Senin, 22 November 2010

TNI AU: Kerahkan Kekuatan Aeropolitik


22 Nopember 2010, Jakarta -- TNI Angkatan Udara (AU) mendorong pemerintah Indonesia memanfaatkan serta mengembangkan kekuatan aeropolitik, baik dalam hubungan internasional maupun persahabatan antarnegara di kawasan Asia Tenggara (The Association of Southeast Asian Nations/ASEAN).

"Aeropolitik bisa menjadi penggerak kepentingan negara serta memberikan nilai tawar dalam perkembangan lingkungan global," ujar Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakasau) Marsdya TNI Sukirno KS, saat memberikan pembekalan kepada 100 Perwira Siswa Sekolah Staf dan Komando (Pasis Sesko) TNI Angkatan ke-37 di Bandung, Jawa Barat, baru-baru ini.

Wakasau yang didampingi Kadispen TNI AU Marsma TNI Bambang Samoedro, menyempatkan diri melihat proses pemeliharaan tingkat berat pesawat angkut TNI AU jenis C-130 Hercules yang saat ini sedang dalam perbaikan di Satuan Pemeliharaan (Sathar) 14 di Lanud Husein Sastranegara.

Menurut Sukirno, wahana udara membuka ruang diplomasi dan satu kekuatan dalam pergaulan internasional. Tentunya, mengisi wahana udara itu, didukung keikutsertaan TNI AU dalam kemajuan teknologi sehingga mendorong Indonesia menjadi bangsa yang berwibawa dan disegani.

Oleh karena itu, ia mengatakan, Indonesia maupun TNI AU perlu memaknai bahwa kekuatan udara tidak hanya sebatas pada aset yang dimiliki TNI AU. Melainkan, kekuatan udara untuk menjadi pertahanan negara secara maksimal harus melibatkan seluruh potensi nasional aspek dirgantara, baik pada masa perang maupun masa damai.

"Postur Angkatan Udara yang dibangun harus dapat menjadi kekuatan inti National Air Power (NAP) atau kekuatan udara nasional," ujar Wakasau.

Penggerak kepentingan

Wakasau menambahkan, bangsa yang menguasai teknologi kedirgantaraan telah menjadikan aeropolitik sebagai penggerak kepentingan negara. Aeropolitik juga menjadi nilai tawar dalam perkembangan global maupun di ASEAN karena wahana udara memberikan pengaruh strategis dan dominan di kawasan ASEAN.

"Beberapa negara sahabat, intens mengembangkan aeropolitiknya untuk mendukung kebijakan pemerintah negara yang berkaitan dengan pendayagunaan wahana udara. Sebab, aeropolitik mempengaruhi perkembangan potensi kedirgantaraan nasional dalam satu negara," ujarnya.

Sukirno menjelaskan, kekuatan udara merupakan bagian integral dari kekuatan dirgantara sehingga diupayakan menguasai, mempertahankan dan mendayagunakan ruang udara di wilayah udara nasional.

"Dalam upaya mempertahankan wilayah kedaulatan dan yuridiksi nasional, kekuatan udara hendaknya mampu mendayagunakan seluruh potensi yang berada di dalam ruang udara secara optimal," ujarnya.

Selain itu, Sukirno mengatakan, kekuatan udara diproyeksikan melindungi kepentingan nasional maupun misi kemanusiaan. "Pembinaan kemampuan TNI AU diharapkan merupakan suatu proses perencanaan yang berlanjut dan berkesinambungan dalam upaya pencapaian tugas yang diemban TNI AU secara proporsional dan profesional," katanya.

Suara Karya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar