Senin, 15 November 2010

RI–China Jajaki Kerja Sama Produksi Rudal

Rudal C-705 pertama kali ditampilkan pada publik di China International Aviation & Aerospace Exhibition ke-7 di Zhuhai, Provinsi Guangdong pada 4-9 November 2008. TNI AL berminat mengakuisisi rudal C-705 karena lebih ringan, akan ditempatkan di kapal patroli cepat 43 meter yang dalam pengerjaan di Batam.

15 November 2010, Jakarta -- Indonesia menjajaki kerja sama produksi peluru kendali (rudal) dengan Republik Rakyat China. Pemerintah telah menawarkan kerja sama tersebut dalam pameran pertahanan beberapa hari lalu.

“Misalnya pengadaan misil C 802 dan C 705. Kalau mau perbanyak, kenapa tidak dibangun di Indonesia saja,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kementerian Pertahanan kemarin. Purnomo mengatakan, kebutuhan akan rudal jenis tersebut cukup besar untuk ditempatkan di kapal-kapal perang milik TNI Angkatan Laut. Penjajakan kerja sama ini selaras dengan strategi pembangunan industri pertahanan.

Menurut Purnomo, pengadaan alat utama sistem persenjataan yang belum dapat diproduksi di dalam negeri sedapat mungkin diupayakan transfer teknologi untuk meningkatkan content lokal dan substitusi impor. “Yang belum bisa untuk dalam negeri, kita akan joint production dulu pelan-pelan kemudian kita dapat lisensi jadi kita ingin yang kita impor itu kita substitusi pelan-pelan sehingga impornya berkurang,local content-nya naik, pada suatu saat nanti kita bisa ekspor,”katanya.

Namun, lanjut Purnomo, kerja sama produksi bersama rudal tersebut belum dapat dipastikan dalam waktu dekat karena masih cukup banyak tahapan yang harus dijalani.“ Tentunya China pun masih hitung-hitungan investasinya akan seperti apa,”ujarnya. Ketika ditanyakan peningkatan kerja sama militer dengan China apakah muncul tekanan dari negara- negara tertentu,Purnomo menegaskan, Indonesia menjalin kerja sama berdasarkan prinsip bebas aktif.

“Kita lakukan kerja sama militer kepada siapa saja. Prinsip kita million friends zero enemy. Dan saya kira mereka juga mengapresiasi cara-cara kita itu,”ujarnya. Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menambahkan, pihaknya telah mengirimkan tim untuk melihat fasilitas pendidikan dan latihan pasukan khusus di negara itu.

Kerja sama antarpasukan khusus TNI dan militer China itu bisa dilakukan dalam berbagai bentuk diantaranya latihan bersama atau pendidikan perwira. “Kerja sama pasukan khusus antara militer Indonesia dan China juga menyangkut kerja sama pemberantasan terorisme,” katanya.

SINDO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar