Sabtu, 13 November 2010

Torricelli Penemu Barometer Air Raksa

Pada 15 Oktober 1608, lahir fisikawan Italia yang yang namanya kemudian mendunia. Dialah Evangelista Torricelli yang lahir di Faenza dan kemudian menempuh studi di Sapienza College Roma.

Evangelista Torricelli adalah anak pasangan Gaspare Torricelli dengan Caterina Angetti. Anak sulung dari tiga anak pasangan suami istri ini hidup serba kekurangan karena Gaspare hanyalah seorang buruh pabrik tektil. Kedua adik laki-lakinya kelak bekerja pada bidang yang terkait dengan pakaian. Melihat bakat Torricelli menonjol dan tidak mempunyai kemampuan untuk memberi pendidikan, kedua orang tuanya mengirim anak sulung ini ke pamannya, Jacopo, seorang paderi. Torricelli dididik sampai siap masuk sekolah Jasuit.

Torricelli masuk sekolah Jasuit pada tahun 1624 dan belajar matematika dan filsafat selama dua tahun, tidak diketahui dengan jelas kota tempat Torricelli belajar. Katika Torricelli masih menuntut ilmu di sekolah ini, ayahnya meninggal. Ibunya bersama kedua adiknya pindah ke Roma dan diketahui Torricelli kemudian tinggal bersama mereka. Ibunya meninggal di Roma pda tahun 1641.

Torricelli adalah ahli fisika Italia, penemu barometer air raksa, penemu Hukum Torricelli, menemu tabung hampa kecil yang pertama di dunia, ahli matematika, pengarang, guru besar, sekretaris, pembantu, dan murid Galileo. Ia memperbaiki mikroskop dan teleskop. Ia meninggal di Florence pada tanggal 25 Oktober 1647 pada umur 39 tahun. Pada umur 22 tahun ia belajar di Roma pada Benedetto Castelli, pendiri ilmu hidrolik, ahli matematika murid Galileo Galilei.

Torricelli menjadi sekretaris Galileo selama tiga bulan sampai Galileo wafat pda tahun 1641.
Kisah pertemuan Torriceli dengan Galileo ibarat pertemuan antara seorang pengagum dengan tokoh yang dikaguminya. Pada umur 30 tahun ia membaca buku karya Galileo dan merasa kagum. Ia menulis kepada Galileo pada tahun 1632, tetapi baru diundang oleh Galileo sembilan tahun kemudian, setelah Galileo terkesan akan tulisan Torricelli tentang gerak.

Waktu itu Galileo sudah tua dan buta. Torricelli diterima sebagai sekretarisnya dan tiga bulan kemudian Galileo meninggal. Torricelli diangkat jadi pengganti Galileo sebagai ahli matematika di Istina Grand Duke Fredinand II dan sebagai guru besar matematika dan persinggungan kedua ilmuwan besar itu, di Florence dibuat patung Torricelli dan Galileo.

Pada 1643 Torricelli membuat percobaan yang kemudian terkenal dengan nama “Percobaan Torricelli”. Percobaan ini ia lakukan berdasarkan saran-saran Galileo yang ia terima sebelum meninggal. Untuk percobaannya ia menggunakan tabung kecil yang panjangnya satu meter dan air raksa. Tabung itu ia isi dengan air raksa sampai penuh lalu lubangnya ia tutup dengan jari.

Tabung itu ia balikan dan ujungnya dicelupkan ke dalam bejana berisi air raksa pula. Kemudian jari penutup tabung ia lepaskan dari tabung. Air raksa dalam tabung turun dan menimbulkan ruang hampa udara. Ruang hampa ini kemudian terkenal dengan nama ruang hampa Torricelli. Ia mengukur tinggi air raksa dalam bejana. Tingginya ternyata 76 sentimeter.

Selama beberapa hari Torricelli mengamati bahwa tinggi air raksa dalam tabung selalu berubah-ubah. Akhirnya ia tahu bahwa hal itu disebabkan oleh tekanan udara. Tekanan air raksa 76 sentimeter itu kemudian disebut tekanan satu atmosfer.

Kebanyakan penemuan Torricelli adalah dibidang fisika. Khususnya mengenai barometer. Torricelli juga mengemukakan teori-teori tentang percepatan dan gravitasi, gerakan cairan dan proyektif. Suatu ketika Fermat pernah mengajukan soal pada Torricelli untuk menentukan suatu titik di bidang datar yang jumlah jaraknya ke titik satu segitiga menjadi minimum. Penyelesaian soal dari Torricelli kemudian diterbitkan salah seorang muridnya yaitu Viviani pada tahun 1659.

Titik itu dikenal sekarang dengan nama pusat isogon dari segitiga. Penyelesaian cantik dari soal itu kemudian diberikan oleh Jacob Steiner. Pada tahun 1640 menemukan panjang dari busur kurva spiral logaritma. (U. Dede, dari berbagai sumber, /”PR”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar