Jumat, 13 November 2009

Korsel Hibahkan 10 Tank Amfibi Buatan AS untuk RI


14 November 2009, Jakarta -- Mulai Jumat (13/11), sepuluh tank amfibi dengan jenis landing vehicle track-7A1 berangkat dari Korea Selatan. Tank buatan Amerika Serikat tahun 1983 itu merupakan hibah.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Erris Herryanto di Jakarta.

Tank amfibi ini akan digunakan Marinir. Menurut Erris, tank ini diharapkan bisa mengisi kekurangan alat utama sistem persenjataan yang selama ini menghadapi kendala anggaran. ”Tiba di Jakarta sekitar tanggal 6 atau 7 Desember,” katanya.

Menurut Erris, landing vehicle track (LVT)-7A1 ini sama kelasnya dengan tank amfibi PT 76 dan tank amfibi BTR 60 yang sudah dimiliki Indonesia. Diharapkan, masih ada pengiriman LVT-7A1 lagi. Kerja sama ini berawal dari pembicaraan tahun 2007. Saat itu Korea Selatan telah menawarkan LVT-7A1 kepada Indonesia. Namun, karena menunggu izin dari AS, kesepakatan ini baru bisa diwujudkan. ”Perjanjiannya sebenarnya ada 35, tetapi belum ada kejelasan. Ini gelombang pertama. Nanti kalau sudah datang, kita lobi lagi,” kata Erris.

Erris menambahkan, dengan hibah tersebut pihak TNI AL akan mengirimkan 15 personel untuk mengikuti Maintenance dan Operational Training yang terdiri dari Maintenance Training sebanyak 5 personel selama 1 bulan dan 10 personel operasional training selama 1 minggu.

"15 Personel TNI AL dari Korp Marinir direncanakan berangkat ke Soel 21 November 2009," ungkapnya.

Tank amfibi LVT-7A1 merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang dijuluki Alligator. Tank yang hingga kini masih digunakan Marinir Korea Selatan sama dengan yang digunakan dalam serangan ke Falkland, Perang Teluk, dan Perang Irak.

Korea Selatan juga memberikan satu paket suku cadang. LVT-7A1 beratnya 22,8 ton, panjang 7,94 meter, lebar 3,27 meter, dan tinggi 3,26 meter.

Ranpur LVT7A1 saat ini berada dibawah Komando Divisi 1 LVT7A1 RDK Marine Coprs di Pohang Korea Selatan.

Kendaraan ini juga bisa berputar 360 derajat saat berada di dalam air. ”Yang diberikan kepada kita tanpa persenjataan,” kata Erris.

10 ranpur itu nanti akan dibawa dengan menggunakan kapal jenis LPH Dokdo dan dikawal oleh satu Frigat dari Angkatan laut Korea Selatan.

Pernah tenggelam

Dibandingkan dengan PT 76 dan BTR 60 yang diproduksi Rusia tahun 1950-an, LVT-7A1 buatan AS ini jauh lebih baru. Bulan Februari 2008, satu unit BTR 60 tenggelam di Situbondo, Jawa Timur. Saat itu latihan puncak TNI AL ”Armada Jaya” XXVII.

TNI Angkatan Laut juga tengah menunggu 17 tank amfibi BMP 3F yang dipesan dari Rusia. BMP 3F adalah kendaraan tempur amfibi infanteri yang khusus dirancang untuk operasi di laut. BMP 3F dirancang dengan keterapungan di laut, termasuk untuk ketepatannya menembak.

”Kita sudah tanda tangan dan mendapat kesepakatan pembelian dari Rusia untuk kendaraan tempur dengan persenjataan ini,” ungkap Erris.

KOMPAS/VIVANews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar