Dassault Rafale B untuk AU Perancis. (Foto: airforce-technology)
7 Januari 2009 -- Pemerintah Brasilia akan memutuskan pemenang kontrak pembelian 36 jet tempur senilai 7 milyar dolar, diungkapkan Menteri Luar Negeri Brazilia Celco Amorim, Rabu (6/1) di Genewa.
Celco menambahkan yang memutuskan Menteri Pertahanan dan Presiden Luiz Inacio da Silva. Keputusan ini tidak semata-mata keputusan militer tetapi keputusan politis juga.
Kontrak ini diperebutkan pabrik pesawat Perancis Dassault yang mengajukan Rafale, perusahaan Swedia SAAB dengan Gripen NG serta perusahaan Amerika Serikat Boeing dengan F/A-18 Super Hornet.
Saab Gripen NG.
Angkatan Udara Brasilia diberitakan harian lokal Folha de S. Paulo, Selasa (5/1) memilih NG Gripen di urutan pertama, disusul F/A-18 Super Hornet dan diurutan terakhir Rafale. AU Brasilia memilih Gripen karena harga Rafale terlalu mahal, dua kali harga Gripen. Tetapi pihak AU Brasilia tidak mengkonfirmasi berita ini.
Meskipun Rafale diurutan buncit, dipertimbang menjadi pemenang kontrak setelah Presiden Brasilia Luiz Inacio da Silva bertemu timbalannya Presiden Perancis Nicolas Sarkozy pada September tahun lalu di Brasilia, yang melakukan negosiasi pembelian pesawat.
Hingga saat ini, Rafale belum diminati oleh negara diluar Perancis. Brasilia mungkin menjadi pemilik Rafale pertama di luar Perancis. Jika pilihan politis menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pemenang tender.
Sedangkan Gripen telah digunakan oleh AU Swedia (204 pesawat), Afrika Selatan (26), Ceko (14), Hongaria (14) serta Thailand (12).
AFP/@beritahakam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar