Minggu, 28 November 2010

AD Singapura Operasikan Pesawat Nirawak Mini

Skyblade III lengkap dengan peralatannya. (Foto: ST Aerospace)

29 November 2010 -- Singapura berencana melengkapi satuan infantri dengan pesawat nirawak mini portabel buatan dalam negeri dalam dua tahun, diberitakan harian Singapura The Straits Times.

Skyblade III, pesawat nirawak mini dilengkapi kamera yang mengirimkan gambar pengintaian terkini siang maupun malam, menghilangkan resiko pada prajurit dalam mendapatkan informasi di wilayah musuh.

Prajurit dari 3rd Battalion Singapore Infantry Regiment (3 SIR) terlihat mengoperasikan Skyblade III dalam latihan selama 3 hari di Murai Urban Training Facility di Lim Chu Kang minggu lalu.

Menurut Sersan Quek Jian Liang (20 thn) prajurit 3 SIR mengoperasikan Skyblade III sangat mudah seperti bermain game di Xbox atau PlayStation.

Singapura telah melakukan penelitian pada sejumlah pesawat nirawak buatan Amerika Serikat dan Israel, pesawat nirawak mini yang terbaik untuk AB dan prajurit Singapura.

Skyblade II dikembangkan oleh ST Aerospace kerja sama dengan DSO National Laboratories, Defence Science & Technology Agency (DSTA) dan AD Singapura. Pesawat diberitakan terbang pertama kali pada 2003, termasuk uji coba oleh AD Singapura di Australia pada tahun yang sama. Singapura pertama kali menampilkan ke publik di Asian Aerospance Show 2006 di Singapura.

Pesawat dirancang menyerupai burung dan sedikit mengeluarkan bunyi, panjang keseluruhan 1,4 meter dan bentang sayap 2,6 meter, jarak jelajah 8 km dengan waktu operasi lebih 60 menit, mampu terbang pada ketinggian 90-460 meter , kecepatan 35 knot, serta berat lepas landas 5 kg.

Pesawat mampu mendeteksi target manusia 500 meter pada malam hari dan 900 meter siang hari sedangkan kendaraan 900 meter malam hari, 1200 meter siang hari.

Pesawat siap dioperasikan dalam waktu 30 menit oleh dua orang operator dengan minimal logistik.

Belanja pesawat nirawak di kawasan Asia-Pasifik mencapai 600 juta dolar pada tahun ini, dan diperkirakan akan meningkat 1 milyar dolar pada 2014.





Pengoperasian Skyblade III. (Foto: Asiaone)

Xinhua/Berita HanKam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar