Minggu, 08 November 2009

Pangdam: Polri Perlu Belajar Pembebasan Sandera

Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Haryadi Sutanto (berjalan, depan), melakukan pemeriksaan pasukan pada upacara penutupan latihan pemantapan Raider Yonif 400/Raider Kodam IV/Diponegoro, di alun-alun Temanggung, Jateng, Minggu (8/11). Dalam upacara penutupan yang diikuti oleh satu batalyon tersebut dilakukan berbagai simulasi melumpuhkan teroris dan pembebasan sandera di dalam Gedung DPRD Temanggung. (Foto: ANTARA/Anis Efizudin/tom/09)

8 November 2009, Temanggung -- Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen TNI Haryadi Sutanto mengatakan, Polri perlu belajar tentang pembebasan sandera pada TNI karena mempunyai pasukan andal yang telah teruji.

"Saya imbau Polri perlu belajar terkait dengan pembebasan sandera, jangan dikira TNI tidak punya kemampuan untuk itu. TNI telah belajar di luar negari, antara lain di Belanda, Perancis, Jerman, Amerika Serikat," katanya di Temanggung, Minggu.

Ia mengatakan hal tersebut usai menyaksikan pembebasan sandera di gedung DPRD Kabupaten Temanggung dalam latihan pemantapan Raider Yonif 400/R Kodam IV/Diponegoro 2009.

Menurut dia, TNI bisa saja bekerja sama dengan Detaseman Khusus (Densus) 88 Antiteror dalam penyergapan teroris.

Densus 88, katanya, berkaitan dengan penanggulangan teror kalau tidak ada sandera.

"Kalau tidak ada penyanderaan masih domainnya Polri, tetapi kalau ada penyanderaan menggunakan TNI yang punya keahlian andal," katanya.

Jangankan pembebasan sandera di dalam negeri, katanya, TNI telah bekerja sama penanggulangan teror dengan Belanda, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat bahkan negara-negara ASEAN belajar kepada TNI terkait penanggukangan teror dengan pembebasan sandera.

"Kalau tidak ada sanderanya Densus 88 yang bermain. TNI sudah punya pengalaman di Don Muang, Thailand, Kopassus berhasil membebaskan para sandera di atas pesawat Garuda tanpa korban," katanya.

Menurut dia, dengan pengalaman tersebut kemudian TNI diminta untuk melatih negara-negara ASEAN dalam penanggulangan teror.


Ia mengatakan, Kodam IV/Diponegoro menginginkan latihan pembebasan sandera di atas pesawat tetapi belum ada kerja sama dengan Garuda, Merpati, Batavia atau maskapai penerbangan lainnya untuk menyiapkan pesawat.

Pangdam mengatakan, latihan pembebasan sandera di Temanggung ini merupakan kelanjutan latihan yang dilakukan Batalyon Raider TNI Kodam IV/Diponegoro sejak 27 Oktober 2009 di Metesih Semarang.

Ia mengatakan, latihan ini diselenggarakan di Temanggung karena Temanggung merupakan salah satu wilayah kerja Kodam IV/Diponegoro.

"Kami bisa latihan di mana saja, kebetulan sekarang dilakukan di Temanggung, tetapi bisa saja digelar di Semarang, Yogyakarta, Magelang, dan kota lainnya," katanya.

Pangdam mengakui bahwa Temanggung satu jalur dalam latihan di Metesih dan Kaloran. Temanggung lebih dekat dengan Kaloran dan Metesih yang mempunyai jalur searah.

"Pertempuran di Kaloran merupakan manuver lapangan untuk merebut sasaran pada medan kritis. Kalau latihan pembebasan sandera di Solo namanya tidak rasional, karena dari Kaloran orang bisa lari ke Temanggung, begitu skenarionya," katanya.

ANTARA JATENG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar