Senin, 29 November 2010

Louis Pasteur, Sang Penemu Vaksinasi

Louis Pasteur adalah sosok ilmuwan yang sangat berpengaruh dalam bidang kedokteran. Berbagai penemuannya menjadi tonggak penting pencapaian manusia dalam bidang medis dan hal terkait lainnya.

Penemuan awalnya adalah pasteurisasi, yaitu mematikan bakteri yang di susu dengan pemanasan.

Louis Pasteur juga membuktikan teori bahwa kuman penyakit berasal dari luar tubuh manusia. Louis menemukan vaksinasi, membuat vaksin korela ayam, valsin antraks, vaksin rabies, dan merupakan penemu antiseptik. Karena keberhasilannya, dia mendapatkan penghargaan Legion D’Honour. Peranan Louis Pasteur dalam dunia kedokteran sangat besar, terutama tahun 1873, saat dia menemukan banyak vaksin (korela, antraks dan rabies) dan menyingkap tabir penyakit infeksi yang juga telah merenggut nyawa anaknya.

Pasteur membuat obat pencegah penyakit antraks dan suntikan melawan penyakit anjing gila, rabies. Pada waktu itu orang yang digigit oleh anjing gila akan menderita penyakit yang disebut hidrofobia. Suntukan rabies Pasteur tidak hanya mencegah tetapi juga mengobati penyakit tersebut.

Pasteur lahir di Kota Dole, bagian timur Prancis, tahun 1822. sebagai mahasiwa di Paris dia memperdalam ilmu pengetahuan. Kejeniusannya belum tampak takkala jadi mahasiwa bahkan salah seorang mahagurunya menganggap Pateur “sedang-sedang” saja dalam ilmu kimia. Baru sesudah ia meraih gelar doktor di tahun 1847, Pasteur membuktikan ucapan profesornya keliru besar. Penyelidikannya tentang asam traktat (tartaric acid) pada kaca mengangkat derajatnya ke tingkat ahli kimia yang tersohor di saat umurnya baru 26 tahun.

Kemudian dia mengalihkan perhatiannya kepada penyelidikan tentang peragian dan membuktikan bahwa proses ini persis seperti proses yang terjadi pada sejenis mikro organisme lainnya dapar mencapai hasil-hasil yang tidak dikehendaki dalam hal peragian minuman. Pendapat ini segera menuntunnya ke gagasan lain bahwa semacam mikro organisme dapat pula menghasilkan hal-hal yang dapat diharapkan dan dapat membawa pengaruh baik terhadap manusia atau hewan.

Vaksin menerobos dunia modern pertama kali pada tahun 1796, ketika Edwar Jenner, seorang dokter dari Inggris, meneliti seorang pekerja harian yang terkena penyakit cacar dengan diimunisasi menggunakan cacar sapi ringan. Dia mengambil beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskan di permukaan lengan anak berusia 8 tahun. 48 hari kemudian Jenner memberi nama “vaksin” (bahasa latin dari sapi). Terobosan lainnya datang pada akhir abad 19, ketika Louis Pasteur mengembangkan teknik kimia untuk mengisolasi virus dan melemahkannya, yang efeknya dapat dipakai sebagai vaksin. Sebelum vaksinasi memancing kontroversi, Pasteur pertama kali memasukkan vaksin rabies ke tubuh manusia yang mendapat protes keras oleh ahli jiwa dan masyarakat.

Kenyataan sejarah demikian, membuat orang sering membuat bandingan antara Pasteur dan Jenner, ahli fisika Inggris yang mengembangkan vaksin untuk pencegahan cacar. Meskipun Jenner melakukannya 80 tahun sebelum Pasteur, penulis buku biografi Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, Michael H. Hart, menilai bahwa arti penting Jenner tidak sebesar Pasteur. “Hal itu karena sistem pengebalannya berlaku hanya untuk satu jenis penyakit saja, sedangkan sistem Pasteur dapat dan telah terbukti ampuh untuk mengebalkan terhadap banyak penyakit, demikian menurut Hart.”

Sejak penemuan Louis Paster, ilmuwan lainnya, dengan meniru gagasan dasar Pasteur, mengembangkan vaksin untuk mencegah penyakit berat lain seperti tifus dan poliomylitis. Sejak tahun 1888 karya Pasteur dilanjutkan di Institun Pasteur di Paris. Kini intitut itu mempunyai cabang di 60 negara. Pasteur mengembuskan napas terakhirnya pada tanggal 28 September 1895 dalam usia 72 tahun. (I.Syarifulloh, dari berbagai sumber, /”PR”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar