Pemasangan peluncur rudal C-802 buatn China di kapal perang Indonesia jenis patroli. TNI AL merencanakan akan memasang rudal jenis ini pada sejumlah kapal perangnya. Diberitakan BPPT dan industri pertahanan China akan bekerjasama membuat peluncur rudal sedangkan dengan PT. PINDAD memproduksi amunisi rudal. (Foto: TNI AL)
22 Januari 2009, Jakarta -- Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah China menjajaki kerja sama industri pertahanan dan keamanan yang saling menguntungkan dalam upaya lebih meningkatkan lagi hubungan kedua negara.
"Kedua negara sepakat bahwa hubungan kedua negara yang telah baik agar bisa ditingkatkan, termasuk diantaranya kerja sama industri pertahanan dan keamanan," kata Juru bicara Wapres Yopie Hidayat kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dikemukakannya usai Wapres Boediono melakukan pertemuan dengan Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan China Dai Bingghuo, yang didampingi oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto dan Menlu Marty Natalegawa.
Mengutip pernyataan Bingguhuo, katanya, China menilai bahwa Indonesia merupakan mitra yang penting dan strategis sehingga berkeinginan untuk membantu di bidang pertahanan dan keamanan.
"China juga minta agar semua langkah yang telah ditempuh dapat terus ditingkatkan sehingga bisa saling memberikan keuntungan kedua belah pihak," kata Yopie.
Tahun 2010, katanya, merupakan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia dengan China sehingga diharapkan bisa memberikan hubungan yang baik dan tidak ada lagi pembekuan hubungan diplomatik.
Ditanya mengenai apakah China menawarkan Indonesia untuk membeli senjata, Yopie, mengatakan bahwa masalah itu tidak dibicarakan antara Wapres Boediono dengan Bingghuo.
"Pak Wapres bersama tamunya hanya membicarakan berbagai masalah politik dan keamanan, di samping sejumlah isu lainnya, seperti upaya peningkatan kerja sama berbagai bidang," katanya.
Dalam kesempatan itu, tambahnya, Bingghuo juga mengundang Wapres Boediono untuk bisa mengunjungi secara resmi ke China.
ANTARA News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar