Rabu, 18 November 2009

Revitalisasi Industri Pertahanan Dipercepat


18 November 2009, Jakarta -- Pemerintah akan mempercepat revitalisasi industri pertahanan dalam negeri agar dapat lebih diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alusista) TNI dan Polri.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Rabu (18/11) mengatakan percepatan revitalisasi industri pertahanan dalam negeri itu akan dilakukan dengan peraturan presiden (perpres) yang akan segera dirumuskan. "Mungkin akan kita lakukan dengan menggunakan peraturan presiden," katanya seusai membuka Lokakarya Revitalisasi Industri Pertahanan Untuk TNI dan Polri di Departemen Pertahanan.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga akan menyiapkan perangkat aturan lainnya yang memberikan jaminan bagi perbankan nasional untuk menjamin program revitalisasi tersebut. Purnomo menjelaskan dengan peraturan presiden itu TNI diharuskan melakukan pembelian peralatan serta persenjataan dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang.

"Pembelian dalam jumlah banyak untuk jangka waktu panjang tentu memberikan kepastian bagi produsen dan pihak perbankan nasional untuk memproduksi serta memberikan jaminan modal. Jika pembeliannya hanya sedikit untuk jangka pendek, kan produsen rugi, karena bank juga tidak serta-merta dapat memberikan modal," katanya.

Dalam peraturan presiden itu juga akan dicantumkan ketentuan bagi produsen agar mampu menghasilkan peralatan dan persenjataan yang spesifikasi teknisnya benar-benar dibutuhkan TNI. "Aturan itu juga mewajibkan produsen untuk menjaga kualitas produknya sehingga apa yang diproduksi benar-benar dapat diserap banyak oleh pengguna dalam hal ini TNI," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar mengakui, selama ini industri pertahanan dalam negeri seperti PT PAL, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN memiliki kapasitas yang masih rendah, meski potensi yang dimiliki cukup besar.

"Beberapa industri strategis pertahanan itu, memiliki daya saing tinggi sekarang tinggal bagaimana kita mengelolanya, lebih diberdayakan potensinya hingga menghasilkan produk berkualitas untuk memenuhi kebutuhan TNI dan Polri," ujarnya.

MEDIA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar