Seorang tentara bejaga di jalan masuk kawasan lereng Gunung Merapi yang masih berbahaya di Desa Ngepos, Srumbung, Magelang, Jateng, Senin (22/11). Petugas terus berjaga di jalan masuk untuk mengantisipasi warga yang nekat kembali di kawasan yang masih dinyatakan berbahaya. (Foto: ANTARA/Anis Efizudin/ss/nz/10)
23 November 2010 -- Kunjungan Kerja Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada masa reses Masa Persidangan I Tahun sidang 2010-2011, Kamis (18/11/2010) di Provinsi Jawa Tengah. Komisi I memuji prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) sigap dalam penanggulangan korban bencana alam.
Tim Kunker Komisi Imendapatkan penjelasan dari Pangdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Langgeng Sulistiyono terkait bencana dan juga memantau secara langsung kerja TNI di lokasi bencana Gunung Merapi.
“Profesionalisme prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam penanggulangan korban bencana alam, patut mendapatkan aspresiasi yang tinggi,”. Kata Nurhayati Ali Assegaf. Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menilai TNI telah bekerja dengan sigap dalam membantu para korban letusan Gunung Merapi.
Nurhayati mengatakan, selain sigap dalam mengevakuasi korban, TNI juga dinilai sangat tanggap menyiapkan dapur umum, serta mampu menghibur korban sehingga tidak makin sedih dan kesepian.
Dari pemantauan secara langsung di lapangan, Nurhayati dengan kasat mata dapat melihat kiprah TNI dalam berbagai hal. "Kita berikan apresiasi karena kerja TNI sangat cepat dan bagus, koordinasi yang terukur," ujarnya.
Nurhayati berharap, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bisa meningkatkan kerja sama dengan TNI dalam menanggulangi bencana karena TNI terlatih dan mampu menghadapi persoalan dengan cepat. Ia bahkan memimpikan BNPB seperti TNI. Bekerja cepat, terlatih dan bisa kerjasama dengan banyak pihak.
Politisi perempuan dari Partai Demokrat itu menambahkan, berdasarkan kemampuannya dalam penanggulangan bencana, maka sudah saatnya Alat Utama Sistem Persenjataan atau Alutsista yang dimiliki TNI ke depan harus multifungsi. Bisa sebagai alat perang dan juga bisa sebagai alat untuk misi kemanusiaan, membawa bantuan bagi korban bencana seperti pembelian pesawat Hercules dan kapal angkut mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan.
Menurut Pangdam IV/Diponegoro Brigjen TNI Langgeng Sulistiyono, sesuai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono telah menugaskan Brigade Khusus Penanggulangan Bencana Merapi yang dibentuk Jumat (5/11/2010). Brigade ini dipimpin Kasdam IV Diponegoro.
"Brigade Khusus ini akan dipimpin oleh Kasdam IV Diponegoro dan bekerja di bawah koordinasi Kepala BNPB Syamsul Maarif, sebagai pemegang Komando Tunggal Penanganan Bencana Merapi," kata Langgeng Sulistiyono.
Brigade Khusus, TNI terdiri dari Satuan Setingkat Batalyon (SSY), antara lain SSY Batalyon Infantery Kodam IV/Diponegoro, SSY Batalyon Pasukan Khas TNI AU dari Madiun, SSY Batalyon Bekang Kostrad dari Malang, SSY Batalyon Kesehatan Marinir dari Jakarta dan Surabaya. "TNI juga mengirim Satgas Kesehatan TNI," imbuh Langgeng.
Sebagai pemegang kendali penanganan Merapi, imbuhnya, Kepala BNPB telah mengkonsolidasi berbagai langkah yang terintegrasi, baik di masa tanggap darurat, pemulihan antara dan rekonstruksi.
"Sejalan dengan arahan Presiden ini, maka langkah-langkah yang ditempuh oleh para menteri, Gubernur DIY, Gubernur Jateng, Panglima Kodam Diponegoro, Kapolda, maupun para Bupati di wilayah sekitar Merapi berada dalam satu tarikan langkah yang terpadu," katanya.
DPR RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar