Laut (P) Agus Purwoto. (DMC)
Admin: Sejak pemerintahan Suharto, B.J. Habibie, Abdulrahman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono alasan pembangunan ekonomi mengalahkan pengembangan kekuatan pertahanan.
Hasil pembangunan ekonomi sampai sekarang tidak menunjukan hasil yang spektakuler, meskipun di level Asia Tenggara. Index IPM bukan yang terbaik di kawasan ini, apalagi dunia.
Sedangkan otot kekuatan bersenjata negara tetangga semakin mengelembung. Sedangkan negeri tercinta ini semakin mengkerut.
Mensisihkan Rp 20 Trilyun setiap tahunnya selama 5 tahun, akan mengembalikan otot-otot yang mengkerut. Dananya darimana ????, subsidi BBM dikurangi. Tokh tidak efeknya buat rakyat kecil. Buktinya ????, BBM turun harga anteng bahkan mendaki. Kok bisa !!!, jalur distrbusi barang yang harus dipotong-potong agar rabat tidak terlalu banyak, harga bisa dikurangi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar