16 Juli 2009, Entikong -- Sejumlah anggota TNI AD dan Tentra Diraja Malaysia (TDM) melakukan apel persiapan patroli gabungan di Pos Gabma tapal batas negara Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu (15/7). Patroli gabungan tersebut bertujuan untuk pengamanan bersama wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia oleh kedua belah negara. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ED/mes/09)
1 Agustus 2009, Singkawang -- Tentara Nasional Indonesia dan Tentara Diraja Malaysia, menggelar latihan bersama yang dipusatkan di Pasir Panjang Singkawang. Kedua belah pihak ini sepakat untuk saling menjaga hubungan akrab yang sudah terjalin sangat lama. Agar ke depan bisa lebih baik. Panglima Kodam VI Tanjungpura Mayor Jendral TNI Tono Suratman menegaskan, latihan bersama tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan yang sudah berjalan. “Selain mempererat hubungan baik yang sudah berjalan selama ini, juga untuk saling tukar informasi, bertukar pengalaman dan pengetahuan militer,” tegas Tono dalam ramah tamah di Hotel Mahkota Singkawang, Kamis (30/1) malam.
Dalam kesempatan itu, dihadiri Danrem 121 ABW, Kolonel Inf Nukman Kosadi, Dan Brigif 19/Khatulistiwa Letkol Arifin, Dandim 1202 Singkawang Letkol Teddy Surachmat, Kapolres Singkawang AKBP Subnedih, Kapolres Sambas, AKBP Badya Wijaya, Wakil Wali Kota Singkawang Edy R Yacoub, Staf Ahli Pemerintahan Kabupaten Bengkayang Agustinus Naon, yang mewakili Bupati Bengkayang Jacobus Luna, serta para tamu undangan lainnya. Malam penuh keakraban tersebut juga diisi dengan berbagai hiburan. Antara lain, tarian multi etnis yang dipersembahkan, oleh delapan orang Polisi Wanita dari Polres Singkawang. Pun demikian, para wanita ini juga menyuguhkan tarian joget nusantara.
Tono menegaskan, TNI dan TDM terus menjalin kerjasama untuk mengamankan perbatasan kedua negara bertetangga tersebut. “Terus berlatih untuk kepentingan pertahanan dan keamanan kedua negara. Kita amankan perbatasan sepanjang 2004 kilometer kedua negara, melalui prajurit-prajurit ini,” kata Pangdam yang bermarkas di Balikpapan ini. Panglima Divisi I TDM Datok Mazlan bin Kasam dalam sambutannya juga menegaskan, latma ini untuk menambah keakraban yang sudah sekian lama terjalin antara TDM dan TNI, melalui anak-anak (prajurit) yang dikirim agar hubungan lebih baik lagi di masa yang akan datang TNI dan TDM sudah bersama-sama pada enam pos penjagaan untuk melakukan pengamanan. “Jangan lihat dari sisi negatif, tapi lihat yang sebenarnya mengenai hubungan antara Indonesia dan Malaysia,” katanya. Ia juga mengaku bahagia, karena sejak di Bandara Supadio Kubu Raya, sudah mendapatkan sambutan dari pihak Indonesia, tarian khas Kalimantan Barat.
“Mari kita doakan agar hubungan yang sudah terjalin dapat lebih akrab lagi,” ungkapnya. Sementara itu, Agustinus Naon, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan sumber Daya Manusia Kabupaten Bengkayang membacakan sambutan tertulis Bupati Bengkayang Jacobus Luna menjelaskan, mengenai kondisi dan potensi Bumi Sebalo. Katanya, di Bengkayang Kecamatan Jagoi Babang, merupakan daerah yang langsung berbatasan dengan Malaysia. Jagoi Babang juga merupakan kecamatan terluas di Bumi Sebalo, yakni 665 kilometer atau 12, 14 persen dari Bengkayang. Sedangkan Kecamatan Capkala merupakan yang terkecil dengan total 46, 35 kilometer atau 0, 86 persen dari luas Kabupaten Bengkayang.
“Sedangkan jarak tempuh terjauh dari Bengkayang adalah Siding dengan jarak 103, 68n kilometer,” kata dia. Pihak Pemkab Bengkayang juga menyambut baik latihan bersama ini. Ia mengatakan, banyak informasi negatif yang bersifat mengadu domba masyarakat di perbatasan tersebut. Menurutnya, hal ini sangat merugikan dan dapat merusak hubungan baik. “Oleh karena itulah peran TNI dan TDM diperlukan untuk menjaga keamanan perbatasan demi kedaulatan negara masing-masing,” ujarnya. Hankam, menurut dia, sangat penting dalam upaya mewujudkan kedaulatan dan membangun. Tanpa adanya hankam yang baik, katanya, maka apa yang cita-citakan agar masyarakat aman dan damai menuju cita-cita bersama juga sangat sulit. “Saya menyambut baik latma ini. Semoga berlanjut pada kekuatan pertanahan dan keamanan kedua negara,” ungkapnya.
PONTIANAK POST
Jumat, 31 Juli 2009
RI-Thailand Tukar Informasi Intelijen
Pasukan anti teror AB Thailand. (Foto: military-photos)
1 Agustus 2009, Pattaya -- Militer RI dan Thailand sepakat bertukar informasi intelijen. Data-data intelijen tersebut akan membantu pelaksanaan operasi pengamanan di kedua negara secara lebih cepat dan akurat.
"Pertukaran ini sangat strategis. Namun, kedua belah pihak harus benar-benar membuka hubungan komunikasi yang efektif," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso saat Sidang ke-3 Komite Tingkat Tinggi Militer RI-Thailand di di Pattaya, Thailand.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Jumat (31/7), Panglima TNI mengatakan, kedua Angkatan Bersenjata juga setuju meningkatkan profesionalisme prajurit di bidang intelijen. Diharapkan ada tukar menukar pandangan, ide, konsep, pengalaman dan jaringan kerja di antara staf intelijen. "Tidak hanya dengan Thailand, kalau bisa se-Asia Tenggara," kata Djoko.
Djoko juga menyambut baik partisipasi Negeri Gajah Putih itu dalam pengamanan Selat Malaka. Selama ini, pengamanan selat terpanjang di dunia itu dilakukan patroli terkoordinasi oleh tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. "Dengan dukungan Thailand pengamanan akan lebih maksimal lagi," katanya lulusan Akademi Militer tahun 1975 itu.
TNI juga menyetujui rencana kerjasama bilateral dalam penanggulangan bencana alam. Alasannya, kedua negara masih memiliki potensi terjadinya bencana alam. Selain itu, prajurit kedua militer segera menindaklanjuti kerja sama latihan dan pendidikan. Pelaksanaan pertukaran personal akan lebih digalakkan.
Komite Tingkat Tinggi tersebut menjadi wujud kesungguhan kedua Angkatan Bersenjata membangun kemitraan dan kerja sama di bidang pertahanan. Sidang yang diselenggarakan kali ini merupakan kelanjutan sidang sebelumnya yang dilaksanakan di Yogyakarta, tahun lalu.
Kepala Pusat Penerangan TNI Sagom Tamboen mengatakan, komite jadi forum melakukan komunikasi, koordinasi dan pertimbangan untuk seluruh kegiatan militer kedua negara. "Termasuk membahas masalah-masalah yang muncul," katanya.
JURNAL NASIONAL
1 Agustus 2009, Pattaya -- Militer RI dan Thailand sepakat bertukar informasi intelijen. Data-data intelijen tersebut akan membantu pelaksanaan operasi pengamanan di kedua negara secara lebih cepat dan akurat.
"Pertukaran ini sangat strategis. Namun, kedua belah pihak harus benar-benar membuka hubungan komunikasi yang efektif," kata Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso saat Sidang ke-3 Komite Tingkat Tinggi Militer RI-Thailand di di Pattaya, Thailand.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi, Jumat (31/7), Panglima TNI mengatakan, kedua Angkatan Bersenjata juga setuju meningkatkan profesionalisme prajurit di bidang intelijen. Diharapkan ada tukar menukar pandangan, ide, konsep, pengalaman dan jaringan kerja di antara staf intelijen. "Tidak hanya dengan Thailand, kalau bisa se-Asia Tenggara," kata Djoko.
Djoko juga menyambut baik partisipasi Negeri Gajah Putih itu dalam pengamanan Selat Malaka. Selama ini, pengamanan selat terpanjang di dunia itu dilakukan patroli terkoordinasi oleh tiga negara pantai, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura. "Dengan dukungan Thailand pengamanan akan lebih maksimal lagi," katanya lulusan Akademi Militer tahun 1975 itu.
TNI juga menyetujui rencana kerjasama bilateral dalam penanggulangan bencana alam. Alasannya, kedua negara masih memiliki potensi terjadinya bencana alam. Selain itu, prajurit kedua militer segera menindaklanjuti kerja sama latihan dan pendidikan. Pelaksanaan pertukaran personal akan lebih digalakkan.
Komite Tingkat Tinggi tersebut menjadi wujud kesungguhan kedua Angkatan Bersenjata membangun kemitraan dan kerja sama di bidang pertahanan. Sidang yang diselenggarakan kali ini merupakan kelanjutan sidang sebelumnya yang dilaksanakan di Yogyakarta, tahun lalu.
Kepala Pusat Penerangan TNI Sagom Tamboen mengatakan, komite jadi forum melakukan komunikasi, koordinasi dan pertimbangan untuk seluruh kegiatan militer kedua negara. "Termasuk membahas masalah-masalah yang muncul," katanya.
JURNAL NASIONAL
Bulava Dilanjutkan Diujicoba Pada Agustus
Uji coba penembakan rudal Bulava. (Foto: amsat-france.org)
31 Juli 2009 -- Departemen Pertahanan Rusia mengatakan tidak akan menghentikan pengembangan rudal balistik Bulava, pengujian dapat dilanjutkan pada Agustus.
Rudal Bulava sedang dalam pengembangan oleh Moscow-based Institute of Thermal Technology (MITT), mengalami enam kali kegagalan dalam 11 kali pengujian. Direktur MITT mengundurkan diri karena kegagalan yang bertubi-tubi ini pada minggu lalu.
Rusia tidak mempunyai pilihan selain meneruskan pengembangan rudal Bulava, kapal selam kelas Borey yang akan dipersenjatai rudal Bulava telah menyelesaikan uji pelayaran pertama pada awal Juli. Dua kapal selam kelas Borey, Alexander Nevsky dan Vladimir Monomakh sedang dibangun di galangan kapal Sevmash, diharapkan selesai 2009 dan 2011. Tidak realistis memulai proyek riset dan pengembangan baru menurut seorang pejabat di Dephan Rusia. Harga satu unit kapal selam sekitar 60 milyar Rubel (2 milyar Dolar), harga pengembangan rudal baru lebih 30 milyar Rubel (1 milyar Dolar), ini biaya yang serius menurut Wakil Menhan Rusia Vladimir Popovkin.
Pengembangan Bulava dimasa depan dipertanyakan oleh sejumlah ahli hukum dan pejabat industri pertahanan, yang menyarankan seluruh upaya difokuskan pada rudal balistik yang telah beroperasi Sineva. Dua rudal Sineva sukses diuji coba penembakan dari dua kapal selam bertenaga nuklir kelas Delta IV dari Armada Utara Rusia, berlokasi dibawah lapisan es dekat Kutub Utara, 13 - 14 Juli. Hasil uji coba membuat Sineva tetap bertugas di AL Rusia paling akhir hingga 2015.
Rudal Sineva.
Rudal balistik RSM-54 Sineva, NATO menyebutnya SS-N-23 Skiff, merupakan rudal balistik generasi ketiga diluncurkan dari kapal selam berbahan bakar cair, mulai bertugas di AL Rusia Juli 2007. Rudal mampu membawa 4 atau10 hulu ledak nuklir, tergantung pada modifikasi, mampu mencapai sasaran hingga 11,500 kilometer.
Sedangkan rudal Bulava (SS-NX-30) merupakan rudal balistik diluncurkan dari kapal selam, membawa 10 MIRV hulu ledak dan mampu mencapai sasaran diperkiran lebih dari 8000 kilometer, rudal terdiri dari tiga tingkat berbahan bakar padat.
RIA Novosti/@info-terkumpul
31 Juli 2009 -- Departemen Pertahanan Rusia mengatakan tidak akan menghentikan pengembangan rudal balistik Bulava, pengujian dapat dilanjutkan pada Agustus.
Rudal Bulava sedang dalam pengembangan oleh Moscow-based Institute of Thermal Technology (MITT), mengalami enam kali kegagalan dalam 11 kali pengujian. Direktur MITT mengundurkan diri karena kegagalan yang bertubi-tubi ini pada minggu lalu.
Rusia tidak mempunyai pilihan selain meneruskan pengembangan rudal Bulava, kapal selam kelas Borey yang akan dipersenjatai rudal Bulava telah menyelesaikan uji pelayaran pertama pada awal Juli. Dua kapal selam kelas Borey, Alexander Nevsky dan Vladimir Monomakh sedang dibangun di galangan kapal Sevmash, diharapkan selesai 2009 dan 2011. Tidak realistis memulai proyek riset dan pengembangan baru menurut seorang pejabat di Dephan Rusia. Harga satu unit kapal selam sekitar 60 milyar Rubel (2 milyar Dolar), harga pengembangan rudal baru lebih 30 milyar Rubel (1 milyar Dolar), ini biaya yang serius menurut Wakil Menhan Rusia Vladimir Popovkin.
Pengembangan Bulava dimasa depan dipertanyakan oleh sejumlah ahli hukum dan pejabat industri pertahanan, yang menyarankan seluruh upaya difokuskan pada rudal balistik yang telah beroperasi Sineva. Dua rudal Sineva sukses diuji coba penembakan dari dua kapal selam bertenaga nuklir kelas Delta IV dari Armada Utara Rusia, berlokasi dibawah lapisan es dekat Kutub Utara, 13 - 14 Juli. Hasil uji coba membuat Sineva tetap bertugas di AL Rusia paling akhir hingga 2015.
Rudal Sineva.
Rudal balistik RSM-54 Sineva, NATO menyebutnya SS-N-23 Skiff, merupakan rudal balistik generasi ketiga diluncurkan dari kapal selam berbahan bakar cair, mulai bertugas di AL Rusia Juli 2007. Rudal mampu membawa 4 atau10 hulu ledak nuklir, tergantung pada modifikasi, mampu mencapai sasaran hingga 11,500 kilometer.
Sedangkan rudal Bulava (SS-NX-30) merupakan rudal balistik diluncurkan dari kapal selam, membawa 10 MIRV hulu ledak dan mampu mencapai sasaran diperkiran lebih dari 8000 kilometer, rudal terdiri dari tiga tingkat berbahan bakar padat.
RIA Novosti/@info-terkumpul
Air Top Gunner Skadron 3
F-16 Fighting Falcon TNI AU. (Foto: TNI AU)
31 Juli 2009, Madiun -- Tidak mudah untuk meraih gelar sebagai Air Top Gunner (gelar keahlian menembak dengan menggunakan pesawat tempur supersonic). Seperti yang dilakukan Mayor Pnb Firman Dwi Cahyono, ia harus rajin berlatih dengan konsentrasi penuh, disiplin, dan melaksanakan evaluasi setiap usai latihan. Namun demikian, segala sesuatu yang dilakukan dengan serius didasari kedisiplinan tinggi tentu akan memperoleh hasil yang memuaskan pula. Sebagaimana latihan penembakan peluru Air to Air Taxan yang dilaksanakan oleh Wing 3 Lanud Iswahjudi pada tanggal 13 s.d. 22 Juli 2009, Mayor Firman berhasil menunjukkan hasil kerjanya selama ini.
Selama latihan berlangsung, melalui data yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa Mayor Pnb Firman menjadi penembak paling jitu, dari 200 peluru yang ditembakkan, 198 buah mengenai sasaran, akurasinya hampir 100%. Tak pelak, Firman pun dapat dikatakan sebagai "AIR TOP GUNNER" dalam latihan tersebut. Kelihaian Firman menembak sasaran di udara, tentunya tidak lepas dari usaha kerasnya selama berlatih dan bermanuver dengan pesawat F-16 Fighting Falcon. Kerja kerasnya tidak sia-sia, Firmanpun menyandang gelar Air Top Gunner kali ini.
Mayor Pnb Firman DC adalah Alumnus AAU tahun 1996 yang saat ini menjabat sebagai Dan Flight Ops "C" Skadron Udara 3. Statusnya dipesawat F-16 dapat dikatakan lengkap yaitu Instruktur, Flight Leader dan juga sebagai Test Pilot pesawat F-16/Fighting Falcon. Bergabung di Skadron Udara 3, sejak tahun 1998 dan sampai saat ini sudah mengantongi 1300 jam terbang dengan pesawat F-16, sehingga Firman memiliki total 2150 jam terbang di berbagai jenis pesawat.
Letkol Pnb Fajar selaku Komandan Skadron Udara 3, merasa puas dan bangga atas prestasi yang telah diraih anak buahnya tersebut. "Firman menjadi Air Top Gunner kali ini, membuktikan bahwa jerih payahnya selama latihan tidak sia-sia. “Saya memang membina dan menempa para penerbang F-16, dengan keras, penuh disiplin dan profesional. Jika mereka belum memenuhi standar, maka akan saya perintahkan untuk mengulangi bahkan tak segan-segan saya menghukum mereka. Itu semua demi profesinalisme penerbang yang muaranya adalah keselamatan terbang atau Safety", Ujar Fajar.
Kepada Kapentak Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Fajar menegaskan bahwa latihan ini menyuguhkan penembakan peluru (air gunnery) 20 mm yang dimuntahkan dari dua jenis pesawat F-16 dan F-5 dengan sasaran Taxan yang berbentuk tetra plan seperti layang-layang berwarna merah yang ditarik oleh pesawat F-5. Di dalam badan Taxan ini terdapat Radio sensor dan transmiter yang berfungsi mendeteksi peluru yang masuk dalam radius 10 meter lalu memberikan datanya kepada petugas di bawah, sehingga berapa peluru yang mengenai sasaran bisa langsung diketahui saat itu juga.
Alat ini sangat membantu latihan para penerbang tempur di Lanud Iswahjudi, untuk meningkatkan kemampuannya bermanouver dan menembak sasaran di udara. Penerbang secara langsung dapat mengetahui berapa peluru yang ditembakkan tersebut, mengenai sasaran, semakin banyak peluru yang masuk, maka semakin jitu si Penerbang dalam menembak.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
31 Juli 2009, Madiun -- Tidak mudah untuk meraih gelar sebagai Air Top Gunner (gelar keahlian menembak dengan menggunakan pesawat tempur supersonic). Seperti yang dilakukan Mayor Pnb Firman Dwi Cahyono, ia harus rajin berlatih dengan konsentrasi penuh, disiplin, dan melaksanakan evaluasi setiap usai latihan. Namun demikian, segala sesuatu yang dilakukan dengan serius didasari kedisiplinan tinggi tentu akan memperoleh hasil yang memuaskan pula. Sebagaimana latihan penembakan peluru Air to Air Taxan yang dilaksanakan oleh Wing 3 Lanud Iswahjudi pada tanggal 13 s.d. 22 Juli 2009, Mayor Firman berhasil menunjukkan hasil kerjanya selama ini.
Selama latihan berlangsung, melalui data yang diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa Mayor Pnb Firman menjadi penembak paling jitu, dari 200 peluru yang ditembakkan, 198 buah mengenai sasaran, akurasinya hampir 100%. Tak pelak, Firman pun dapat dikatakan sebagai "AIR TOP GUNNER" dalam latihan tersebut. Kelihaian Firman menembak sasaran di udara, tentunya tidak lepas dari usaha kerasnya selama berlatih dan bermanuver dengan pesawat F-16 Fighting Falcon. Kerja kerasnya tidak sia-sia, Firmanpun menyandang gelar Air Top Gunner kali ini.
Mayor Pnb Firman DC adalah Alumnus AAU tahun 1996 yang saat ini menjabat sebagai Dan Flight Ops "C" Skadron Udara 3. Statusnya dipesawat F-16 dapat dikatakan lengkap yaitu Instruktur, Flight Leader dan juga sebagai Test Pilot pesawat F-16/Fighting Falcon. Bergabung di Skadron Udara 3, sejak tahun 1998 dan sampai saat ini sudah mengantongi 1300 jam terbang dengan pesawat F-16, sehingga Firman memiliki total 2150 jam terbang di berbagai jenis pesawat.
Letkol Pnb Fajar selaku Komandan Skadron Udara 3, merasa puas dan bangga atas prestasi yang telah diraih anak buahnya tersebut. "Firman menjadi Air Top Gunner kali ini, membuktikan bahwa jerih payahnya selama latihan tidak sia-sia. “Saya memang membina dan menempa para penerbang F-16, dengan keras, penuh disiplin dan profesional. Jika mereka belum memenuhi standar, maka akan saya perintahkan untuk mengulangi bahkan tak segan-segan saya menghukum mereka. Itu semua demi profesinalisme penerbang yang muaranya adalah keselamatan terbang atau Safety", Ujar Fajar.
Kepada Kapentak Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Fajar menegaskan bahwa latihan ini menyuguhkan penembakan peluru (air gunnery) 20 mm yang dimuntahkan dari dua jenis pesawat F-16 dan F-5 dengan sasaran Taxan yang berbentuk tetra plan seperti layang-layang berwarna merah yang ditarik oleh pesawat F-5. Di dalam badan Taxan ini terdapat Radio sensor dan transmiter yang berfungsi mendeteksi peluru yang masuk dalam radius 10 meter lalu memberikan datanya kepada petugas di bawah, sehingga berapa peluru yang mengenai sasaran bisa langsung diketahui saat itu juga.
Alat ini sangat membantu latihan para penerbang tempur di Lanud Iswahjudi, untuk meningkatkan kemampuannya bermanouver dan menembak sasaran di udara. Penerbang secara langsung dapat mengetahui berapa peluru yang ditembakkan tersebut, mengenai sasaran, semakin banyak peluru yang masuk, maka semakin jitu si Penerbang dalam menembak.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Latihan Sikatan Daya
Kepala Dinas Operasi (Kadisops), Kolonel Pnb Nanang Santoso memeriksa pasukan yang akan berangkat melaksanakan Latihan Sikatan Daya di Balikpapan, Jum’at (31/7). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
31 Juli 2009, Madiun -- Latihan Sikatan Daya yang dilaksanakan Koopsau II merupakan akumulasi dari pembinaan latihan yang dilaksanakan oleh Skadron Udara jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi yang sekaligus merupakan perwujudan upaya peningkatan ketrampilan dan profesionalisme, dengan maksud sebagai tolok ukur yang ingin didapat dari proses pelaksanaan pembinaan kurun waktu satu tahun terakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut Skadron Udara yang ber-Home Base di Lanud Iswahjudi beragkat ke Lanud Balikpapan, dalam rangka Latihan Sikatan Daya yang akan berlangsung mulai tanggal (1/8-5/8), untuk mengaplikasikan pembinaan latihan yang didapat dari hasil pendidikan maupun kursus yang sifatnya berjenjang, bertahap dan berlanjut.
Pada upacara pengantar tugas Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 15 di daerah penugasan, Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Kolonel Pnb Nanang Santoso mengatakan, bahwa dalam latihan “Sikatan Daya” tersebut, tentunya ada yang ingin dicapai sehingga laksanakan latihan dengan baik dan optimal, terapkan ilmu yang telah didapat. Diharapkan kita berlatih sebagaimana bertempur, dan bertempur sebagaimana kita berlatih, karena apa yang kita lakukan akan menjadi bahan acuan Koopsau II untuk pelaksanaan tugas operasi udara yang akan datang.
Lebih lanjut dikatakan, keberhasilan suatu kegiatan dapat dilihat dari terselesainya suatu misi atau kegiatan tersebut. Untuk itu laksanakan latihan ini dengan bersungguh-sungguh, sesuai doktrin, peraturan, petunjuk dan prosedur yang ada, serta perhatikan tingkat keamanan dan keselamatan sehingga misi terlaksana dengan baik. tanpa adanya hal-hal sekecil apapun yang mengarah pada incident maupun accident.
“Maksimalkan dan optimalkan yang ada pada diri sendiri, sehingga latihan bisa terlaksana dengan baik yang dilandasi dengan keamanan dan keselamatan, diharapkan seluruh personel dan pesawat yang digunakan dalam latihan Sikatan Daya kembali utuh sesuai jumlah yang semula diberangkatkan”, tegas Kolonel Nanang.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
31 Juli 2009, Madiun -- Latihan Sikatan Daya yang dilaksanakan Koopsau II merupakan akumulasi dari pembinaan latihan yang dilaksanakan oleh Skadron Udara jajaran Wing 3 Lanud Iswahjudi yang sekaligus merupakan perwujudan upaya peningkatan ketrampilan dan profesionalisme, dengan maksud sebagai tolok ukur yang ingin didapat dari proses pelaksanaan pembinaan kurun waktu satu tahun terakhir.
Sehubungan dengan hal tersebut Skadron Udara yang ber-Home Base di Lanud Iswahjudi beragkat ke Lanud Balikpapan, dalam rangka Latihan Sikatan Daya yang akan berlangsung mulai tanggal (1/8-5/8), untuk mengaplikasikan pembinaan latihan yang didapat dari hasil pendidikan maupun kursus yang sifatnya berjenjang, bertahap dan berlanjut.
Pada upacara pengantar tugas Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 15 di daerah penugasan, Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Kolonel Pnb Nanang Santoso mengatakan, bahwa dalam latihan “Sikatan Daya” tersebut, tentunya ada yang ingin dicapai sehingga laksanakan latihan dengan baik dan optimal, terapkan ilmu yang telah didapat. Diharapkan kita berlatih sebagaimana bertempur, dan bertempur sebagaimana kita berlatih, karena apa yang kita lakukan akan menjadi bahan acuan Koopsau II untuk pelaksanaan tugas operasi udara yang akan datang.
Lebih lanjut dikatakan, keberhasilan suatu kegiatan dapat dilihat dari terselesainya suatu misi atau kegiatan tersebut. Untuk itu laksanakan latihan ini dengan bersungguh-sungguh, sesuai doktrin, peraturan, petunjuk dan prosedur yang ada, serta perhatikan tingkat keamanan dan keselamatan sehingga misi terlaksana dengan baik. tanpa adanya hal-hal sekecil apapun yang mengarah pada incident maupun accident.
“Maksimalkan dan optimalkan yang ada pada diri sendiri, sehingga latihan bisa terlaksana dengan baik yang dilandasi dengan keamanan dan keselamatan, diharapkan seluruh personel dan pesawat yang digunakan dalam latihan Sikatan Daya kembali utuh sesuai jumlah yang semula diberangkatkan”, tegas Kolonel Nanang.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Kamis, 30 Juli 2009
Sesko AB Sri Lanka Kunjungi Makoopsau I
31 Juli 2009, Jakarta -- Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I (Pangkoopsau I) Marsekal Muda TNI Imam Sufaat, S.IP beserta Staf menerima 20 Perwira Sesko Angkatan Bersenjata Srilangka yang dipimpin Major General N. A Ranasinghe yang melaksanakan kunjungan Study Tour di Makoopsau I, jumat (31/7).
Acara kunjungan ditandai dengan pertukaran cindera mata dari Pangkoopsau I dengan pimpinan rombongan study Tour Major General N. A Ranasinghe.
Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Imam Sufaat dalam sambutan penerimaan mengatakan sangat bangga dan senang hati menerima kunjungan study tour ini, dan percaya bahwa sebagai salah satu institusi pendidikan di lingkungan militer, Srilanka Defence Services & Staff College & Command memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan siswanya siap menghadapi perubahan dan tantangan situasi dunia saat ini. Pangkoopsau I berharap kesempatan ini, dapat digunakan untuk membagi ide, pandangan, pengalaman dan pengetahuan yang akhirnya akan bermanfaat bagi kemajuan Angkatan masing-masing.
Sedangkan pimpinan rombongan Major General N. A Ranasinghe dalam sambutannya mengatakan, sangat merasa terhormat dapat diterima di lingkungan Koopsau I oleh Pangkoopsau I. Dan berharap semoga kunjungan ini menjadi sarana mempererat hubungan baik yang terjalin selama ini.
PENTAK KOOPSAU
Perwakilan Deplu Dibuka di Manado
Pulau Marore salah satu pulau terluar di Provinsi Sulawesi Utara. (Foto: suaramanado.com)
31 Juli 2009, Manado -- Kantor Perwakilan Departemen Luar Negeri (Deplu) bakal dibuka di Manado mengingat Sulut merupakan salah satu daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini terungkap saat Gubernur SH Sarundajang menjamu makan malam Menlu Hassan Wirajuda bersama 20 Dubes, di Gubernuran, Bumi Beringan, tadi malam.
Menurut Wirajuda, kantor perwakilan Deplu di daerah memang diperlukan karena sangat membantu pemerintah daerah memfasilitasi transaksi langsung dengan pihak yang ada di luar negeri. “Nanti kita akan pertimbangkan di Jakarta,” ungkapnya.
Sebelum itu, Dirjen ASEAN-Indonesia, Djouhari Oratmangun mengungkapkan di Indonesia baru 2 daerah yang memilik dua pejabat fungsional Deplu, masing-masing di Papua dan Yogyakarta. “Melihat pengalaman di Papua dan Yogyakarta, usulan ini sangat positif. Selain berdampak pada sinergitas dan promosi daerah juga untuk mengamankan pulau-pulau terluar,” kata Oratmangun.
Sementara, Kepolisian Daerah (Polda) Sulut telah mendirikan pos di 8 titik yang tersebar di Sangihe dan Talaud. “Pos-pos polisi ini stand by di pulau berpenghuni,” ujar Kabid Humas Polda Sulut AKBP Benny Bella. Hal ini sebagai respon Polda terkait pengamanan iven international Sail Bunaken.
Ia menjelaskan, rencana Kapolda Brigjen Pol Bekto Suprapto mendirikan pos-pos itu mendapat lampu hijau dari International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP). Karenanya, Bryan Atkins yang berkapasitas sebagai Maritime Security Development akan memberikan bantuan untuk pos-pos ini. “Pak Kapolda telah mempresentasikan segala kebutuhan pos, dan mendapat respons yang positif dari ICITAP,” tambah Bella.
Bella menyebutkan, bantuan yang ditawarkan berupa alat komunikasi, fasilitas penerangan, dan solar cell. Nantinya, Bryan akan kembali dalam jangka waktu dua bulan untuk merealisasikan bantuan tersebut. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah dapat terealisir,” sambungnya.
Tak hanya Polda, pengamanan perbatasan juga terus diperketat Korem 131 Santiago. Berdasarkan surat perintah Pandam VII/Wrb Nomor Sprin/2252/XII/2008, tertanggal 31 Desember 2008, TNI AD harus mengamankan pulau-pulau kecil terluar seperti di Miangas, Marore, Marampit, Tinakareng, Matutuang, dan Kawaluso. Karenanya, pasukan Yonif 712 Wiratama ditempatkan untuk mengisi pulau-pulau tersebut. “Ada sekitar 102 personil yang ditempatkan di pulau-pulau tersebut,” ujar Danrem 131 Santiago, Kolonel Inf. Istu Hari S, melalui Kepala Penerangan Korem 131 Santiago Kapten Inf. Suparman. Kata dia, pasukan yang ditempatkan ini di bawah pimpinan Dansatgas Letkol Inf Tojo H Simanjuntak yang juga Dandim 1301/Satal.
MANADO POST
31 Juli 2009, Manado -- Kantor Perwakilan Departemen Luar Negeri (Deplu) bakal dibuka di Manado mengingat Sulut merupakan salah satu daerah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ini terungkap saat Gubernur SH Sarundajang menjamu makan malam Menlu Hassan Wirajuda bersama 20 Dubes, di Gubernuran, Bumi Beringan, tadi malam.
Menurut Wirajuda, kantor perwakilan Deplu di daerah memang diperlukan karena sangat membantu pemerintah daerah memfasilitasi transaksi langsung dengan pihak yang ada di luar negeri. “Nanti kita akan pertimbangkan di Jakarta,” ungkapnya.
Sebelum itu, Dirjen ASEAN-Indonesia, Djouhari Oratmangun mengungkapkan di Indonesia baru 2 daerah yang memilik dua pejabat fungsional Deplu, masing-masing di Papua dan Yogyakarta. “Melihat pengalaman di Papua dan Yogyakarta, usulan ini sangat positif. Selain berdampak pada sinergitas dan promosi daerah juga untuk mengamankan pulau-pulau terluar,” kata Oratmangun.
Sementara, Kepolisian Daerah (Polda) Sulut telah mendirikan pos di 8 titik yang tersebar di Sangihe dan Talaud. “Pos-pos polisi ini stand by di pulau berpenghuni,” ujar Kabid Humas Polda Sulut AKBP Benny Bella. Hal ini sebagai respon Polda terkait pengamanan iven international Sail Bunaken.
Ia menjelaskan, rencana Kapolda Brigjen Pol Bekto Suprapto mendirikan pos-pos itu mendapat lampu hijau dari International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP). Karenanya, Bryan Atkins yang berkapasitas sebagai Maritime Security Development akan memberikan bantuan untuk pos-pos ini. “Pak Kapolda telah mempresentasikan segala kebutuhan pos, dan mendapat respons yang positif dari ICITAP,” tambah Bella.
Bella menyebutkan, bantuan yang ditawarkan berupa alat komunikasi, fasilitas penerangan, dan solar cell. Nantinya, Bryan akan kembali dalam jangka waktu dua bulan untuk merealisasikan bantuan tersebut. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah dapat terealisir,” sambungnya.
Tak hanya Polda, pengamanan perbatasan juga terus diperketat Korem 131 Santiago. Berdasarkan surat perintah Pandam VII/Wrb Nomor Sprin/2252/XII/2008, tertanggal 31 Desember 2008, TNI AD harus mengamankan pulau-pulau kecil terluar seperti di Miangas, Marore, Marampit, Tinakareng, Matutuang, dan Kawaluso. Karenanya, pasukan Yonif 712 Wiratama ditempatkan untuk mengisi pulau-pulau tersebut. “Ada sekitar 102 personil yang ditempatkan di pulau-pulau tersebut,” ujar Danrem 131 Santiago, Kolonel Inf. Istu Hari S, melalui Kepala Penerangan Korem 131 Santiago Kapten Inf. Suparman. Kata dia, pasukan yang ditempatkan ini di bawah pimpinan Dansatgas Letkol Inf Tojo H Simanjuntak yang juga Dandim 1301/Satal.
MANADO POST
AU India Menerima 4 Helikopter Cheetal
Empat helikopter HAL Cheetal diserahterimakan ke AU India. (Foto: hindu.com/Sushanta Patronobish)
31 Juli 2009 -- Hindustan Aeronautics Limited (HAL) menyerahkan empat helikopter Cheetal dari 10 yang dipesan Angkatan Udara India di Barrackpore, West Bengal, Sabtu (25/7). Enam helikopter lainnya diharapkan diserahkan dua atau tiga bulan kedepan. HAL segera memproduksi 10 helikopter Cheetal untuk memenuhi pesanan Angkatan Darat India setalah menyelesaikan pesanan AU India.
HAL Cheetal merupakan helikopter Cheetah yang diganti mesinya dari Artouste IIIB dengan Turbomeca TM333-2M2. Mesin baru lebih ringan serta konsumsi bahan bakar lebih hemat, sehingga meningkatkan jarak jelajah, lama terbang dan daya angkut, membuat helikopter lebih serba guna dalam berbagai misi termasuk SAR dan misi pada ketinggian.
Cheetal telah dirancang menyatu dengan fitur-fitur yang telah ditingkatkan kemampuannya seperti electrically driven Artificial Horizon, Directional Gyro dan avionik modern berbobot ringan, sistem navigasi GPS, VHF Homer, Flight Monitoring System (FMS), Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Emergency Locator Transmitter.
Cheetah melakukan hovering di Garhwal Hilamaya saat melakukan suatu misi. (Foto: mod.nic.in)
Cheetal berhasil mencatat rekor dunia ketika mendarat pada ketinggian 7670 meter di Saser Kangri, Ladakh, Himalaya, November 2004.
AU India menginginkan mengganti 200 helikopter Chetak dan Cheetah dengan helikopter baru, penawaran global telah ditawarkan untuk pembelian helikopter serbaguna menggantikan armada Cheetah dan Chetak.
hindu.com/@info-terkumpul
31 Juli 2009 -- Hindustan Aeronautics Limited (HAL) menyerahkan empat helikopter Cheetal dari 10 yang dipesan Angkatan Udara India di Barrackpore, West Bengal, Sabtu (25/7). Enam helikopter lainnya diharapkan diserahkan dua atau tiga bulan kedepan. HAL segera memproduksi 10 helikopter Cheetal untuk memenuhi pesanan Angkatan Darat India setalah menyelesaikan pesanan AU India.
HAL Cheetal merupakan helikopter Cheetah yang diganti mesinya dari Artouste IIIB dengan Turbomeca TM333-2M2. Mesin baru lebih ringan serta konsumsi bahan bakar lebih hemat, sehingga meningkatkan jarak jelajah, lama terbang dan daya angkut, membuat helikopter lebih serba guna dalam berbagai misi termasuk SAR dan misi pada ketinggian.
Cheetal telah dirancang menyatu dengan fitur-fitur yang telah ditingkatkan kemampuannya seperti electrically driven Artificial Horizon, Directional Gyro dan avionik modern berbobot ringan, sistem navigasi GPS, VHF Homer, Flight Monitoring System (FMS), Cockpit Voice Recorder (CVR) dan Emergency Locator Transmitter.
Cheetah melakukan hovering di Garhwal Hilamaya saat melakukan suatu misi. (Foto: mod.nic.in)
Cheetal berhasil mencatat rekor dunia ketika mendarat pada ketinggian 7670 meter di Saser Kangri, Ladakh, Himalaya, November 2004.
AU India menginginkan mengganti 200 helikopter Chetak dan Cheetah dengan helikopter baru, penawaran global telah ditawarkan untuk pembelian helikopter serbaguna menggantikan armada Cheetah dan Chetak.
hindu.com/@info-terkumpul
AL Pakistan Terima Frigate F-22P Pertama Dari Cina
31 Juli 2009 -- Pakistan menerima kapal frigate canggih F-22P pertama dari empat frigate yang dipesan dari Cina, penyerahan frigate dilakukan di galangan kapal Hudong Zhonghua di Shanghai, Kamis (30/7).
Acara penyerahan frigate diikuti mulai bertugasnya kapal perang dijajaran Angkatan Laut Pakistan, saat pemasangan bendera nasional Pakistan di kapal, diiringi lagu kebangsaan Pakistan. Acara ini dihadiri tamu istimewa dari AL Cina, pemerintah Cina dan pejabat senior AL Pakistan.
Kontrak pembelian empat frigate ditandatangani Cina dan Pakistan pada 2005, tiga frigate dibangun di galangan kapal Cina dan satu frigate di galangan kapal Karachi.
Frigate akan dilengkapi dengan helikopter anti kapal selam Z9EC, rudal permukaan ke permukaan, rudal permukaan ke udara serta sistem pertahanan lainnya. Frigate terakhir akan dikirimkan ke Pakistan 2013.
thaindian/@info-terkumpul
AL Rusia Kirim Kapal Perang Ke Teluk Aden
Kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs. (Foto: maritimequest.com)
30 Juli 2009 -- Gugus tugas tempur baru Angkatan Laut Rusia dari Armada Pasifik tiba di Teluk Aden, Rabu (29/7), untuk memerangi perompak laut di perairan Somalia. Gugus tugas tempur ini segera menunaikan tugasnya mengawal konvoi kapal-kapal niaga, mengadakan pengamatan udara serta mencari tersangka para perompak kapal.
Gugus tugas tempur terdiri dari kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs dipersenjatai meriam 30mm dan 100mm, rudal anti kapal permukaan membawa dua helikopter Ka-27 Helix, sebuah kapal tunda, sebuah kapal tanker serta satuan infantri laut.
AL Rusia bergabung dengan misi internasional anti perompak di perairan Somalia sejak Oktober 2008. Sebelumnya AL Rusia mengirimkan gugus tugas tempur dari Armada Baltik terdiri dari kapal frigate Neustrashimy, dan dua kapal perusak dari Armada Pasifik Admiral Vinogradov dan Admiral Panteleyev.
Frigate AL Jerman Bremen Menuju Djibouti
Frigate Bremen.
AL Jerman mengirimkan kapal frigate kelas Bremen ke Tanduk Afrika (tanjung di timur laut Afrika) untuk melawan perompak. Kapal meninggalkan pelabuhan Wilhelmshaven, Senin (27/7) menuju pangkalan laut Jerman di Djibouti.
Frigate akan menempuh perjalanan hampir 5000 mil dengan membawa awak 220 orang, untuk bergabung dengan misi Uni Eropa Atalanta di Tanduk Afrika. Menteri-Menteri Perdagangan Uni Eropa memutuskan melanjutkan misi satu tahun lagi hingga akhir 2010 pada bulan lalu.
AL Jerman telah menempatkan dua kapal perangnya, frigate Brandenburg dan Rheinland-Pfalz. Rheinland-Pfalz akan berlayar kembali ke Jerman, setelah Bremen tiba di Djibouti, dijadwalkan 11 Agustus.
Frigate Brandenburg.
Sekitar 35 kapal perang dari 16 negara saat ini bertugas di perairan Somalia untuk melawan serangan perompak pada rute kunci perdagangan. Total 126 kapal niaga yang telah diserang perompak, saat ini perompak Somalia menahan 270 sandera berasal sekurang-kurangnya dari 16 kapal.
Menurut PBB, perompak Somalia telah mengumpulkan 150 juta dolar uang tebusan dari pemilik kapal pada tahun lalu, sementara keseluruhan kerugian akibat aksi perompak diperkirakan 13 - 16 milyar dolar, termasuk kenaikan biaya asuransi, perlindungan untuk kapal, diantaranya mengirimkan kapal-kapal ke rute yang lebih jauh untuk menghindari wilayah beresiko tinggi.
RIA Novosti/Defpro/@info-terkumpul
30 Juli 2009 -- Gugus tugas tempur baru Angkatan Laut Rusia dari Armada Pasifik tiba di Teluk Aden, Rabu (29/7), untuk memerangi perompak laut di perairan Somalia. Gugus tugas tempur ini segera menunaikan tugasnya mengawal konvoi kapal-kapal niaga, mengadakan pengamatan udara serta mencari tersangka para perompak kapal.
Gugus tugas tempur terdiri dari kapal perusak rudal kelas Udaloy Admiral Tributs dipersenjatai meriam 30mm dan 100mm, rudal anti kapal permukaan membawa dua helikopter Ka-27 Helix, sebuah kapal tunda, sebuah kapal tanker serta satuan infantri laut.
AL Rusia bergabung dengan misi internasional anti perompak di perairan Somalia sejak Oktober 2008. Sebelumnya AL Rusia mengirimkan gugus tugas tempur dari Armada Baltik terdiri dari kapal frigate Neustrashimy, dan dua kapal perusak dari Armada Pasifik Admiral Vinogradov dan Admiral Panteleyev.
Frigate AL Jerman Bremen Menuju Djibouti
Frigate Bremen.
AL Jerman mengirimkan kapal frigate kelas Bremen ke Tanduk Afrika (tanjung di timur laut Afrika) untuk melawan perompak. Kapal meninggalkan pelabuhan Wilhelmshaven, Senin (27/7) menuju pangkalan laut Jerman di Djibouti.
Frigate akan menempuh perjalanan hampir 5000 mil dengan membawa awak 220 orang, untuk bergabung dengan misi Uni Eropa Atalanta di Tanduk Afrika. Menteri-Menteri Perdagangan Uni Eropa memutuskan melanjutkan misi satu tahun lagi hingga akhir 2010 pada bulan lalu.
AL Jerman telah menempatkan dua kapal perangnya, frigate Brandenburg dan Rheinland-Pfalz. Rheinland-Pfalz akan berlayar kembali ke Jerman, setelah Bremen tiba di Djibouti, dijadwalkan 11 Agustus.
Frigate Brandenburg.
Sekitar 35 kapal perang dari 16 negara saat ini bertugas di perairan Somalia untuk melawan serangan perompak pada rute kunci perdagangan. Total 126 kapal niaga yang telah diserang perompak, saat ini perompak Somalia menahan 270 sandera berasal sekurang-kurangnya dari 16 kapal.
Menurut PBB, perompak Somalia telah mengumpulkan 150 juta dolar uang tebusan dari pemilik kapal pada tahun lalu, sementara keseluruhan kerugian akibat aksi perompak diperkirakan 13 - 16 milyar dolar, termasuk kenaikan biaya asuransi, perlindungan untuk kapal, diantaranya mengirimkan kapal-kapal ke rute yang lebih jauh untuk menghindari wilayah beresiko tinggi.
RIA Novosti/Defpro/@info-terkumpul
Presiden Minta Intelijen dan TNI Optimal Cegah Aksi Terorisme
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) memimpin rapat koordinasi yang diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kepala BIN dan Gubernur, Kapolda, serta Pangdam dari seluruh Indonesia dengan metode teleconference di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/7). Rapat koordinasi tersebut membahas sejumlah agenda diantaranya situasi dan kondisi perekonomian negara, gelombang panas El Nino dan masalah terorisme dan keamanan negara. (Foto: ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/nz/09)
30 Juli 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan seluruh unsur intelijen di Indonesia, mulai dari tingkat pusat hingga wilayah, mengoptimalkan kemampuan selama 24 jam penuh untuk mencegah aksi-aksi terorisme. TNI juga diminta ikut terlibat.
"Intelijen harus bekerja terus-menerus 24 jam dan tajam. Bukan hanya BIN, bukan hanya kepolisian, atau BAIS di TNI, tetapi semua unsur intelijen di seluruh Indonesia," kata Presiden saat melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah Menteri, Gubernur, Kapolda, dan Pangdam di Istana Negara, Kamis siang (30/7).
Presiden meminta seluruh unsur intelijen bekerja 24 jam untuk mengikuti, memantau, melakukan deteksi, dan pencegahan sehingga bibit-bibit terorisme tidak berkembang menjadi aksi pemboman.
"Intelijen awal dari segalanya. Kita juga harus punya kepedulian dan kewaspadaan," katanya.
Presiden mengatakan optimalisasi intelijen ini bukan untuk kepentingan politik atau kekuasaan seperti era sebelumnya, melainkan untuk kepentingan keselamatan negara. "Dulu barangkali. Intelijen untuk keselamatan negara, bukan untuk politik, bukan untuk kekuasaan," katanya.
Selain mengoptimalkan intelijen, Presiden juga meminta TNI terlibat untuk mencegah aksi terorisme. Menurut dia, meski TNI tidak lagi mengemban peran sosial politik seperti masa sebelumnya, tetapi undang-undang juga mengatur TNI dapat menjalankan operasi militer selain perang.
"Menurut undang-undang, TNI masih mendapat tugas untuk melaksanakan operasi militer selain perang, antara lain melawan teroris, itu sah," katanya.
TEMPO Interaktif
30 Juli 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan seluruh unsur intelijen di Indonesia, mulai dari tingkat pusat hingga wilayah, mengoptimalkan kemampuan selama 24 jam penuh untuk mencegah aksi-aksi terorisme. TNI juga diminta ikut terlibat.
"Intelijen harus bekerja terus-menerus 24 jam dan tajam. Bukan hanya BIN, bukan hanya kepolisian, atau BAIS di TNI, tetapi semua unsur intelijen di seluruh Indonesia," kata Presiden saat melakukan rapat koordinasi dengan sejumlah Menteri, Gubernur, Kapolda, dan Pangdam di Istana Negara, Kamis siang (30/7).
Presiden meminta seluruh unsur intelijen bekerja 24 jam untuk mengikuti, memantau, melakukan deteksi, dan pencegahan sehingga bibit-bibit terorisme tidak berkembang menjadi aksi pemboman.
"Intelijen awal dari segalanya. Kita juga harus punya kepedulian dan kewaspadaan," katanya.
Presiden mengatakan optimalisasi intelijen ini bukan untuk kepentingan politik atau kekuasaan seperti era sebelumnya, melainkan untuk kepentingan keselamatan negara. "Dulu barangkali. Intelijen untuk keselamatan negara, bukan untuk politik, bukan untuk kekuasaan," katanya.
Selain mengoptimalkan intelijen, Presiden juga meminta TNI terlibat untuk mencegah aksi terorisme. Menurut dia, meski TNI tidak lagi mengemban peran sosial politik seperti masa sebelumnya, tetapi undang-undang juga mengatur TNI dapat menjalankan operasi militer selain perang.
"Menurut undang-undang, TNI masih mendapat tugas untuk melaksanakan operasi militer selain perang, antara lain melawan teroris, itu sah," katanya.
TEMPO Interaktif
AL Singapura Berkunjung ke AAL
30 Juli 2009, Surabaya -- Sebanyak enam perwira Royal Singapore Navi (RSN) atau Angkatan Laut Singapura berkunjung ke Akademi Angkatan Laut (AAL). Kunjungan yang diketuai oleh LTC Lee Joan Him yang sehari-harinya menjabat sebagai Deputy Commanding Officer, Squadron Headquarters ini diterima oleh pejabat teras AAL di Gedung Rinjani AAL, Bumi Moro, Surabaya, Kamis (29/7).
Kunjungan yang berlangsung selama lima hari yaitu dari tanggal 27 sampai dengan 31 Juli ini bertujuan untuk saling bertukar pendapat dan mempererat hubungan ke dua negara yang telah terjalin baik selama ini terutama antara TNI AL dan Angkatan Laut Singapura. Selama di Surabaya ini mereka mengunjungi kotama-kotama TNI AL yang ada di Surabaya, antara lain yaitu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Komando Pendidikan dan Pengembangan TNI AL (Kobangdikal), Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal), dan Akademi Angkatan Laut (AAL).
Selain itu selama dalam kunjungannya para perwira RSN Singapura ini juga mengunjung beberapa tempat wisata, antara lain ke taman safari Prigen, ke pusat kerajinan tangan Tanggulangin Sidoarjo, melintasi jembatan Suramadu, dan mengunjungi tempat-tempat perbelanjaan pakaian khas Indonesia. Dan selama dalam kunjungannya mereka terkesan dengan TNI AL dan situasi yang ada di Indonesia.
AAL
Pangkohanudnas Tutup Latihan Hanudnas Perkasa “A/B/09”
30 Juli 2009, Jakarta -- Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI Dradjad Rahardjao S.IP, selaku Direktur Latihan Hanudnas Perkasa A/B TA. 2009, didampingi Asops Kohanudnas Kol Pnb Barhim dan para Asisten lainnya secara resmi menutup latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B”, melalui voice yang bisa didengar langsung oleh para pelaku latihan di Satuan Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosekhanudnas) I Jakarta maupun Kosekhanudnas II Makasar, dari ruang Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) Makohanudnas, di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (30/7).
Gelar latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B” telah berlangsung sejak 10 Juli 2009 atau selama tiga minggu dengan mengambil dua lokasi, di wilayah Kosekhanudnas I dipusatkan di Tanjung Pinang dan Batam Sumatra dan wilayah Kosekhanudnas II dipusatkan di Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan melibatkan unsur-unsur Hanud, pesawat Tempur Sergap F-5 Tiger, Hawk 109-209, MK 53 HS Hawk, F-16 dan seluruh Satuan Radar (Satrad) yang berada dalam jajaran Kosekhanudnas I dan II, Kapal Republik Indonesia (KRI) yang berkemampuan Hanud, dan Arhanud dari Detasemen Rudal (Denrudal) 004/I/ Bukit barisan dan Denrudal 002/VI/ Tanjungpura, serta didukung pesawat intai Boing-737, pesawat angkut C-130 Hercules dan Helikopter SAR, kata Pangkohanudnas.
Lebih lanjut Marsda TNI Dradjad Rahardjao S.IP, mengatakan, latihan Hanudnas Perkasa “A” dan “B” TA. 2009 ini, merupakan latihan tahapan menuju puncak latihan Kohanudnas (Latihan Tutuka), sebagai uji tingkat kesiapsiagaan unsur-unsur Hanud yang berada di jajaran Kohanudnas dalam menghadapi acaman yang sebenarnya untuk penindakan maupun penangkalan dalam mengamankan Wilayah Udara Nasional.
Dengan latihan ini diharapkan adanya peningkatan kemampuan, baik perorangan maupun satuan yang berada di jajaran Kosekhanudnas I dan II, dalam mengaplikasikan dan penerapan Doktrin operasi pertahanan udara, untuk menyusun rencana operasi yang disiapkan berdasarkan analisa kontijensi yang diperkirakan akan terjadi, dan meningkatkan kerja sama unsur-unsur Hanud di wilayah Kosekhanudnas I dan II atau keterpaduan penyelenggaraan operasi pertahanan udara harap Pangkohanudnas. Demikian keterangan Kepala Penerangan Kohanudnas Mayor Sus Suharto SH.
PEN KOHANUDNAS
K-152 Nerpa (INS Chakra)
Nerpa K-152. (Foto: cache.daylife.com)
30 Juli 2009 -- K-152 Nerpa merupakan kapal selam serang nuklir serbaguna generasi ketiga, termasuk kelas Project 971 Shchuka-B, NATO menyebutnya Akula III, project dimulai Juli 1976 dan dirancang oleh Biro Disain Malakhit, dibangun oleh galangan kapal Amur di Timur Jauh Rusia.
Saat Nerpa melakukan uji pelayaran di Laut Jepang 8 November 2008, sistem pemadam api bekerja sehingga melepaskan gas Freon sebagai racun api, gas Freon yang mematikan bergerak ke kompartemen tidur menyebabkan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan yang sedang terlelap keracunan hingga meninggal dunia. Seorang awak kapal selam salah memasukan data temperatur sehingga sistem pemadam api bekerja.
Ilustrasi lepasnya gas mematikan Freon. (Foto: amibola)
Setelah dilakukan perbaikan ekstensif dilakukan uji coba pelayaran pertama pasca insiden Laut Jepang, dilakukan di Laut Jepang 27 Juli 2009, berakhir dengan kesuksesan, kemudian dilanjutkan uji pelayaran kedua 31 Juli.
Nerpa akan diserahkan ke Angkatan Laut Rusia setelah laik beroperasi, kemudian disewakan ke AL India selama 10 hari, dibaptis dengan nama INS Chakra.
Spesifikasi
Kecepatan: dipermukaan 20 knot, menyelam 35 knot
Kedalaman menyelam: 480 meter
Kemampuan melaut: 100 hari
Bobot: 8.140 ton (dipermukaan), 12.770 ton (menyelam)
Ukuran: 110 x 14 x 9 meter
Reaktor: 190 MW OK-650
Turbin uap: 43.000 HP
Pembangkit tenaga
190 MW OK-650M reakto nuklir air bertekanan
2 mesin elektrik cadangan (setiap mesin 410 HP)
2 mesin diesel cadangan (setiap mesin 750 HP)
Persenjataan
4 x 533 mm tabung torpedo
4 x 650 mm tabung torpedo
Kemampuan menyimpan amunisi hingga 40 torpedo/ranjau laut/rudal
RIA Novosti/@info-terkumpul
30 Juli 2009 -- K-152 Nerpa merupakan kapal selam serang nuklir serbaguna generasi ketiga, termasuk kelas Project 971 Shchuka-B, NATO menyebutnya Akula III, project dimulai Juli 1976 dan dirancang oleh Biro Disain Malakhit, dibangun oleh galangan kapal Amur di Timur Jauh Rusia.
Saat Nerpa melakukan uji pelayaran di Laut Jepang 8 November 2008, sistem pemadam api bekerja sehingga melepaskan gas Freon sebagai racun api, gas Freon yang mematikan bergerak ke kompartemen tidur menyebabkan 3 awak kapal selam dan 17 pekerja galangan yang sedang terlelap keracunan hingga meninggal dunia. Seorang awak kapal selam salah memasukan data temperatur sehingga sistem pemadam api bekerja.
Ilustrasi lepasnya gas mematikan Freon. (Foto: amibola)
Setelah dilakukan perbaikan ekstensif dilakukan uji coba pelayaran pertama pasca insiden Laut Jepang, dilakukan di Laut Jepang 27 Juli 2009, berakhir dengan kesuksesan, kemudian dilanjutkan uji pelayaran kedua 31 Juli.
Nerpa akan diserahkan ke Angkatan Laut Rusia setelah laik beroperasi, kemudian disewakan ke AL India selama 10 hari, dibaptis dengan nama INS Chakra.
Spesifikasi
Kecepatan: dipermukaan 20 knot, menyelam 35 knot
Kedalaman menyelam: 480 meter
Kemampuan melaut: 100 hari
Bobot: 8.140 ton (dipermukaan), 12.770 ton (menyelam)
Ukuran: 110 x 14 x 9 meter
Reaktor: 190 MW OK-650
Turbin uap: 43.000 HP
Pembangkit tenaga
190 MW OK-650M reakto nuklir air bertekanan
2 mesin elektrik cadangan (setiap mesin 410 HP)
2 mesin diesel cadangan (setiap mesin 750 HP)
Persenjataan
4 x 533 mm tabung torpedo
4 x 650 mm tabung torpedo
Kemampuan menyimpan amunisi hingga 40 torpedo/ranjau laut/rudal
RIA Novosti/@info-terkumpul
Lettu Gigih Lulus Terbang Solo F-16
Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto memasang bagde sebagai tanda lulus terbang solo kepada Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama di Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Rabu (29/7). (Foto: Pentak Lanud Iswahjudi)
30 Juli 2009, Madiun -- Prinsip untuk selalu bekerja keras dan berpikir cerdas yang dimiliki Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, akhirnya membuahkan hasil. Dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon, menghantarkannya lulus terbang solo yang dinyatakan oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto, Rabu, (29/7).
Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 2003 tersebut, lahir di Banjarnegara 24 tahun yang lalu, adalah putra pasangan bapak Rohmad dan ibu Siti Maryunah, merupakan alumnus AAU tahun 2006, Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan 76.
Terbang solo diraih oleh Letda Pnb Gigih, menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon dengan nomor registrasi TS-1602, yang dikawal langsung oleh Danskadron Udara 3 sebagai pengawas dengan menggunakan pesawat TS-1609, terbang di Trainning Area Lanud Iswahjudi, diatas ketinggian 15.000 feet dengan kecepatan 250 s.d 400 knots. Dengan telah berhasil lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih memiliki 259 jam terbang, menggunakan pesawat AS 202 Bravo, T-34 Charlie dan F-16/ Fighting Falcon.
Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto menyampaikan selamat dan bangga atas keberhasilan yang telah diraih Letda Pnb Gigih. Keberhasilan tersebut sekaligus dapat memperkuat jajaran Skadron Udara 3 yang mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Kepada Letda Pnb Gigih, Letkol Pnb Fajar Adriyanto berpesan agar terus meningkatkan belajar dan berlatih, sehingga menjadi penerbang yang professional.
Meski telah lulus terbang solo janganlah lekas bangga dan berpuas diri. Tugas-tugas operasi telah menanti, oleh karenanya tingkatkan terus kemampuan terbang yang telah dicapai dengan belajar dan berlatih lebuih tekun, sehingga kelak menjadi penerbang handal dan professional. Demikian penekanan Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto pada saat pelaksanaan upacara tradisi terbang solo di Hanggar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Menandai keberhasilan lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih menjalani upacara tradisi yaitu pemecahan telor diatas kepala dan penyiraman air kembang yang dilakukan oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto dan disaksikan oleh personel Skadron Udara 3.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
30 Juli 2009, Madiun -- Prinsip untuk selalu bekerja keras dan berpikir cerdas yang dimiliki Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, akhirnya membuahkan hasil. Dengan menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon, menghantarkannya lulus terbang solo yang dinyatakan oleh Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto, Rabu, (29/7).
Letda Pnb Anugrah Gigih Pratama, lulusan SMA Taruna Nusantara tahun 2003 tersebut, lahir di Banjarnegara 24 tahun yang lalu, adalah putra pasangan bapak Rohmad dan ibu Siti Maryunah, merupakan alumnus AAU tahun 2006, Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan 76.
Terbang solo diraih oleh Letda Pnb Gigih, menggunakan pesawat F-16/Fighting Falcon dengan nomor registrasi TS-1602, yang dikawal langsung oleh Danskadron Udara 3 sebagai pengawas dengan menggunakan pesawat TS-1609, terbang di Trainning Area Lanud Iswahjudi, diatas ketinggian 15.000 feet dengan kecepatan 250 s.d 400 knots. Dengan telah berhasil lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih memiliki 259 jam terbang, menggunakan pesawat AS 202 Bravo, T-34 Charlie dan F-16/ Fighting Falcon.
Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto menyampaikan selamat dan bangga atas keberhasilan yang telah diraih Letda Pnb Gigih. Keberhasilan tersebut sekaligus dapat memperkuat jajaran Skadron Udara 3 yang mengoperasikan pesawat tempur F-16 Fighting Falcon. Kepada Letda Pnb Gigih, Letkol Pnb Fajar Adriyanto berpesan agar terus meningkatkan belajar dan berlatih, sehingga menjadi penerbang yang professional.
Meski telah lulus terbang solo janganlah lekas bangga dan berpuas diri. Tugas-tugas operasi telah menanti, oleh karenanya tingkatkan terus kemampuan terbang yang telah dicapai dengan belajar dan berlatih lebuih tekun, sehingga kelak menjadi penerbang handal dan professional. Demikian penekanan Komandan Skadron Udara 3 Letkol Pnb Fajar Adriyanto pada saat pelaksanaan upacara tradisi terbang solo di Hanggar Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.
Menandai keberhasilan lulus terbang solo, Letda Pnb Gigih menjalani upacara tradisi yaitu pemecahan telor diatas kepala dan penyiraman air kembang yang dilakukan oleh Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Fajar Adriyanto dan disaksikan oleh personel Skadron Udara 3.
PENTAK LANUD ISWAHJUDI
Tiger Beraksi Pertama Kalinya di Medan Laga
Eurocopter Tiger. (Foto: enemyforces.net)
30 Juli 2009 -- Departemen Pertahanan Perancis mengumumkan pada situs resminya, Perancis telah mengirimkan tiga unit helikopter tempur Eurocopter Tiger ke Afghanistan.
Helikopter dikirim ke bandara Kabul menggunakan pesawat kargo Antonov 124, Minggu (26/7). Kehadiran Tiger di Afghanistan menandai aksi pertama kalinya di medan tempur. Helikopter Tiger telah lama dinantikan kehadirannya di Afghanistan setelah serangan mematikan dilancarkan milisi Taliban 18 Agustus tahun lalu di lembah Uzbeen.
Akibat serangan tersebut pemerintah Perancis dikritik karena kurangnya dukungan untuk pasukan Perancis yang ditempatkan di Aghanistan. Pasukan Perancis mendapat dukungan udara dari pasukan Amerika Serikat saat diserang, AS mengerahkan pesawat AC-130 Spectre dan F-16 serta UAV Predator sebagai pesawat pengamat.
Tiger yang ditempatkan di Afghanistan dari versi hélicoptère d'appui et de protection (HAP), akan digunakan untuk pengintaian bersenjata dan dukungan tembakan bagi pasukan darat. Helikopter diharapkan dapat beroperasi dalam beberapa minggu.
Eurocopter Tiger. (Foto: enemyforces.net)
Tiger dilengkapi dengan meriam 30 mm yang akan meningkatkan kekuatan udara pasukan koalisi. Perancis telah menempatkan tiga helikopter Caracal EC725 untuk misi SAR Combat dan Gazelle Viviane untuk misi pengintaian ringan, berpangkalan di Kabul.
Satuan helikopter tempur Resimen ke-5, berpangkalan di Pau, utara Perancis akan mengoperasikan armada helikopter Tiger. Pemerintah Perancis memesan 40 helikopter untuk pesanan batch pertama dari 80 unit yang direncanakan dari EADS Eurocopter, terdiri dari 70 unit versi HAP dukungan serangan darat dan 10 unit versi HAP anti kendaraan lapis baja.
Eurocopter Tiger dikembangkan berdasarkan kerjasama Perancis dan Jerman, pertama kali mengudara 1991 dan mulai diproduksi 2002. Jerman memesan 80 unit helikopter Tiger sedangkan AD Australia mengoperasikan Tiger berdasarkan rancangan versi HAP Perancis, diberinama Armed Reconnaissance Helicopter (ARH).
DefenseNews/@info-terkumpul
30 Juli 2009 -- Departemen Pertahanan Perancis mengumumkan pada situs resminya, Perancis telah mengirimkan tiga unit helikopter tempur Eurocopter Tiger ke Afghanistan.
Helikopter dikirim ke bandara Kabul menggunakan pesawat kargo Antonov 124, Minggu (26/7). Kehadiran Tiger di Afghanistan menandai aksi pertama kalinya di medan tempur. Helikopter Tiger telah lama dinantikan kehadirannya di Afghanistan setelah serangan mematikan dilancarkan milisi Taliban 18 Agustus tahun lalu di lembah Uzbeen.
Akibat serangan tersebut pemerintah Perancis dikritik karena kurangnya dukungan untuk pasukan Perancis yang ditempatkan di Aghanistan. Pasukan Perancis mendapat dukungan udara dari pasukan Amerika Serikat saat diserang, AS mengerahkan pesawat AC-130 Spectre dan F-16 serta UAV Predator sebagai pesawat pengamat.
Tiger yang ditempatkan di Afghanistan dari versi hélicoptère d'appui et de protection (HAP), akan digunakan untuk pengintaian bersenjata dan dukungan tembakan bagi pasukan darat. Helikopter diharapkan dapat beroperasi dalam beberapa minggu.
Eurocopter Tiger. (Foto: enemyforces.net)
Tiger dilengkapi dengan meriam 30 mm yang akan meningkatkan kekuatan udara pasukan koalisi. Perancis telah menempatkan tiga helikopter Caracal EC725 untuk misi SAR Combat dan Gazelle Viviane untuk misi pengintaian ringan, berpangkalan di Kabul.
Satuan helikopter tempur Resimen ke-5, berpangkalan di Pau, utara Perancis akan mengoperasikan armada helikopter Tiger. Pemerintah Perancis memesan 40 helikopter untuk pesanan batch pertama dari 80 unit yang direncanakan dari EADS Eurocopter, terdiri dari 70 unit versi HAP dukungan serangan darat dan 10 unit versi HAP anti kendaraan lapis baja.
Eurocopter Tiger dikembangkan berdasarkan kerjasama Perancis dan Jerman, pertama kali mengudara 1991 dan mulai diproduksi 2002. Jerman memesan 80 unit helikopter Tiger sedangkan AD Australia mengoperasikan Tiger berdasarkan rancangan versi HAP Perancis, diberinama Armed Reconnaissance Helicopter (ARH).
DefenseNews/@info-terkumpul
Pesawat Tanker Japan Air Force
(Foto: TNI AU)
30 Juli 2009, Jakarta -- Navigaxi udara Angkatan Udara Jepang dengan pesawat jenis Boeing 767 singgah di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma selama tiga hari mulai dari tanggal 28 sampai 30 Juli 2009. Kegiatan ini merupakan suatu wujud kerja sama yang telah terjalin baik selama ini antara TNI AU dengan Japan Air Force. Sementara itu pada waktu yang sama dua pesawat Jenis C-130 Hercules, Air Force Amerika Serikat selama satu malam berada di Lanud Halim Perdanakusuma dengan misi Latihan bersama TNI AL ( Marinir) dengan Marinir Amerika serikat. Jakarta (30/7).
Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb SM Handoko foto bersama dengan para penerbang dari Amerika, Japan Air Force dan TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma, dengan latar pesawat C-130 Amerika Air Force.
PENTAK LANUD HALIM PERDANAKUSUMAH
30 Juli 2009, Jakarta -- Navigaxi udara Angkatan Udara Jepang dengan pesawat jenis Boeing 767 singgah di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma selama tiga hari mulai dari tanggal 28 sampai 30 Juli 2009. Kegiatan ini merupakan suatu wujud kerja sama yang telah terjalin baik selama ini antara TNI AU dengan Japan Air Force. Sementara itu pada waktu yang sama dua pesawat Jenis C-130 Hercules, Air Force Amerika Serikat selama satu malam berada di Lanud Halim Perdanakusuma dengan misi Latihan bersama TNI AL ( Marinir) dengan Marinir Amerika serikat. Jakarta (30/7).
Komandan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma Kolonel Pnb SM Handoko foto bersama dengan para penerbang dari Amerika, Japan Air Force dan TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma, dengan latar pesawat C-130 Amerika Air Force.
PENTAK LANUD HALIM PERDANAKUSUMAH
Dubes Australia Kunjungi Indobatt
30 Juli 2009 -- Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs berkunjung ke Kompi B Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL. Kunjungan tersebut untuk meninjau secara langsung batas daerah operasi UNIFIL.
Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs disambut oleh Wadansatgas Konga XXIII-C, Letkol Mar Suherlan beserta beberapa perwira. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Acara penyambutan Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs di Kompi B Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL, UN POSN 8-33 Sheikh Abbad Tomb, Libanon. (LFoto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Dubes Australia mendapat pemaparan singkat tentang perkembangan situasi dan kondisi terakhir daerah operasi yang menjadi tanggung jawab Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Tujuan dari kunjungan Dubes Australia adalah untuk meninjau secara langsung batas daerah operasi UNIFIL yang berbatasan langsung dengan Israel. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Sebelum meninggalkan Sheikh Abbad Tomb, Dubes Australia foto bersama dengan para perwira Indobatt. (Foto: detikFoto/kol Arh Hari Mulyanto)
Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs disambut oleh Wadansatgas Konga XXIII-C, Letkol Mar Suherlan beserta beberapa perwira. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Acara penyambutan Dubes Australia untuk Libanon, Lyndall Sachs di Kompi B Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL, UN POSN 8-33 Sheikh Abbad Tomb, Libanon. (LFoto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Dubes Australia mendapat pemaparan singkat tentang perkembangan situasi dan kondisi terakhir daerah operasi yang menjadi tanggung jawab Satgas Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C/UNIFIL. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Tujuan dari kunjungan Dubes Australia adalah untuk meninjau secara langsung batas daerah operasi UNIFIL yang berbatasan langsung dengan Israel. (Foto: detikFoto/Letkol Arh Hari Mulyanto)
Sebelum meninggalkan Sheikh Abbad Tomb, Dubes Australia foto bersama dengan para perwira Indobatt. (Foto: detikFoto/kol Arh Hari Mulyanto)
Peragakan Simulasi Force Down Pesawat
F-5 Tiger sedang melakukan pendaratan. (Foto: TNI AU)
30 Juli 2009, Balikpapan -- Puncak peringatan Hari Bhakti ke-62 TNI Angkatan Udara kemarin, digelar sederhana dan khidmat di Base Operasional Lanud Balikpapan. Yang menarik, dirangkai juga kegiatan Latihan Tempur bersandi Perkasa B 2009 yang sudah digelar sejak Selasa (28/7) lalu bersama TNI AL di kawasan perairan Ambalat.
Dalam latihan kemarin, simulasi force down atau operasi udara diperagakan. Simulasi ini memaksa pesawat musuh penyusup ke wilayah kedaulatan negara yang menjadi target operasi, diturunkan secara paksa ke landasan negara yang paling dekat. Sebagai interceptor (pencegat) yang melaksanakan force down, adalah pesawat F-5 E/F Tiger.
Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Lanud Balikpapan Letkol Pnb Agus Pandu Purnama. Upacara juga dihadiri Wakil Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi dan kalangan Muspida Kota Balikpapan. Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Subandrio dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Danlanud menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada sesepuh dan senior TNI AU.
Peringatan hari bakti tersebut diharapkan memiliki arti dalam masa depan perjalanan dan pengabdian TNI AU dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Marsekal Subandrio juga menegaskan medan perjuangan dan pengabdian TNI AU kini telah mengalami perubahan.
”Tantangan tugas yang harus dihadapi oleh TNI AU sekarang dan di masa depan, akan semakin berat dan kompleks, seiring dinamika kondisi lingkungan strategis dan terus berkembang dengan cepat. Sementara itu keterbatasan di berbagai bidang masih harus kita hadapi, termasuk ketergantungan kita terhadap luar negeri,” tegas Kasau.
Pengabdian dan perjuangan TNI AU menurut Subandrio juga belum selesai. Peningkatan kualitas personel mutlak dilakukan dalam melanjutkan pengabdian.
KALTIM POST
30 Juli 2009, Balikpapan -- Puncak peringatan Hari Bhakti ke-62 TNI Angkatan Udara kemarin, digelar sederhana dan khidmat di Base Operasional Lanud Balikpapan. Yang menarik, dirangkai juga kegiatan Latihan Tempur bersandi Perkasa B 2009 yang sudah digelar sejak Selasa (28/7) lalu bersama TNI AL di kawasan perairan Ambalat.
Dalam latihan kemarin, simulasi force down atau operasi udara diperagakan. Simulasi ini memaksa pesawat musuh penyusup ke wilayah kedaulatan negara yang menjadi target operasi, diturunkan secara paksa ke landasan negara yang paling dekat. Sebagai interceptor (pencegat) yang melaksanakan force down, adalah pesawat F-5 E/F Tiger.
Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Lanud Balikpapan Letkol Pnb Agus Pandu Purnama. Upacara juga dihadiri Wakil Wali Kota Balikpapan H Rizal Effendi dan kalangan Muspida Kota Balikpapan. Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Subandrio dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Danlanud menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada sesepuh dan senior TNI AU.
Peringatan hari bakti tersebut diharapkan memiliki arti dalam masa depan perjalanan dan pengabdian TNI AU dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Marsekal Subandrio juga menegaskan medan perjuangan dan pengabdian TNI AU kini telah mengalami perubahan.
”Tantangan tugas yang harus dihadapi oleh TNI AU sekarang dan di masa depan, akan semakin berat dan kompleks, seiring dinamika kondisi lingkungan strategis dan terus berkembang dengan cepat. Sementara itu keterbatasan di berbagai bidang masih harus kita hadapi, termasuk ketergantungan kita terhadap luar negeri,” tegas Kasau.
Pengabdian dan perjuangan TNI AU menurut Subandrio juga belum selesai. Peningkatan kualitas personel mutlak dilakukan dalam melanjutkan pengabdian.
KALTIM POST
Lapan akan Dirikan "Space Port" di Biak
Peta wilayah Kabupaten Biak Numfor. (Peta: biak.go.id)
30 Juli 2009, Jakarta -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan mendirikan "space port" atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Pulau Biak, Papua.
Pulau Biak dipilih karena sangat strategis sebagai lokasi peluncuran stelit, kata Sekretaris Utama Lapan, DR. Bambang Koesoemanto usai seminar "Diseminasi Perkembangan Roket dan Satelit di Indonesia" di kantor Lapan, Jakarta, Rabu.
Secara teritorial, kata Bambang, Pulau Biak berhadapan langsung dengan samudera luas sehingga proses peluncuran roket yang akan dilakukan diperkirakan tidak akan mengganggu negara lain.
Jika roket pendorong satelit itu diluncurkan, serpihan atau benda-benda yang jatuh dari dari proses peluncuran itu akan jatuh ke laut, tidak mengenai negara lain, termasuk wilayah Indonesia.
Selain itu, Pulau Biak juga terletak di di area "ekuatorial" sehingga dorongan roket peluncur satelit lebih kuat dan mampu mengantar alat pemantauan di angkasa ke antariksa.
Bambang menyatakan pihaknya telah mengajukan rencana pendirian "space port" atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Pulau Biak itu ke DPR yang ternyata memberikan dukungannya.
"DPR mendukung rencana (pembuatan space port di Biak) itu," katanya.
Meski demikian, menurut Deputi Teknologi Dirgantara Lapan, Dr. Ing. Soewarto Harhienata, program itu belum dapat direalisasikan saat ini karena masih banyak hal yang perlu disiapkan.
Diantaranya, kata dia, perlu dibuat peraturan dari pemerintah agar pendirian lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Biak itu memiliki landasan hukum.
Selain itu, rencana tersebut perlu disosialisasikan kepada seluruh kalangan masyarakat. Termasuk pemerintah daerah dan masyarakat Papua agar tidak dipolitisasi dan "dipelintir" dengan hal yang tidak benar.
"Masalah teknologi (dalam pembuatan lokasi itu) tidak ada masalah tapi perlu disosialisasikan," katanya.
JURNAL NASIONAL
30 Juli 2009, Jakarta -- Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan mendirikan "space port" atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Pulau Biak, Papua.
Pulau Biak dipilih karena sangat strategis sebagai lokasi peluncuran stelit, kata Sekretaris Utama Lapan, DR. Bambang Koesoemanto usai seminar "Diseminasi Perkembangan Roket dan Satelit di Indonesia" di kantor Lapan, Jakarta, Rabu.
Secara teritorial, kata Bambang, Pulau Biak berhadapan langsung dengan samudera luas sehingga proses peluncuran roket yang akan dilakukan diperkirakan tidak akan mengganggu negara lain.
Jika roket pendorong satelit itu diluncurkan, serpihan atau benda-benda yang jatuh dari dari proses peluncuran itu akan jatuh ke laut, tidak mengenai negara lain, termasuk wilayah Indonesia.
Selain itu, Pulau Biak juga terletak di di area "ekuatorial" sehingga dorongan roket peluncur satelit lebih kuat dan mampu mengantar alat pemantauan di angkasa ke antariksa.
Bambang menyatakan pihaknya telah mengajukan rencana pendirian "space port" atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Pulau Biak itu ke DPR yang ternyata memberikan dukungannya.
"DPR mendukung rencana (pembuatan space port di Biak) itu," katanya.
Meski demikian, menurut Deputi Teknologi Dirgantara Lapan, Dr. Ing. Soewarto Harhienata, program itu belum dapat direalisasikan saat ini karena masih banyak hal yang perlu disiapkan.
Diantaranya, kata dia, perlu dibuat peraturan dari pemerintah agar pendirian lokasi peluncuran roket pendorong satelit di Biak itu memiliki landasan hukum.
Selain itu, rencana tersebut perlu disosialisasikan kepada seluruh kalangan masyarakat. Termasuk pemerintah daerah dan masyarakat Papua agar tidak dipolitisasi dan "dipelintir" dengan hal yang tidak benar.
"Masalah teknologi (dalam pembuatan lokasi itu) tidak ada masalah tapi perlu disosialisasikan," katanya.
JURNAL NASIONAL
Rabu, 29 Juli 2009
Penambahan Anggaran Pertahanan Jangan Ditunda
L159 kandidat pengganti Hawk53.
29 Juli 2009, Bandung -- Penambahan anggaran pertahanan pemerintah untuk alat utama sistem senjata atau alutsista sudah tidak dapat ditunda lagi. Untuk membentuk pasukan tempur udara yang tangguh dan mampu menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia dibutuhkan waktu bertahun-tahun, sehingga dukungan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan.
Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU Marsma TNI Bambang P Priyono menegaskan, pasukan tempur udara dibentuk dengan latihan bertahun-tahun. Jadi, pembelian materiil sarana tempur seperti pesawat ataupun helikopter harus dilakukan agar latihan pasukan TNI AU dapat optimal.
"Tidak bisa begitu perang baru peralatan tempur diadakan. Bagi prajurit, tidak mudah menyesuaikan diri dengan sarana pendukung udara seperti pesawat maupun helikopter," katanya seusai Peringatan Hari Bakti Ke-62 TNI AU Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7).
Dalam upacara tersebut, bertindak selaku Inspektur Upacara Marsma TNI Bambang P Priyono. Sementara komandan upacara diserahkan kepada Letkol Tek Ginda.
Menurut Priyono, pemerintah mendatang harus benar-benar memerhatikan alokasi anggaran pertahanan dalam negeri, termasuk pengadaan alutsista. Pembentukan armada tempur udara yang tangguh akan memperkuat citra dan posisi tawar bangsa dalam sejumlah konflik seperti di area perbatasan. Kecelakaan sejumlah pesawat TNI belakangan ini akan membuat sarana latihan menjadi kian terbatas.
Kendati hanya berbekal sarana yang terbatas, pihak TNI AU tetap berkomitmen melakukan latihan baik rutin maupun secara khusus. Hal itu, kata dua, sudah menjadi tanggung jawab bela negara bagi masing-masing prajurit TNI AU.
Terkait semakin rawannya konflik di perbatasan, TNI AU tetap mengedepankan penyelesaian secara persuasif. Menurut Priyono, perang hanya dijadikan alternatif terakhir saat penyelesaian konfliks ecara persuasif menemui jalan buntu.
Disinggung mengenai daerah-daerah yang rawan gesekan dengan patroli tentara negara tetangga, Priyono menyebutkan, TNI AU memang sedang mengkhususkan perhatian ke sejumlah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Sementara itu, dalam sambutan Kepala Staf TNI AU yang dibacakan dalam pelaksanaan Hari Bakti ke-62 TNI AU, Marsekal TNI Subandrio berpesan, tantangan tugas TNI AU ke depan justru semakin berat. Hal ini seiring dinamika kondisi lingkungan strategis yang terus berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan cara pikir yang kreatif, rasional, dan sinergis dari prajurit TNI AU dalam mencari solusi yang terbaik dalam setiap pemecahan masalah.
Pada peringatan Hari Bakti ke-62 tersebut, TNI AU Bakorda Bandung mengadakan beberapa kegiatan, antara lain bakti sosial berupa donor darah, korve massal, ziarah, dan upacara. Menurut Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kol Pnb Iman Sudrajat, peringatan tahun ini bertema "Melalui Peringatan Hari Bakti ke-62 TNI AU 2009, Kita Jadikan Momentum untuk Meningkatkan Profesionalisme dan Jiwa Juang Dalam Menjaga Keutuhan NKRI".
KOMPAS.com
29 Juli 2009, Bandung -- Penambahan anggaran pertahanan pemerintah untuk alat utama sistem senjata atau alutsista sudah tidak dapat ditunda lagi. Untuk membentuk pasukan tempur udara yang tangguh dan mampu menjaga kedaulatan wilayah udara Negara Kesatuan Republik Indonesia dibutuhkan waktu bertahun-tahun, sehingga dukungan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan.
Wakil Komandan Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU Marsma TNI Bambang P Priyono menegaskan, pasukan tempur udara dibentuk dengan latihan bertahun-tahun. Jadi, pembelian materiil sarana tempur seperti pesawat ataupun helikopter harus dilakukan agar latihan pasukan TNI AU dapat optimal.
"Tidak bisa begitu perang baru peralatan tempur diadakan. Bagi prajurit, tidak mudah menyesuaikan diri dengan sarana pendukung udara seperti pesawat maupun helikopter," katanya seusai Peringatan Hari Bakti Ke-62 TNI AU Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7).
Dalam upacara tersebut, bertindak selaku Inspektur Upacara Marsma TNI Bambang P Priyono. Sementara komandan upacara diserahkan kepada Letkol Tek Ginda.
Menurut Priyono, pemerintah mendatang harus benar-benar memerhatikan alokasi anggaran pertahanan dalam negeri, termasuk pengadaan alutsista. Pembentukan armada tempur udara yang tangguh akan memperkuat citra dan posisi tawar bangsa dalam sejumlah konflik seperti di area perbatasan. Kecelakaan sejumlah pesawat TNI belakangan ini akan membuat sarana latihan menjadi kian terbatas.
Kendati hanya berbekal sarana yang terbatas, pihak TNI AU tetap berkomitmen melakukan latihan baik rutin maupun secara khusus. Hal itu, kata dua, sudah menjadi tanggung jawab bela negara bagi masing-masing prajurit TNI AU.
Terkait semakin rawannya konflik di perbatasan, TNI AU tetap mengedepankan penyelesaian secara persuasif. Menurut Priyono, perang hanya dijadikan alternatif terakhir saat penyelesaian konfliks ecara persuasif menemui jalan buntu.
Disinggung mengenai daerah-daerah yang rawan gesekan dengan patroli tentara negara tetangga, Priyono menyebutkan, TNI AU memang sedang mengkhususkan perhatian ke sejumlah pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Sementara itu, dalam sambutan Kepala Staf TNI AU yang dibacakan dalam pelaksanaan Hari Bakti ke-62 TNI AU, Marsekal TNI Subandrio berpesan, tantangan tugas TNI AU ke depan justru semakin berat. Hal ini seiring dinamika kondisi lingkungan strategis yang terus berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan cara pikir yang kreatif, rasional, dan sinergis dari prajurit TNI AU dalam mencari solusi yang terbaik dalam setiap pemecahan masalah.
Pada peringatan Hari Bakti ke-62 tersebut, TNI AU Bakorda Bandung mengadakan beberapa kegiatan, antara lain bakti sosial berupa donor darah, korve massal, ziarah, dan upacara. Menurut Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kol Pnb Iman Sudrajat, peringatan tahun ini bertema "Melalui Peringatan Hari Bakti ke-62 TNI AU 2009, Kita Jadikan Momentum untuk Meningkatkan Profesionalisme dan Jiwa Juang Dalam Menjaga Keutuhan NKRI".
KOMPAS.com
KRI Suharso Bakti Sosial ke Sangihe Talaud
KRI dr. Suharso 990 sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele 972. (Foto: TNI AL)
29 Juli 2009, Surabaya -- Surabaya - Kapal perang Republik Indonesia (KRI) dr. Suharso menjalankan tugas bakti sosial ke Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara.
Bakti sosial yang dijalankan para personel TNI Angkatan Laut dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) itu adalah memberikan pelayanan kesehatan.
"Mereka akan memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada warga yang tinggal di pulau-pulau kecil, seperti Kawaluso, Marore, Miangas, dan Marampit yang semuanya berbatasan langsung dengan Filipina," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut Drs. Toni Syaiful, di Surabaya, Rabu.
Dalam perjalanan menuju Kepulauan Sangihe Talaud, kapal perang yang dikomandani Letkol Laut (P) H. Yudho W. itu sempat merapat di dermaga Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Di dermaga itu, KRI dr. Suharso menurunkan peralatan dan personel untuk mendukung kegiatan pemecahan rekor dunia selam secara massal "Guinness World of Record".
Sebanyak 1.500 penyelam dalam dan luar negeri, baik dari kalangan militer maupun sipil, akan mengikuti ajang pemecahan rekor tersebut bulan depan.
Menurut Toni, personel dan peralatan yang diturunkan di Bitung itu, meliputi satu tim penyelam dari Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Koarmatim dan peralatannya.
KRI dr. Suharso juga menurunkan 16 personel dari Dinas Angkutan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya, Akademi Angkatan Laut (AAL), Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), dan 10 unit bus.
Selain itu KRI dr. Suharso juga menurunkan dua personel Pasukan Marinir (Pasmar) 1 Surabaya dengan membawa puluhan perahu karet dan peralatan tenda lapangan, dua orang dari PT Trias lengkap dengan bus VIP, dan beberapa perlengkapan tenda VIP.
"Kapal itu juga membawa delapan personel kesehatan dari Lantamal VIII Manado dan alat-alat kesehatan serta obat-obatan untuk mendukung bakti sosial," kata Toni.
ANTARA JATIM
29 Juli 2009, Surabaya -- Surabaya - Kapal perang Republik Indonesia (KRI) dr. Suharso menjalankan tugas bakti sosial ke Kepulauan Sangihe Talaud, Sulawesi Utara.
Bakti sosial yang dijalankan para personel TNI Angkatan Laut dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) itu adalah memberikan pelayanan kesehatan.
"Mereka akan memberikan pelayanan pengobatan gratis kepada warga yang tinggal di pulau-pulau kecil, seperti Kawaluso, Marore, Miangas, dan Marampit yang semuanya berbatasan langsung dengan Filipina," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmatim, Letkol Laut Drs. Toni Syaiful, di Surabaya, Rabu.
Dalam perjalanan menuju Kepulauan Sangihe Talaud, kapal perang yang dikomandani Letkol Laut (P) H. Yudho W. itu sempat merapat di dermaga Kota Bitung, Sulawesi Utara.
Di dermaga itu, KRI dr. Suharso menurunkan peralatan dan personel untuk mendukung kegiatan pemecahan rekor dunia selam secara massal "Guinness World of Record".
Sebanyak 1.500 penyelam dalam dan luar negeri, baik dari kalangan militer maupun sipil, akan mengikuti ajang pemecahan rekor tersebut bulan depan.
Menurut Toni, personel dan peralatan yang diturunkan di Bitung itu, meliputi satu tim penyelam dari Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Koarmatim dan peralatannya.
KRI dr. Suharso juga menurunkan 16 personel dari Dinas Angkutan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya, Akademi Angkatan Laut (AAL), Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), dan 10 unit bus.
Selain itu KRI dr. Suharso juga menurunkan dua personel Pasukan Marinir (Pasmar) 1 Surabaya dengan membawa puluhan perahu karet dan peralatan tenda lapangan, dua orang dari PT Trias lengkap dengan bus VIP, dan beberapa perlengkapan tenda VIP.
"Kapal itu juga membawa delapan personel kesehatan dari Lantamal VIII Manado dan alat-alat kesehatan serta obat-obatan untuk mendukung bakti sosial," kata Toni.
ANTARA JATIM
USS George Washington Bergerak ke Sulut
Kapal induk USS George Washington. (Foto: maritimequest.com)
28 Juli 2009, Manado -- Sebuah kapal istimewa bakal hadir dalam hajatan Sail Bunaken, 12-20 Agustus 2009 mendatang. Kapal induk USS George Washington (CVN/Carrier Vessel Nuclear 73) dijadwalkan berpartisipasi di kegiatan tersebut. "USS George Washington juga akan berpartisipasi," ujar Danlantamal VIII Laksamana Pertama Willem Rampangilei, kemarin.
Kehadiran kapal ini jelas akan menjadi atraksi tersendiri bagi warga untuk menyaksikannya. Hanya saja, belum diketahui kapan kapal induk yang berbasis di Yokosuka Naval Base, Jepang itu akan masuk perairan Sulut. Belum juga diketahui pasti di mana kapal itu akan berlabuh nantinya.
Selain USS George Washington, kapal-kapal lainnya dijadwalkan berdatangan mulai 11 Agustus mendatang. Dua kapal perang Thailand hampir dapat dipastikan akan berlabuh di pelabuhan Bitung. “Kapal dari Thailand akan merapat untuk berpartisipasi dalam parade kapal perang,” jelas Rampangilei.
Kedua kapal itu sebelumnya melakukan latihan bersama dengan kapal perang Indonesia di perairan Laut Sulawesi. Karenanya, kata Willem, pasca latihan tersebut, kapal dari Thailand ini menuju Pelabuhan Bitung. "Saat ini ada sekitar 32 kapal perang 32 kapal perang yang akan berpartisipasi, sudah termasuk USS George Washington," tuturnya.
Kapal-kapal perang itu akan berparade dalam acara puncak, sekitar pukul 16:00 pada 19 Agustus nanti. “Diperkirakan tanggal 14 atau 15 Agustus mendatang seluruh kapal perang yang menjadi peserta Sail Bunaken sudah hadir ada semua di perairan Sulut," jelasnya.
Selain parade kapal perang, juga akan ada pemecahan rekor selam massal oleh 1.500 penyelam di Teluk Manado. Ada juga lomba perahu layar Darwin-Manado, yang akan dilepas Menteri DKP Freddy Numberi pada Sabtu (18/8) nanti dari Darwin. Panitia Sail Bunaken sendiri memperkirakan acara ini akan mendatangkan sekitar 7.000 hingga 10.000 peserta.
Dana Keamanan
Sementara itu, tekad politisi Sario memperjuangkan dana tambahan keamanan untuk pelaksanaan Sail Bunaken dari APBD-Perubahan 2009 sudah harga mati. Usulan ini berhembus kencang dalam Rapat Paripurna Dewan Provinsi (deprov) Sulut kemarin siang. Personil Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) paling ngotot menyuarakannya. “Kami harap pemerintah provinsi) memperhatikan hal ini, karena dana tambahan keamanan Sail Bunaken sangat penting untuk pemulihan nama baik Indonesia di mata internasional, pasca bom di Jakarta,” beber Benny Rhamdani.
Dana tambahan itu dikalkulasikan Rp500 juta untuk aparat keamanan TNI, Rp1 miliar untuk Polri, dan Rp1 miliar untuk Kesbangpol Sulut. “Karena TNI dan Polisi perlu biaya operasional ekstra dalam menjalankan tugas tambahan, sedangkan untuk Kesbangpol sebagai dana sosialisasi dan publikasi ke masyarakat,” terangnya.
Penegasan kesuksesan Sail Bunaken juga terjabarkan dalam pemandangan umum Fraksi Partai Golkar yang dibacakan Elisabeth Lihiang. “Sukses Sail Bunaken akan ikut berdampak pada minat investor menanamkan modal di daerah ini,” kata Lihiang saat membacakan pemandangan umumnya.
Mewakili eksekutif, Sekretaris Provinsi Drs Robby Mamuaja menyatakan akan memperhatikan usulan dewan ini, dengan meneruskanya pada Gubernur Sulut SH Sarundajang.
Sebelumnya Wakil Gubernur Freddy Sualang mengakui ada dana tambahan pengamanan Sail Bunaken. “Dananya akan masuk ke Kesbangpol,” terang Sualang, beberapa waktu lalu.
MANADO POST
28 Juli 2009, Manado -- Sebuah kapal istimewa bakal hadir dalam hajatan Sail Bunaken, 12-20 Agustus 2009 mendatang. Kapal induk USS George Washington (CVN/Carrier Vessel Nuclear 73) dijadwalkan berpartisipasi di kegiatan tersebut. "USS George Washington juga akan berpartisipasi," ujar Danlantamal VIII Laksamana Pertama Willem Rampangilei, kemarin.
Kehadiran kapal ini jelas akan menjadi atraksi tersendiri bagi warga untuk menyaksikannya. Hanya saja, belum diketahui kapan kapal induk yang berbasis di Yokosuka Naval Base, Jepang itu akan masuk perairan Sulut. Belum juga diketahui pasti di mana kapal itu akan berlabuh nantinya.
Selain USS George Washington, kapal-kapal lainnya dijadwalkan berdatangan mulai 11 Agustus mendatang. Dua kapal perang Thailand hampir dapat dipastikan akan berlabuh di pelabuhan Bitung. “Kapal dari Thailand akan merapat untuk berpartisipasi dalam parade kapal perang,” jelas Rampangilei.
Kedua kapal itu sebelumnya melakukan latihan bersama dengan kapal perang Indonesia di perairan Laut Sulawesi. Karenanya, kata Willem, pasca latihan tersebut, kapal dari Thailand ini menuju Pelabuhan Bitung. "Saat ini ada sekitar 32 kapal perang 32 kapal perang yang akan berpartisipasi, sudah termasuk USS George Washington," tuturnya.
Kapal-kapal perang itu akan berparade dalam acara puncak, sekitar pukul 16:00 pada 19 Agustus nanti. “Diperkirakan tanggal 14 atau 15 Agustus mendatang seluruh kapal perang yang menjadi peserta Sail Bunaken sudah hadir ada semua di perairan Sulut," jelasnya.
Selain parade kapal perang, juga akan ada pemecahan rekor selam massal oleh 1.500 penyelam di Teluk Manado. Ada juga lomba perahu layar Darwin-Manado, yang akan dilepas Menteri DKP Freddy Numberi pada Sabtu (18/8) nanti dari Darwin. Panitia Sail Bunaken sendiri memperkirakan acara ini akan mendatangkan sekitar 7.000 hingga 10.000 peserta.
Dana Keamanan
Sementara itu, tekad politisi Sario memperjuangkan dana tambahan keamanan untuk pelaksanaan Sail Bunaken dari APBD-Perubahan 2009 sudah harga mati. Usulan ini berhembus kencang dalam Rapat Paripurna Dewan Provinsi (deprov) Sulut kemarin siang. Personil Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) paling ngotot menyuarakannya. “Kami harap pemerintah provinsi) memperhatikan hal ini, karena dana tambahan keamanan Sail Bunaken sangat penting untuk pemulihan nama baik Indonesia di mata internasional, pasca bom di Jakarta,” beber Benny Rhamdani.
Dana tambahan itu dikalkulasikan Rp500 juta untuk aparat keamanan TNI, Rp1 miliar untuk Polri, dan Rp1 miliar untuk Kesbangpol Sulut. “Karena TNI dan Polisi perlu biaya operasional ekstra dalam menjalankan tugas tambahan, sedangkan untuk Kesbangpol sebagai dana sosialisasi dan publikasi ke masyarakat,” terangnya.
Penegasan kesuksesan Sail Bunaken juga terjabarkan dalam pemandangan umum Fraksi Partai Golkar yang dibacakan Elisabeth Lihiang. “Sukses Sail Bunaken akan ikut berdampak pada minat investor menanamkan modal di daerah ini,” kata Lihiang saat membacakan pemandangan umumnya.
Mewakili eksekutif, Sekretaris Provinsi Drs Robby Mamuaja menyatakan akan memperhatikan usulan dewan ini, dengan meneruskanya pada Gubernur Sulut SH Sarundajang.
Sebelumnya Wakil Gubernur Freddy Sualang mengakui ada dana tambahan pengamanan Sail Bunaken. “Dananya akan masuk ke Kesbangpol,” terang Sualang, beberapa waktu lalu.
MANADO POST
Prajurit Marinir Latihan Gunakan Senjata GPMG
Dan Yonif-3 Mar saat menyematkan tanda Latihan kepada anggota LDD GPMG. (Foto: marinir.mil.id)
29 Juli 2009, Surabaya -- Surabaya - Sedikitnya 20 personel marinir Brigif-1 Marinir menjalani program latihan mempergunakan senjata bantuan jenis "General Purpose Machine Guns" (GPMG).
Mayor Marinir Joni Sulistiawan selaku koordinator latihan, di Surabaya, Rabu, mengatakan, peserta latihan berasal dari Yonif-1 Mar, Yonif-3 Mar, dan Yonif-5 Mar.
Latihan tersebut digelar di Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo dan di lapangan tembak Karangpilang, Surabaya, pada 29 Juli sampai 7 Agustus 2009.
"Latihan ini dimaksudkan untuk membina, memelihara, dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota Brigif-1 Mar yang akan ditempatkan sebagai pengawak senjata bantuan GPMG," katanya.
Selain itu, latihan tersebut untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dan pengkaderan organisasi senjata bantuan GPMG dalam menghadapi tugas-tugas pertempuran.
Para prajurit diharapkan mampu menguasai teknik dan taktik pertemuan dengan menggunakan senjata bantuan GPMG, baik tanpa amunisi maupun dengan munisi tajam sesuai dengan teori yang sudah dipelajari sebelumnya.
Latihan itu juga untuk membekali para prajurit dalam mengatasi gangguan dan tindakan keamanan pada saat terjadi masalah dengan senjata bantuan GPMG.
"Kami meminta para peserta melaksanakan kegiatan itu sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan benar-benar 'zerro accident'," katanya.
Para peserta akan menjalani beberapa materi pelatihan, meliputi susunan tugas tempur, prosedur perintah penembakan, tindakan keamanan, menembak dengan munisi tajam, dan cara mengatasi gangguan.
ANTARA JATIM
29 Juli 2009, Surabaya -- Surabaya - Sedikitnya 20 personel marinir Brigif-1 Marinir menjalani program latihan mempergunakan senjata bantuan jenis "General Purpose Machine Guns" (GPMG).
Mayor Marinir Joni Sulistiawan selaku koordinator latihan, di Surabaya, Rabu, mengatakan, peserta latihan berasal dari Yonif-1 Mar, Yonif-3 Mar, dan Yonif-5 Mar.
Latihan tersebut digelar di Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo dan di lapangan tembak Karangpilang, Surabaya, pada 29 Juli sampai 7 Agustus 2009.
"Latihan ini dimaksudkan untuk membina, memelihara, dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota Brigif-1 Mar yang akan ditempatkan sebagai pengawak senjata bantuan GPMG," katanya.
Selain itu, latihan tersebut untuk meningkatkan profesionalisme prajurit dan pengkaderan organisasi senjata bantuan GPMG dalam menghadapi tugas-tugas pertempuran.
Para prajurit diharapkan mampu menguasai teknik dan taktik pertemuan dengan menggunakan senjata bantuan GPMG, baik tanpa amunisi maupun dengan munisi tajam sesuai dengan teori yang sudah dipelajari sebelumnya.
Latihan itu juga untuk membekali para prajurit dalam mengatasi gangguan dan tindakan keamanan pada saat terjadi masalah dengan senjata bantuan GPMG.
"Kami meminta para peserta melaksanakan kegiatan itu sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan benar-benar 'zerro accident'," katanya.
Para peserta akan menjalani beberapa materi pelatihan, meliputi susunan tugas tempur, prosedur perintah penembakan, tindakan keamanan, menembak dengan munisi tajam, dan cara mengatasi gangguan.
ANTARA JATIM
LPD Diserahkan PT. PAL ke Dephan Agustus
Inilah salah satu dari dua unit kapal jenis landing platform dock 125 meter, yang dibangun di galangan pembuatan kapal milik PT PAL, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: KOMPAS/Wisnu Dewabrata)
Surabaya - PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia (persero) saat ini menunggu kucuran dana penyelamatan, karena kini "Good Corporate Governance" (GCG) sedang melihat dan memastikan tidak adanya kebocoran dana pada masa mendatang.
"Pengucuran dana penyelamatan kami tinggal selangkah lagi. Namun, sejauh ini belum ada kejelasan tentang waktu dan besaran uang yang akan disalurkan untuk pabrik kapal miliki negara ini," kata Sekretaris Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), M. Said Didu, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, proses pencairan dana dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sudah melewati prosedur yang digariskan. Bahkan, secara prinsip berkas dari PT PAL sudah memenuhi syarat.
"Namun, untuk melakukan restrukturisasi sebuah BUMN, pemerintah memang harus berhati-hati," ujarnya.
Upaya kehati-hatian itu, jelas dia, ini terkait besaran dana yang harus tetap, artinya tidak kurang dan tidak lebih. Selain itu, juga harus ada perbaikan kinerja secara internal perusahaan.
"Di samping itu, harus ada orang yang memiliki kompetensi di posisi masing-masing di perusahaan," katanya.
Ia mengaku, untuk bisa mendapatkan dana PAL harus membuktikan efisiensi di antaranya memangkas pos pengeluaran yang tidak perlu atau berlebihan. Akan tetapi, pemerintah tidak berharap ada pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya.
"Bahkan, sangat mungkin akan ada penyesuaian gaji untuk karyawan PAL. Apabila semula biasa makan tiga kali, mungkin sementara harus dua kali," katanya.
Mengenai posisi berkas pengajuan dana dari PT PAL, ia menyatakan, saat ini sudah tidak lagi di Sekretariat Kementerian BUMN.
"Setahu saya, kini sudah tidak ada di meja saya," katanya.
Secara terpisah, Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, membenarkan, ia belum menerima dana dari PPA. Namun, perusahaannya masih aktif berproduksi dengan dana dari beberapa bank, yaitu untuk penyelesaian beberapa kapal dari 18 kapal.
"Sampai sekarang, kami masih aktif. Bahkan, Agustus nanti kami akan menyerahkan kapal 'Landing Platform Dock' (LPD) seberat 9.000 DWT pesanan Departemen Pertahanan untuk TNI AL," katanya.
Akan tetapi, ia belum bisa menyebutkan kepastian tanggal pencairan dana untuk menyelamatkan kondisi keuangannya.
"Kini, kami masih sama-sama menunggu dan berharap tidak ada pemutusan hubungan kerja," katanya meyakini.
ANTARA JATIM
Surabaya - PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia (persero) saat ini menunggu kucuran dana penyelamatan, karena kini "Good Corporate Governance" (GCG) sedang melihat dan memastikan tidak adanya kebocoran dana pada masa mendatang.
"Pengucuran dana penyelamatan kami tinggal selangkah lagi. Namun, sejauh ini belum ada kejelasan tentang waktu dan besaran uang yang akan disalurkan untuk pabrik kapal miliki negara ini," kata Sekretaris Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), M. Said Didu, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, proses pencairan dana dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sudah melewati prosedur yang digariskan. Bahkan, secara prinsip berkas dari PT PAL sudah memenuhi syarat.
"Namun, untuk melakukan restrukturisasi sebuah BUMN, pemerintah memang harus berhati-hati," ujarnya.
Upaya kehati-hatian itu, jelas dia, ini terkait besaran dana yang harus tetap, artinya tidak kurang dan tidak lebih. Selain itu, juga harus ada perbaikan kinerja secara internal perusahaan.
"Di samping itu, harus ada orang yang memiliki kompetensi di posisi masing-masing di perusahaan," katanya.
Ia mengaku, untuk bisa mendapatkan dana PAL harus membuktikan efisiensi di antaranya memangkas pos pengeluaran yang tidak perlu atau berlebihan. Akan tetapi, pemerintah tidak berharap ada pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya.
"Bahkan, sangat mungkin akan ada penyesuaian gaji untuk karyawan PAL. Apabila semula biasa makan tiga kali, mungkin sementara harus dua kali," katanya.
Mengenai posisi berkas pengajuan dana dari PT PAL, ia menyatakan, saat ini sudah tidak lagi di Sekretariat Kementerian BUMN.
"Setahu saya, kini sudah tidak ada di meja saya," katanya.
Secara terpisah, Direktur Utama PT PAL, Harsusanto, membenarkan, ia belum menerima dana dari PPA. Namun, perusahaannya masih aktif berproduksi dengan dana dari beberapa bank, yaitu untuk penyelesaian beberapa kapal dari 18 kapal.
"Sampai sekarang, kami masih aktif. Bahkan, Agustus nanti kami akan menyerahkan kapal 'Landing Platform Dock' (LPD) seberat 9.000 DWT pesanan Departemen Pertahanan untuk TNI AL," katanya.
Akan tetapi, ia belum bisa menyebutkan kepastian tanggal pencairan dana untuk menyelamatkan kondisi keuangannya.
"Kini, kami masih sama-sama menunggu dan berharap tidak ada pemutusan hubungan kerja," katanya meyakini.
ANTARA JATIM
Rusia Menempatkan Pasukan di Kyrgyzstan
Pesawat Hercules AU AS sedang transit di pangkalan udara Manas Kyrgyzstan sebelum menuju ke Afghanistan . (Foto: RIA Novosti)
29 Juli 2009 -- Pemerintah Kyrgyzstan secara prinsipil menyetujui pembukaan pangkalan militer Rusia kedua di bagian utara Kyrgyzstan, setelah dilakukan pertemuan informal Collective Security Treaty Organization (CSTO) di Kyrgyzstan, Jumat (24/7), menurut seorang pembantu Presiden Rusia Sergei Prikhodko.
Sebelumnya Rusia menawarkan menempatkan satu batalyon dimana menjadi bagian dari pasukan reaksi cepat CSTO di wilayah Batkenskaya, Kyrgyzstan. Pangkalan ini bukan pangkalan militer Rusia tetapi milik CSTO, merupakan salah satu upaya melaksanakan rencana CSTO membangun suatu pasukan reaksi cepat bersama.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah menyetujui strategi keamanan Rusia hingga 2020 dimana menempatkan CSTO sebagai mekanisme kunci menangkal tantangan dan ancaman militer regional.
Anggota CSTO terdiri dari Kazakhstan, Kyrgyzstan, Russia, Uzbekistan dan Tajikistan telah bersepakat membuat pasukan reaksi cepat yang terdiri dari unit-unit militer kelima negara tersebut pada 14 Juni.
Saat ini, Rusia mengoperasikan pangkalan udara di kota Kant, lebih dari 20 kilometer diluar ibu kota Kyrgyzstan Bishkek. Rusia menempatkan 400 personil dari Satuan Udara ke-5 Angkatan Darat Rusia, mengoperasikan pesawat tempur Su-25 Frogfoot dan helikopter angkut militer Mi-8.
Pada 7 Juli, Presiden Kyrgyzstan Kurmanbek Bakiyev telah menandatangani persetujuan penggunaan pangkalan udara Manas oleh Amerika Serikat untuk tempat transit pasukan dan perbekalan yang akan ke Afghanistan.
RIA Novosti/@info-terkumpul
29 Juli 2009 -- Pemerintah Kyrgyzstan secara prinsipil menyetujui pembukaan pangkalan militer Rusia kedua di bagian utara Kyrgyzstan, setelah dilakukan pertemuan informal Collective Security Treaty Organization (CSTO) di Kyrgyzstan, Jumat (24/7), menurut seorang pembantu Presiden Rusia Sergei Prikhodko.
Sebelumnya Rusia menawarkan menempatkan satu batalyon dimana menjadi bagian dari pasukan reaksi cepat CSTO di wilayah Batkenskaya, Kyrgyzstan. Pangkalan ini bukan pangkalan militer Rusia tetapi milik CSTO, merupakan salah satu upaya melaksanakan rencana CSTO membangun suatu pasukan reaksi cepat bersama.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah menyetujui strategi keamanan Rusia hingga 2020 dimana menempatkan CSTO sebagai mekanisme kunci menangkal tantangan dan ancaman militer regional.
Anggota CSTO terdiri dari Kazakhstan, Kyrgyzstan, Russia, Uzbekistan dan Tajikistan telah bersepakat membuat pasukan reaksi cepat yang terdiri dari unit-unit militer kelima negara tersebut pada 14 Juni.
Saat ini, Rusia mengoperasikan pangkalan udara di kota Kant, lebih dari 20 kilometer diluar ibu kota Kyrgyzstan Bishkek. Rusia menempatkan 400 personil dari Satuan Udara ke-5 Angkatan Darat Rusia, mengoperasikan pesawat tempur Su-25 Frogfoot dan helikopter angkut militer Mi-8.
Pada 7 Juli, Presiden Kyrgyzstan Kurmanbek Bakiyev telah menandatangani persetujuan penggunaan pangkalan udara Manas oleh Amerika Serikat untuk tempat transit pasukan dan perbekalan yang akan ke Afghanistan.
RIA Novosti/@info-terkumpul
TNI Gelar Bakti Kesehatan di Lebanon
29 Juli 2009 -- Tim medis Yonif Mekanis TNI Konga XXIII-C menggelar bakti kesehatan di daerah tanggungjawab operasi Indobatt yang meliputi 13 desa di Lebanon Selatan, Rabu (29/7/2009). Kegiatan ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan kesehatan, karena keterbatasan sarana medis di desa-desa tersebut. (Foto: Puspen TNI)
Dephan: Pengadaan Kapal Selam Ditunda
Kapal selam AL Brazilia Tupi S30 dari kelas U-209/1400 berbobot 1440 ton. (Foto: DID)
29 Juli 2009, Jakarta -- Departemen Pertahanan menyatakan, pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI Angkatan Laut akan ditunda sampai 2011, karena keterbatasan anggaran pemerintah.
"Meski ada rencana kenaikan anggaran pertahanan pada APBN 2010 sebesar 20 persen, namun itu masih belum memadai untuk pengadaan alat utama sistem senjata seperti kapal selam dan pesawat tempur baru. Kenaikan anggaran masih diprioritaskan untuk pemeliharaan," kata Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Mersekal Muda TNI Eris Herryanto di Jogjakarta, Rabu.
Dikonfirmasi ANTARA di sela-sela peringatan Hari Bakti ke-62 TNI Angkata Udara, ia mengatakan, pembahasan pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI AL untuk sementara dihentikan menyusul kebijakan pemerintah untuk menunda pengadaan alat utama sistem senjata strategis baru.
Kapal selam AL Iran dari kelas Kilo. (Foto: DID)
"Bagi para negara produsen yang telah memasukkan proposalnya, kami terus lakukan kajian dan pendalaman dari mana Indonesia akan mengadakan, tetapi belum akan segera direalisasikan pengadaannya hingga 2011," tutur Eris.
Indonesia sebelumnya telah membuka tender bagi pengadaan dua kapal selam baru pada 2010-214. Untuk pengadaan kapal selam TNI AL ada beberapa negara yang menjadi pilihan seperti Jerman (U-209), Korea Selatan (Changbogo), Rusia (Kelas Kilo), dan Perancis (Scorpen).
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, pihaknya telah melakukan kajian mendalam untuk spesifikasi kapal selam yang dibutuhkan sesuai tingkat ancaman yang akan dihadapi.
"Hasil kajian berupa spesifikasi teknik (spektek) dan operation requirement/opsreq (kebutuhan operasi) kepada Departemen Pertahanan (dephan) untuk kemudian ditentukan dari negara mana kapal selam itu diadakan. Jadi, kita tidak mengajukan merk atau negara mana. Hanya spektek dan opsreq. Dari negara mana, bukan masalah yang penting kemampuan tempurnya," ujarnya.
ANTARA News
29 Juli 2009, Jakarta -- Departemen Pertahanan menyatakan, pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI Angkatan Laut akan ditunda sampai 2011, karena keterbatasan anggaran pemerintah.
"Meski ada rencana kenaikan anggaran pertahanan pada APBN 2010 sebesar 20 persen, namun itu masih belum memadai untuk pengadaan alat utama sistem senjata seperti kapal selam dan pesawat tempur baru. Kenaikan anggaran masih diprioritaskan untuk pemeliharaan," kata Dirjen Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Mersekal Muda TNI Eris Herryanto di Jogjakarta, Rabu.
Dikonfirmasi ANTARA di sela-sela peringatan Hari Bakti ke-62 TNI Angkata Udara, ia mengatakan, pembahasan pengadaan dua kapal selam baru bagi TNI AL untuk sementara dihentikan menyusul kebijakan pemerintah untuk menunda pengadaan alat utama sistem senjata strategis baru.
Kapal selam AL Iran dari kelas Kilo. (Foto: DID)
"Bagi para negara produsen yang telah memasukkan proposalnya, kami terus lakukan kajian dan pendalaman dari mana Indonesia akan mengadakan, tetapi belum akan segera direalisasikan pengadaannya hingga 2011," tutur Eris.
Indonesia sebelumnya telah membuka tender bagi pengadaan dua kapal selam baru pada 2010-214. Untuk pengadaan kapal selam TNI AL ada beberapa negara yang menjadi pilihan seperti Jerman (U-209), Korea Selatan (Changbogo), Rusia (Kelas Kilo), dan Perancis (Scorpen).
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno menyatakan, pihaknya telah melakukan kajian mendalam untuk spesifikasi kapal selam yang dibutuhkan sesuai tingkat ancaman yang akan dihadapi.
"Hasil kajian berupa spesifikasi teknik (spektek) dan operation requirement/opsreq (kebutuhan operasi) kepada Departemen Pertahanan (dephan) untuk kemudian ditentukan dari negara mana kapal selam itu diadakan. Jadi, kita tidak mengajukan merk atau negara mana. Hanya spektek dan opsreq. Dari negara mana, bukan masalah yang penting kemampuan tempurnya," ujarnya.
ANTARA News
Langganan:
Postingan (Atom)