Selasa, 03 Februari 2009

Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-A/Unifil 2009 KRI Diponegoro 365 Siap Emban Resolusi PBB UNSCR 1701


3 Februari 2009, Jakarta -- Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, S.H. menerima paparan Satgas Maritim TNI Konga XXVIII UNIFIL yang disampaikan oleh Dansat Maritim TNI PBB Kolonel Laut (P) Aan Kurnia dan Komandan KRI Diponegoro-365, Letkol Laut(P)Arsyad Abdullah di Wisma Elang Laut, Jakarta. Pada paparan di depan para Pejabat teras Mabesal tersebut, KRI Diponegoro dengan kekuatan seluruhnya 99 orang rencananya akan bertolak dari Dermaga Ujung Koarmatim menuju Lebanon pada Selasa (10/2).

Pada kesempatan itu, Kasal menekankan untuk pencapaian misi perdamaian dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab serta tetap mempehatikan masalah keselamatan diri dan material yang telah dipertanggungjawabkan kepada komandan dan seluruh ABK KRI Diponegoro. Hal senada juga disampaikan oleh Wakasal, Laksdya TNI Moekhlas Sidik, MPA yang mengharapkan KRI Diponegoro harus menang dalam misi ini, yaitu dengan menunjukkan profesionalitas prajurit AL dan diharapkan dapat membawa nama harum bangsa Indonesia.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Negara Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi dengan mengirimkan kapal perangnya dalam misi perdamaian dunia. KRI Diponegoro merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL, berjenis korvet kelas "Ship Integrated Geometrical Modularity Approach" (SIGMA) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen Belanda.


KRI Diponegoro siap diberangkatkan ke Lebanon untuk bergabung dalam Satuan Tugas Maritim (Maritime Task Force/MTF) Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) dibawah Comander Task Force (CTF 448) dimana beberapa negara telah mengirimkan kapal perangnya seperti Prancis, Turki, Yunani, Italia, Spanyol, Jerman. Dan saat ini Kesiapan kapal, helikopter NBO 105 maupun awak yang digodok di Komando Armada Timur telah melaksanakan masa pra tugas baik klasik maupun manuvra lapangan dengan menggunakan KRI, hal ini merupakan bagian dari proses untuk menghadapi berbagai tugas sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB.

Tugas utama KRI Diponegoro sebagai unsur MTF ini adalah mendukung terlaksananya Resolusi PBB 1701 dengan mencegah pemasukan senjata dan material yang berhubungan dengan senjata secara tidak sah ke dan dari Lebanon serta membantu Angkatan Laut Libanon dalam menegakkan kedaulatan negaranya sesuai Resolusi PBB secara mandiri. Rencananya KRI Diponegoro akan melaksanakan tugas perdamaian selama enam bulan medio Maret sampai dengan September 2009 dan akan digantikan dengan kapal kedua bila diperlukan dan dianggap berhasil dalam misi ini, demikian disampaikan Kadispenal, Laksamana Pertama TNI Iskandar Sitompul, S.E. (tnial.mil.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar