Selasa, 24 November 2009

Emban Misi Perdamaian, KRI Diponegoro-365 Tiba di Surabaya

Lettu Laut (P) Sadarianto menghampiri istrinya, Yunice (mantan wartawan Sindo) dan mencium putra pertamanya saat KRI Diponegoro-365 merapat di Dermaga Koarmatim Ujung, Senin (23/11).

23 November 2009, Surabaya -- Selama 8 bulan mengemban misi perdamaian di Perairan Lebanon, Kapal Perang TNI AL KRI Diponegoro-365 dari Koarmatim tiba di Dermaga Ujung, Surabaya, Senin (23/11/2009).

Kedatangan kapal disambut Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Arief Rudianto didampingi para Komandan Satuan Kapal, Kasatker dan ibu-ibu Jalasenastri serta para keluarga ABK (Anak Buah Kapal).

KRI Diponegoro-365 jenis Sigma Klas Korvet Belanda masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim) yang pertama ikut andil mengemban misi perdamaian dunia dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) Konga XXVIII.A Unifil (United Nation Interm Force In Lebanon).

Kapal perang Indonesia ini telah bergabung dengan kapal perang angkatan laut negara lain. Diantaranya Perancis, Belgia, Turki, Italia dan negara lainnya yang masuk dalam Gugus Tugas MTF di bawah komando kapal perang Angkatan Laut Belgia.

Kapal ini meninggalkan pangkalan Surabaya, 13 Maret 2009 lalu. Dengan rincian 2 bulan pelayaran berangkat dan pulang serta 6 bulan berada di tempat lokasi. Route yang dilewati Perairan Lebanon, Jeddah, Salalah (Oman), Kochin, Belawan, Jakarta dan Surabaya.

Helikopter jenis Bolcow NBO 105 bertengger di dek helipad KRI Diponegoro saat hendak bertolak dari dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Minggu (22/11/2009). (Foto: detikFoto/Muhammad Taufiqqurahman)

Meriam utama dipasang di depan anjungan KRI Dipenogoro. Meriam jenis Oto-melara 76 mm buatan Italia. (Foto: detikFoto/Muhammad Taufiqqurahman)

KRI Diponegoro-365 yang dikomandani Letkol Laut (P) Arsyad Abdullah ini dalam tugasnya membawa sebuah helikopter BO-105 dengan 100 personel terdiri ABK 88 orang dan non ABK 12 orang. Ke-100 orang tersebut terdiri dari perwira 31 orang, bintara 41 orang dan tamtama 29 orang. Adapun 12 personel yang non ABK meliputi crew helikopter 6 orang, kesehatan 2 orang, penyelam 1 orang, Kopaska 2 orang dan perwira penerangan 1 orang.

"Kami bertugas di Perairan Lebanon selama 180 hari, 70 persen operasional di laut dan 30 persennya sandar di dermaga. Selama bertugas, kami telah melakukan sebanyak 629 intograsi (memeriksa) bagai kapal-kapal yang melintas di Perairan Lebanon, dan hal itu merupakan prestasi terbaik di antara kapal-kapal yang tergabung dalam Gugus Tugas MTF (Maritime Task Force)," tegas Komandan KRI Diponogoro-365.

Sementara kedatangan KRI Diponegoro-365 diwarnai kebahagiaan keluarga, khususnya keluarga yang ditinggalkan selama 8 bulan. Rasa kangen menyelimuti para istri dan anak-anak mereka. Hal ini bisa dilihat, kapal belum merapat keluarga ABK ini sudah menunggu sejak pagi hari di dermaga.

Rasa kangen bercampur bahagia ini seperti ditunjukkan oleh istri Lettu Laut (P) Sadarianto dari Satuan Pasukan Katak Koarmatim. Dengan menggendong putranya,Yunice mantan wartawan Sindo ini menyambut kedatangan suami tercinta. Lettu Sadarianto pun menghampiri istri dan menggendong putra pertamanya."Kamu sudah besar ya sayang," bisik Lettu Sadarianto bahagia kepada putranya.

detikSurabaya/Penarmatim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar