KRI Siliman eks HMAS Archer P86 diluncurkan dari galangan kapal Walkers Limited di Maryborough, Queensland 2 Desember 1967. KRI Siliman salah satu KRI yang dibina oleh Armada RI Kawasan Barat. (Foto: Armabar)
28 Januari 2010, Jakarta -- Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar), Laksamana Muda TNI Marsetio, MM membuka Rapat Staf dan Komando (Rasko) di jajaran Koarmabar, Kamis (28/1). Rasko yang dilaksanakan ini merupakan kelanjutan dari Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Rapim TNI AL tahun 2010.
Pangarmabar dalam amanatnya mengatakan, Penyelenggaraan rasko tahun 2010 kali ini, merupakan momentum yang sangat strategis bagi seluruh jajaran Koarmabar. Melalui forum ini seluruh jajaran Koarmabar mendapat manfaat ganda, di satu sisi Pangarmabar dapat menyampaikan program kegiatan yang akan dilaksanakan, di sisi lain dapat diperoleh masukan perkembangan terbaru situasi di lapangan dan ide-ide segar dari kesatuan bawah sebagai bahan pertimbangan penentuan program Koarmabar mendatang.
Lebih lanjut ditegaskan bahwa, Tahun 2010, Pemerintah melalui Kementrian Pertahanan menetapkan kebijakan untuk membangun kekuatan pertahanan menuju kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF) dengan konsep Tri Matra Terpadu. Salah satu “nafas” dan hakekat dari Tri Matra Terpadu adalah koordinasi dan sinkronisasi sejak tahap perencanaan dan perumusan, sampai dengan proses pengadaan atau pembelian dan penggunaannya.
Selain itu kebijakan pertahanan diarahkan menuju sistem pertahanan negara yang “pro kesejahteraan”, dengan mengoptimalkan perhatian terhadap kebijakan petahanan negara, mengintensifkan peran industri pertahanan dalam negeri, memantapkan soliditas kerja sama Dephan dan TNI, dan mengembangkan pola pengelolaan wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar.
Dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis, Koarmabar masih menghadapi berbagai kendala dalam upaya pembinaan kemampuan, kekuatan dan gelar operasi. Kendala-kendala tersebut antara lain, sebagian besar Alutsista di jajaran Koarmabar berusia tua sehingga berpengaruh terhadap kemampuan tempur dan dapat membahayakan bagi keselamatan personel dan material itu sendiri, keterbatasan alokasi BBM untuk mendukung pelaksanaan operasi, kualitas personel pengawak serta sarana prasarana pendukung unsur jajaran Koarmabar dirasakan belum memadai dan kemampuan pangkalan jajaran Koarmabar belum sesuai dengan standarisasi pangkalan sehingga berpengaruh pada kemampuan dukungan untuk ketahanlamaan gelar satuan operasi Koarmaabar.
Dengan adanya kendala-kendala tersebut, maka tantangan tugas Koarmabar ke depan semakin berat. Untuk itu, seluruh jajaran Koarmabar harus mampu mengembangkan kreatifitas dan inovasi serta melakukan upaya-upaya cerdas dan nyata, dalam meminimalkan kendala-kendala yang terjadi, ujar Pangarmabar.
Hadir pada acara pembukaan Rasko tersebut Kepala Staf Koarmabar Laksamana Pertama TNI Hari Bowo, Komandan Guspurlabar, Komandan Guskamlabar, Komandan Lantamal I, II, III dan IV serta seluruh pejabat teras di jajaran Koarmabar.
KRI Imam Bonjol Ikut Satgas Milan 2010 di India
KRI Iman Bonjol. (Foto: ANTARA)
Salah satu unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar), yang tergabung dalam Satuan Kapal Eskorta yakni KRI Imam Bonjol-383 bertolak ke India dalam rangka melaksanakan kegiatan yang dikemas dalam sandi Satgas Milan 2010.
Kepala Dinas Penerangan Armabar, Letkol Laut (KH) Drs. Supriyono, mengatakan itu di Markas Komando Armabar Jalan Gunung Sahari No 67 Jakarta Pusat, Selasa (23/1). Menurutnya, kegiatan KRI Imam Bonjol-383 yang diberi sandi Satuan Tugas (Satgas) “MILAN 2010” ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kerjasama dan mempererat hubungan baik Angkatan Laut India dan Angkatan Laut Indonesia, maupun kedua negara, sekaligus juga memenuhi undangan Kepala Staf Angkatan Laut India untuk berpartisipasi pada kegiatan “MILAN 2010” di Port Blair India pada 3 hingga 8 Pebruari 2010 ini.
Sebagai duta bangsa Satgas “MILAN 2010” di bawa pimpinan Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, S. Sos, juga membawa misi untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia kepada dunia Internasional melalui negara-negara peserta MILAN 2010.
Rencanannya selama berada di India, Satgas “MILAN 2010” akan melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya seminar tentang penanggulangan bencana alam, diskusi dan latihan bersama Angkatan Laut India (Table Top Exercise), olah raga bersama, cocktail party, atraksi kebudayaan dan kirab kota dan Passex.
Dispenarmabar/POS KOTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar