Senin, 30 November 2009

Nyaris Saling Tembak

HMAS Assail (P 89) termasuk jenis Attack Class Patrol Boat dibangun oleh Evans Deakin and Company di Brisbane, Queensland Agustus 1967, dioperasikan oleh AL Australia 12 Juli 1968 dan dipensiukan 19 Oktober 1985. Ditransfer ke TNI AL diberi nama KRI Sigurot 864. (Foto: navygov.au)

28 November 2009, Batam -- Kapal perang Indonesia, yakni KRI Sigurot 864 nyaris terlibat saling tembak dengan kapal pemadam kebakaran Posh Viking milik Singapura yang dikawal kapal coast guard, gara-gara memperebutkan kapal tanker MV Sawitto, yang terbakar di Perairan Nongsa, Batam, Kamis (26/11) dinihari. Peristiwa ini bermula dari terbakarnya MV Sawitto yang mengangkut 15 ribu ton bahan bakar minyak (BBM) dan sebuah kapal kecil lainnya terbakar di perairan Nongsa, pada koordinat 01 derajat, 14',14" LU dan 104 derajat, 03', 26" BT, Kamis (26/11) dini hari. MV Sawitto berlayar dari Malaysia dengan tujuan Singapura. Kapal terbakar saat melakukan transfer bahan bakar ke Eastern Hill Sanlorenso. Dua kapal itu terbakar habis. Meski demikian kedua kapal tidak karam. Dikabarkan tidak ada korban jiwa dalam kebakaran yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dinihari itu.

Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat Laksamana Pertama Ade Supandi yang mendapatkan informasi langsung mengirim KRI Sigurot 864 yang dikapteni Mayor Laut (P) Ario Sasongko ke lokasi kejadian. ”Ke-15 ABK selamat setelah terjun ke laut,” kata alumni Akabri Laut 1983 itu. RI Sigurot datang ke lokasi kejadian sekitar pukul 07.00 WIB setelah dihubungi kapten kapal KPLP KNP 330. Ketika tiba di lokasi, mereka tidak menemukan ABK kedua kapal itu. ”Informasinya, semua ABK selamatkan diri dan terjun ke laut saat masih di perairan Malaysia. Mereka semua terdampar ke daratan Malaysia,’’ kata Mayor Ario Sasongko, kemarin.

Saat tiba di lokasi kejadian sudah ada kapal Posh Viking dari Singapura sedang memadamkan api. Kemudian KNP 330, kapal PMI Indonesia, serta kapal-kapal nelayan dari jembatan tiga Barelang. Saat itu, kapal sebagian besar habis terbakar, namun masih ada api dan asap. Di antara dua kapal itu, selang yang diduga digunakan untuk mentransfer bahan bakar masih terpasang. Namun penyebab kebakaran itu justru diduga bukan karena aktivitas transfer bahan bakar ship to ship itu.

”Diduga karena korslet di ruang mesin,’’ ungkap Ario. Hal ini juga dibenarkan Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat Laksamana Pertama Ade Supandi.

Setelah KRI Sigurot melihat kondisi kapal dan Posh Viking berhasil memadamkan api, kapal dari Singapura itu berusaha membawa kapal ke Perairan Singapura. Mereka sudah memasang tali pada MV Sawitto untuk menariknya, namun Kapten KRI Sigurot menghalanginya. Kedua pihak pun bersitegang hampir 30 menit. Pihak Singapura mengatakan, kapal MT Sawitto hendak ke Singapura jadi harus ditarik ke Perairan Singapura. Sementara pihak Indonesia berpegang pada lokasi kejadian.

”Saya berkeras untuk membawa ke perairan Batuampar karena lokasi kejadian ada di perairan Indonesia,’’ jelas Ario.

Ketegangan dan rebutan bangkai kapal itu nyaris saja membuat kedua pihak baku tembak. Pasalnya pihak Singapura dan Indonesia tetap sama-sama mempertahankan pendapat dan argumennya. Kapal Posh Viking yang sudah menarik kapal nahas itu dihentikan. Akhirnya pihak Singapura mengalah dan melepaskan tali yang mengikat MV Sawitto. ”Padahal masing-masing (pihak Singapura dan Indonsia) sudah siap mau nembak itu,’’ ungkap Ario.

Kapal MV Sawitto yang berbendera Honduras dan kapal Eastern Hill Sanlorenso kemudian ditarik ke Perairan Batuampar. Masing-masing menggunakan tugboat Nov 3 dan tugboat Lucky Seven. Kapal itu dikawal KRI Sigurot 864, KNP 330 dan KP Hayabusa 684 menuju Batuampar. Meski sudah berada di Perairan Batuampar, awak KRI Sigorut dan Polisi Perairan Polda Kepri yang datang menyusul belum bisa naik ke kapal karena masih ada sisa bara api. Kapal dalam pengawasan dan pengamanan unsur Guskamla dengan pengawalan kapal perang (KRI) maupun patkamla.

BATAM POS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar